Tangan, tubuhmu, dirimu, kehangatanmu yang dulu lebih panas dari khatulistiwa lenyap semuanya.
Janji yag pernah kita buat bersama, lenyap entah kemana seiring berjalanya waktu.
.
Dafa berada di Club, ia telah menghabiskan minuman berbotol-botol. Hatinya benar-benar buruk. Asal kalian tahu, apapun yang terjadi dan seberat apapun yang terjadi, Dafa tidak akan sampe berlari ke minuman.
Biasnya ia akan berlari kearah Seli, mencurahkan semua isi hatinya, mengeluarkan semua bebanya, dan melepaskan masalahnya, karena Seli sangat bearti bagi Dafa, Seli segalanya bagi Dafa. Namun, sekarang, tempat pelarianya itu sudah meninggalkanya.
Dafa itu baik, ia tidak tau dengan dunia kejam diluaran sana karena Dafa hanya fokus dengan dunianya sendiri, ya dunianya adalah Seli. Tapi sekarang, kenyataanya Dafa benar-benar sudah berubah. Ia bukanlah seorang Dafa yang dulu, melainkan seorang Dafa yang sekarang, Dafa yang lahir kembali menjadi Dafa yang.. entahlah.
Dunianya saat ini, Club. Bukan lagi Seli, tempat sandaranya saat ini, seorang wanita yang menjadi pelayan di Club tersebut bukan lagi Seli. Semuanya berbalik dengan keadaanya dulu, itu semua hanya karena waktu, semuanya berubah banyak seiring berjalanya waktu.
Jika boleh memilih, Dafa ingin memberhentikan waktu disaat Dafa masih bersama dengan Seli, disaat Dafa masih berteman dekat dekat dengan Aldo, disaat Dafa bersama keluarganya yang utuh dua tahun lalu, ya karena dua tahun lalu, ibunda Dafa masih bersamanya, jika saja kecelakaan itu tidak terjadi, kecelakaan yang membuat Dafa kehilangan ibundanya untuk selamanya, mungkin, saat ini Dafa masih bersama dengan ibundanya.
----
Cinta mampu membuat seseorang berubah. Entah itu membawa ke perubahan yang baik, atau pun membawa ke perubahan yang buruk.
.
Seorang gadis mendekati Dafa, ia kemudian duduk disamping Dafa yang saat ini hanya memutar-mutarkan gelas minumanya diatas meja. Dafa hanya memandangi gadis itu dengan sinis. Bukannya takut, gadis itu malah semakin mendekatkan dirinya pada Dafa, ia kemudian mengalungkan tanganya di leher Dafa. Dafa mulai mendekatkan wajahnya kearah gadis itu, Dafa mencium gadis itu dengan penuh nafsu. Cukup lama, dan gadis itu hanya menikmati setiap apa yang dilakukan oleh Dafa kepadanya.
.
Dafa keluar dari Club itu dengan sempoyongan, ia benar-benar telah dikuasai oleh alkohol.
Sebejad-bejadnya Dafa sekarang, ia tidak akan berani kalo sampe merusak perempuan. Ia tidak akan berani bermain dengan perempuan sampai berakhir diatas kasur, Dafa akan berusaha keras untuk menahan dirinya.
Buktinya ia bisa menahan diri pada gadis yang sedang bermain denganya tadi. Gadis itu mencoba membawa Dafa ke apartemen, tapi Dafa berusaha keras agar tetap sadar walaupun sebagian besar ia benar-benar telah mabuk, ia meninggalkan gadis itu setelah memberikanya uang.
Bruk
Seseorang terjatuh dengan pantat yang terlebih dahulu mencium aspal jalanan, sememntara Dafa mengendalikan dirinya agar tidak terjatuh da terus berjalan menghiraukan gadis yang ditabraknya.
"anjir bukanya bantuin berdiri, malah nyelonong gitu aja. Sialan"
Pluk
Sebuah high heelmelayang dengan indahnya dan tepat mendarat dikepala Dafa dan membuat pria itu mengaduh kesakitan dan tidak lama pria itu ambruk.
"oh my god, dia ga mati kan? Gue ga kenceng-kenceng amat lemparinya ko"
"Woy bangun woy" ucapnya menendang-nendang tubuh Dafa berniat untuk membangunkanya.
"Jangan so drama deh pura-pura mati segala" gadis itu kembali menendang tubuh Dafa dengan lebih keras lagi.
OH MY GOD!!
KAMU SEDANG MEMBACA
T I M E
Teen FictionPada dasarnya, semua yang kita harapkan belum tentu terjadi seperti yang kita harapkan. . Tak peduli seberapa jauh aku berusaha menggapaimu, kamu hanyalah sebuah mimpi bagiku. Mimpi yang sulit untukku gapai, karena kamu hanya sebuah ilusi yang hadir...