2.b

152 6 0
                                    

Drrttt

Dafa membuka pesan gambar itu, dan terlihat Seli yang sedang tidak sadarkan diri. Dua detik berikutnya, sebuah pesan masuk.

Lo liatkan? Gue udah bilang sebelumnya sama lo, gaada yang bisa miliki dia termasuk lo, Bocah!!

Brengsek

"dimana lo bajingan?" ucap Dafa dengan penuh emosi saat sambungan telepon tersambung dengan seseorang. "jangan pernah lo sakitin dia sedikitpun. Dan jangan pernah lo nyentuh dia seujung jari pun, kalo lo berani ngelakuin itu semu. Abis lo sama gue anjing" mata Dafa memerah, Dafa benar-benar emosi. Dafa mengepalkan kuat-kuat tanganya.

"haha, lo lupa ya Daf. Seli itu mantan gue sob, jadi gue berhak dong nyentuh dia. Toh dia udah pernah jadi milik gue. Gue ga takut sama ancaman basi lo itu Daf"

"kalo lo bukan banci, kasih tau gue lo dimana anjing" Dafa benar-benar sangat emosi. Rasanya Dafa ingin segera menghabisi seseorang diseberang sana.

"gue di gedung yang ada di deket sungai. Pastiin kalo lo datang sendiri, abis lo sama gue"

Sambungan terputus, Dafa segera mencabut infusan di tangannya dengan kasar, ia tidak merasa sakit sedikitpun meskipun tanganya saat ini mengeluarkan banyak darah. Ia segera mencari kunci motonya dan segera meninggalkan Rumah Sakit itu dengan mengendarai motonya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Brakk

Pintu didobrak Dafa saat ia sampai dan berhasil menemukan dimana tempatnya. Terlihat seli yang duduk dengan tangan diikat kebelakang kursi. Seli terlihat sangat ketakutan saat mengetahui ini semua ulah Diyo, mantan pacar Seli. Dafa tersenyum memandang Seli, Dafa tau persis jika seli benar-benar ketakutan saat ini. Dafa menghampiri Seli dan segera memeluk tubuh kecil yang bergetar itu.

"tenang baby, ada gue disini. Gue bakal jagain. Gaperlu takut okay?" Dafa mengusap lembut rambut milik Seli.

Prok prok prok

Suara tepuk tangan itu mampu membuat emosi Dafa naik kembali, ia segra menghampiri Diyo yang saat ini duduk santai di kursi yang tidak jauh darinya.
Belum sempat Dafa menghabisi Diyo, beberapa orang suruhan Diyo keluar.

Bugh

Suara keributan dan suara pukulan terdengar diruangan minim cahaya itu. Dafa berusaha menghabisi orang-orang itu walaupun satu banding 12 orang. Dafa berhasil mengalahkan orang suruhan Diyo itu, tapi nasib buruk sepertinya sedang memihak ke Dafa. Beberapa orang suruhan Diyo itu berhasi mengunci Dafa, sebagianya lagi segera menghajar Dafa dengan habis-habisan.

Diyo berdiri dari kursinya dan menghajar Dafa, bahkan tidak tanggung-tanggung diyo menggunakan kayu untuk memukul Dafa. Luka bekas tusukan itu kembali mengeluarkan darah saat Diyo memukul beberapa kali dibagian perut Dafa. Mulut Dafa mengeluakan darah saat Diyo menginjak dada Dafa, Dan wajahnya kini babak belur. Bahkan, kepala Dafa mengeluarkan banyak darah saat Diyo memukulnya dengan botol minuman hingga botol itu pecah saat berbenturan dengan kepala Dafa.

Saat ini, Dafa benar-benar tidak bisa melakukan apapun lagi, ia benar-benar telah kalah dari Diyo, Dafa benar-benar sudah tidak berdaya lagi, kesadaranya hilang saat itu juga.

Bughh

Terdengar kembali suara keributan saat teman-teman Dafa datang dan mereka berhasil mengalahkan Diyo beserta suruhanya itu meskipun terlambat, sangat terlambat. Jangan tanyakan jika Dafa memberi tahu teman-temanya untuk datang, Dafa tidak pernah melakukanya karena Dafa benar-benar menepati omonganya jika ia datang sendiri. Teman-temanya bisa mengetahui itu saat mereka ingin menemui Dafa tapi ternyata Dafa pergi dan teman-temanya segera mengikutinya, walaupun terlambat karena kemacetan yang tiba-tiba karena disebabkan oleh kecelakaan.

"Daf bangun Daf, lo harus kuat. Lo harus bertahan Daf, gue sayang lo. Jadi gue mohon, lo harus bertahan" Seli menangis melihat Dafa seperti ini, tidak peduli baju yang ia pakai dipenuhi banyak darah karena saat ini ia sedang memangku kepala Dafa yang banyak mengeluarkan darah.


T I M ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang