Chapter 46.

3.2K 442 60
                                    

I'M DOING A DOUBLE UPDATE TODAY BECAUSE YOU GUYS DESERVES IT SO MUCH!!

& ANGGAP INI PERMINTAAN MAAF KARENA GUE SLOW UPDATE BANGET :((

________________________

Aku tidak tau kemana aku berlari. Aku berada di dalam kekacauan yang membutakan. Jari-jariku telah menarik pelatuknya, aku merasakan daya dorong dari peluru yang terlepas, dan tiba-tiba terdapat lubang berdarah di lutut Norman. Itu semua terjadi sangat cepat, sangat tiba-tiba, bahkan sampai sekarang aku masih belum dapat mengingatnya dengan jelas.

Namun dia tidak terbunuh. Jadi aku harus berlari dari suara tembakan dimana akan banyak penjaga mengarah kesana. Kelihatannya itu adalah pilihan terbaik yang aku miliki. Bagaimana pun juga, sekarang aku berlari sendirian di lorong gelap. Ya, aku masih memegang senjatanya, tapi aku sangat tidak ingin menarik pelatuknya lagi.

Jadi aku terus berlari, mataku melirik-lirik sekitar untuk mencari Harry di kegelapan. Aku berharap aku bisa menariknya ke lemari kecil itu bersamaku. Kami dapat duduk bersama disana selagi aku menunggunya untuk bangun. Namun jarak dari ke ruangan kecil itu cukup jauh dan para penjaga sudah berlari menuju kami; jadi tidak mungkin aku bisa membawanya bersamaku tanpa tertangkap penjaga. Jadi aku hanya berlari dan percaya pada Harry, seperti yang dia bilang.

Tetapi dia juga menyuruhku untuk tetap berada di ruang persediaan tersebut, yang mana tentunya aku gagal melakukan itu, sekarang aku malah berada di koridor institut.

Debar jantungku belum berkurang namun makin meningkat saat aku menyadari bahwa aku benar-benar sendirian. Aku tidak tau dimana Harry atau apakah dia sudah bangun, jadi yang dapat aku lakukan hanya mencariya. Sendirian.

Aku dengan panik menengok-nengok setiap tempat untuk mencarinya, menyadari bahwa ini adalah pertama kalinya aku harus menghadapi horor di tempat ini sendirian. Semenjak Harry datang ke tempat ini, aku percaya padanya, walaupun dulu aku belum sadar. Harry telah menjadi tamengku, meletakan beban berat Wickendale di pundaknya selagi pundak-ku tidak terbebani. Dia sudah melalui ruang isolasi, dicambuk, dan bahkan di terapi kejut listrik dan yang dapat aku lakukan hanya menyaksikannya. Tapi sekarang aku tidak memiliki perlindungan apapun, hanya senjata di tanganku.

Lalu tiba-tiba ada yang berubah. Dari kejauhan aku dapat mendengar seseorang datang. Suaranya terdengar jauh, tetapi makin mendekat. Seseorang sedang menuju koridor. Agar aku tidak dapat terlihat, aku mengumpat di balik dinding belokan. Di depanku terdapat balai dan di sebelahku terdapat pintu besar. Ini cukup untuk menyembunyikanku.

Aku diam seraya aku mendengarkan, mencoba untuk menebak suara apa itu. Suaranya tidak terdengar seperti seorang penjaga. Tidak ada suara kunci yang berderik dan langkah kakinya terlalu lambat. Tetapi orang ini tidak terdengar seperti seorang pasien juga. Tidak ada suara langkah kaki yang berbeda dan tidak ada gumaman aneh atau nafas berat yang biasanya terdengar dari seorang pasien.

Malahan aku mendengar suara seretan. Seperti seseorang sedang menyeret tubuh orang pingsan, pakaian dan sepatu dan kulit manusia terseret di lantai.

Harry.

Tidak, itu bukan dia. Tidak mungkin itu dia. Karena jika suara yang aku dengar adalah tubuh seseorang, maka pasti ada orang kedua yang menyeretnya. Dan aku tidak mendengar orang kedua tersebut. Tidak ada langkah kaki. Hanya suara seretan yang aneh. Dan suara itu terdengar makin dekat. Aku menempelkan punggungku ke dinding dan meletakan tanganku di sebelah, mencoba untuk tidak terlihat. Orang ini makin mendekat sekarang, dan dia mungkin dapat melihatku dalam beberapa detik. Aku memastikan tas kami masih di pundak-ku dan pistol masih di tanganku, genggamanku mengerat.

Dengan cepat suara itu berada sangat dekat, aku yakin jika dia melangkah lagi, aku akan terlihat. Tapi tiba-tiba suara tersebut terhenti. Orang itu berhenti berjalan, tepat disebelahku. Aku menahan nafasku dan memaksa tubuhku untuk tetap diam. Aku mendengarkan. Namun yang ada hanya kesunyian, bahkan tidak ada suara nafas orang lain di udara. Tidak ada apa-apa. Hanya ada aku dan siapapun orang ini. Aku dapat merasakannya, aku merasakan keberadaan seseorang. Dan aku merasa jika aku bergerak, aku akan ketahuan.

Psychotic (Indonesia Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang