4

465 42 0
                                    

"Perkemahan? Perkemahan apa yang kau maksud?" tanya Jean sambil berusaha tidak menatap ke bawah.

"Blasteran. Perkemahan khusus untuk anak - anak seperti kita." jelas gadis berambut coklat di sampingnya.

"Kita?" ia terdiam sejenak, lalu melanjutkan, "Maksudmu demigod?"

Gadis itu mengangguk. "Yup. Oh, ya, omong - omong. Aku Piper." 

Jean merasa tidak asing dengan nama itu. Kalau tidak salah, sih, Annie pernah bercerita mengenai dirinya saat sedang di perpustakaan. Itu adalah pengalaman yang tidak pernah mau diingatnya.

"Kau, kau Piper yang itu bukan? Yang bernama belakang McLean?"

"Bagaimana kau tahu? Apa kau-Oh! Berpeganganlah! Kita akan mendarat!" sebelum Piper menyelesaikan kalimatnya, dia keburu berteriak dengan keras.

Kedua kuda itu menukik tajam ke arah bawah. Jean menutup matanya dan berteriak - teriak serta berdoa agar ia tidak mati. Lucu saja kalau kau mati sambil menunggangi kuda bersayap. Itu salah satu cara yang tidak elit untuk mati.

Walau begitu, ternyata mereka mendarat dengan selamat di atas tanah. Rupanya, kedua kuda itu adalah kuda yang handal!

Jean melihat - lihat ke sekelilingnya. Ia menangkap indahnya pemandangan dari atas bukit tempat ia mendarat. Ini sungguh tidak mungkin. Aku pasti bermimpi, ucapnya dalam hati. Kalau beberapa saat yang lalu ia tak percaya dengan keberadaan Perkemahan Blasteran, sekarang ia meragukan pemikirannya. Tapi, tetap saja. Rasanya ada yang mengganjal.

Dia baru saja akan menanyakan Piper tentang itu, namun Piper langsung menggandeng dan mengarahkannya untuk bertemu Chiron. Tunggu, Chiron?

Banyak sekali pertanyaan yang ada di dalam kepalanya, seperti dimana Annie? atau apakah disini ada toilet?

"Kau Piper McLean. Bagaimana mungkin?" ucapnya bingung.

"Yeah. Memang kenapa?"

"Tidak. Hanya saja, bukankah kau hanya karakter dari sebuah novel? Aku tidak tahu jika kau dan teman - temanmu itu nyata."

Piper terlihat berpikir.

"Karakter novel?" lalu dia mengangkat bahu. "Aku tak tahu tentang itu. Tapi, ya, aku nyata."

Jean hanya mengangguk dan tak menanyakan yang lainnya. Ia memutuskan menyimpan pertanyaan yang ada di kepalanya untuk nanti saja.

Perkemahan itu terlihat ramai. Banyak pekemah yang lalu lalang dan sesekali menatap Jean dengan tatapan oh-anak-baru-ya. Di dalam perkemahan itu juga ada rumah - rumah kecil yang bermotif berlainan, seperti menandakan sesuatu. Segelintir pekemah juga ada yang berada di lapangan untuk adu pedang. Jean penasaran apakah itu pedang asli atau hanya mainan yang biasa ia gunakan untuk akting? Kalau iya, wah, itu sangat menakutkan.

Tiba - tiba, di belakang mereka, ada seseorang yang menepuk pundak Piper dan menyapanya.

"Anak baru?" tanya pemuda itu ke Piper.

"Yep." Piper tersenyum, lalu seakan ia tersadar akan sesuatu, " Astaga! Aku sampai lupa menanyakannya! Siapa namamu?"

"Jeanice. Panggil saja Jean." jawab Jean sambil sedikit tersenyum.

Jean melihat pemuda di depannya. Pemuda dengan kaus oranye seperti kaus yang saat ini dipakai Piper. Ia memiliki rambut hitam pendek dengan mata biru kehijauan yang menurut Jean cukup keren. Dia juga memakai kalung aneh bermanik - manik di lehernya. Di tangannya, ia memegang sebuah bolpoin berwarna hitam.

"Percy.. Jackson?" tebak Jean.

Ketara sekali pemuda itu terperangah dan menatap Piper.

"Kau memberitahu Jean?" Piper menggeleng. Tatapan Percy kembali menuju dirinya.

"Lalu, kau tahu dari mana?"

"Annie, temanku. Dia memberitahuku segalanya tentang hal - hal yang dia sukai. Termasuk kau, teman - temanmu, para dewa - dewi Yunani, dan para raksasa karena ia sangat menyukai novel yang dibuat Rick Riordan tentang kalian." jelas Jean panjang lebar.

Percy mengangguk - angguk. "Aku tidak tahu ada novel tentang kami."

"Yah, aku bahkan tidak tahu kalau kalian nyata." Jean meringis.

"Baiklah Percy. Aku harus mengantar Jean ke tempat Chiron. Ayo, Jean."

Percy sontak langsung mengerti. Ia melambaikan tangan dan berlari ke arah lapangan tempat di adakannya adu pedang. Piper mengajak Jean untuk melewati ladang stroberi dan menuju ke sebuah rumah bercat coklat tua yang lumayan besar.

Jujur saja, Jean masih merasa kalau ini semua tidaklah nyata. Mulai dari Perkemahan Blasteran, karakter novel yang ternyata benar - benar ada, monster yang dilawannya di dekat jurang, juga dua kuda bersayap bernama Blackjack dan Porkpie. 

Jean tidak tahu apa yang akan dilakukannya saat bertemu Chiron nanti. Mungkin, ia bisa bertanya apakah ia gila dan dimana Annie berada. []




Seriously?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang