Honeymoon

2.9K 192 11
                                    

WARNING !!!
17th+
Sorry kalo gaje, belom pengalaman jadi gatau apa aja yang harus ditulis. Wkwk.. Seperti biasa cuma minta imbalan vote and comment nya aja kok. Hehehe.

Check This Out »»»»

"Bismillahirahmanirahim... Sayang... Aku... Aku udah siap " bisik Yuki gugup tepat ditelinga Stefan..

Hati Stefan serasa bergetar, darahnya berdesir cepat mengalir disetiap nadinya.
Ia melepaskan pelukannya dan menatap Yuki lekat. Terlihat ketulusan dibola mata indah istrinya itu.
"Kamu yakin?" Tanya Stefan pelan tepat didepan wajah Yuki.
Yuki hanya mengangguk dan terus menelusuri wajah Stefan yang terlihat putih bersih, sangat tampan.
Yuki mendekatkan wajahnya pada Stefan dan perlahan membuka sedikit bibirnya, segera Stefan menyambutnya. Dan kali ini Stefan mengunci bibirnya sangat lama membuatnya sedikit susah untuk bernafas. Sentuhan itu terasa sangat lembut dan membuat bibirnya basah.
Seketika rasa hangat menjalari seluruh tubuhnya. Stefan menarik wajahnya, mengusap bibir Yuki yang basah karena ciumannya tadi menggunakan jarinya. Perlahan ia menyingkap rambut panjang Yuki ke belakang, membelai lembut leher Yuki yang nampak putih mulus itu dengan tangannya dan menenggelamkan wajahnya pada leher jenjang itu. Yuki merasakan jantungnya berdegup sangat cepat, darahnya mengalir berdesir-desir dari ujung kepala hingga pangkal kakinya. Seketika tubuhnya langsung lemas.
Ia merasakan tangan Stefan menopang pinggangnya.

"I love you" ucap Stefan sesaat setelah menarik wajahnya.
"Love you too" balas Yuki, ia menggenggam erat jemari Stefan dan meremas kuat sprei tempat tidurnya. Ia kemudian memejamkan matanya, terlihat bulir bening menetes dari sudut matanya. Sebuah kebahagian yang tak lagi dapat digambarkan melalui sebuah senyuman..
Hanya kebisuan yang menjadi saksi cinta mereka malam itu.

****
Mentari pagi kota paris mulai menyelusup disetiap fentilasi kamar tempat Stefan dan Yuki menginap. Mengalirkan sedikit kehangatan dipagi yang cerah itu.
Stefan perlahan membuka matanya, menoleh kesamping kemudian tersenyum mendapati Yuki yang masih tertidur pulas. Ia begitu menikmati wajah polos Yuki yang tanpa make-up sedikitpun dengan rambut yang berantakan. Wajahnya nampak berkilau alami oleh paparan sinar matahari, nampak begitu seksi dimatanya pemandangan yang sangat indah. Ia memainkan rambut hitam Yuki dengan jari-jarinya, sesekali ia meniup-niup wajah istrinya itu hingga Yuki terbangun.
"Good morning Putri Keong" salam Stefan kemudian mencium pipi Yuki saat Yuki mulai membuka matanya.
"Kamu udah bangun?" Tanya Yuki yang masih menyipitkan matanya. Ia menatap jelas wajah Stefan disampingnya, kemudian memeluk Stefan.
"Thanks for last night, my lovely wife.." bisik Stefan, kata-kata Stefan itu menyentil hatinya seketika ia teringat kejadian semalam, masih terasa benar setiap sentuhan demi sentuhan diseluruh tubuhnya. Dan seketika senyum mengembang diwajahnya.
"Aku mandi dulu yah"
Yuki segera beranjak dari tempat tidurnya namun dengan cepat Stefan meraih pinggangnya dan menarik mendekat ketubuhnya. Ia berkali-kali menciumi wajah Yuki. Yuki hanya pasrah, sesekali ia membalas dengan balik mencium Stefan.
"Sayang terus aku mandinya kapan kalo kamu begini terus?" Yuki mengusap-usap lembut wajah Stefan yang berkeringat. Stefan tak menjawab, dia hanya tersenyum menatap Yuki.
"Kamu kenapa sih? Ko ngeliatinnya kaya gitu" heran Yuki mengerutkan keningnya.
"Aku suka deh ngeliat kamu kaya gini, kamu cantik banget" ucap Stefan sambil merapihkan rambut Yuki yang nampak berantakan.
Yuki memanyunkan bibirnya,
"Masa aku kucel kaya gini dibilang cantik. Bokng nya ketauan banget deh, nih rambut aku aja acak-acakan gii...." Tak sempat lagi Yuki meneruskan katanya karna Stefan telah membungkam bibirnya dan tak memberi ruang sedikitpun untuk dia mengucapkan kata. Ia hanya mengikuti gerak bibir Stefan. Berkali-kali dan bergantian mereka saling berpagutan dan sesekali Yuki mendorong Stefan paksa karena terasa kehabisan nafas.
Sentuhan-sentuhan dimalam itu kembali terjadi.
Mereka kembali tenggelam dalam indahnya rasa cinta itu.

*****
Yuki perlahan membuka matanya, ia melirik pintu yang terbuat dari kaca besar yang menghubungkan ke balkon kamarnya, hari nampak sudah mulai petang. Ia melihat jam yan sudah menunjukkan pukul 5pm. Ia menoleh kesamping, melihat Stefan yang masih tertidur. Nafasnya terasa membelai hangat wajahnya. Ia kembali tersenyum dan menutup matanya, meraba pelan wajah, bibir hingga lehernya merasakan jejak-jejak sentuhan lembut yang masih membekas disekujur tubuhnya itu.
"Sayang bangun udah sore. Kamu ga laper?" Yuki coba menggoyang-goyangkan tubuh Stefan saat selesai mandi.
Tapi Stefan tak kunjung bangun...
"Ihh ngorok nya kenceng banget kaya bunyi kodok.. Hahahaha. Dasar Pangeran Kodokk jelekk" ledek Yuki sambil menarik-narik hidung Stefan agar lekas bangun. Stefan perlahan membuka matanya dan menggeliatkan tubuhnya membuang sisa-sisa kantuknya.
"Jam berapa sayang?" Tanya nya dengan nada malas.
"Udah mau jam 6 nih. Sana cepet mandi" jawab Yuki yang terlihat sedang mematut-matutkan dirinya dicermin. Stefan menghampirinya dan memeluknya dari belakang.
Ia mencium bahu Yuki yang menggunakan dress tanpa lengan itu.
"Steff, kita makan diluar yuk. Bosen dikamar mulu" ajak Yuki yang masih sibuk merapihkan rambutnya.
"Iya sayang, apa sih yang ngga buat kamu" balas Stefan yang menempelkan pipinya dipipi Yuki kemudian memandang wajah Yuki dari cermin kemudian menciumnya..
"Hihihi. Makasih pangeran kodok.." Yuki membalas mencium Pipi Stefan..
"Pangeran Kodok?" Heran Stefan mengerutkan keningnya..
"Iyaa.. Pangeran kodok.. Abis tadi kamu dibangunin susah banget malah ngoroknya kenceng banget lagi kaya bunyi kodok" ledek Yukii..
"Aku kecapean kali yaa ampe ngorok gitu.. Biasanya kan ga pernah..." ujar Stefan..
"Makanya jangan hoby ampe minta lagi tadi pagi. Huftt" balas Yuki memanyunkan bibirnya.
"Kamu juga ga nolakk sih, malah kamu yang semangatt gitu.. Hayooo" ledekan Stefan membuat Pipi Yuki merah karena menahan malu. Dan mengalihkan pembicaraan tersebut..
"Yaudah sana mandii.." Yuki berdiri dan mendorong Stefan ke kamar mandi..
"Heemm. Dasar Putri Keong, kalo lagi malu gini nih ngusir - ngusir.." balas Stefan menarik hidung mancung Yuki dan berlalu ke kamar mandi.

Selama 10 hari di perancis, banyak tempat yang mereka datangi. Mulai dari keliling kota dengan menaiki kapal pesiar menelusuri sungai seine. Sungai yang membelah antara paris utara dan paris selatan memang menjadi tempat favorite turis-turis yang datang ke paris.
Stefan dan Yuki terlihat menikmati pemandangan kota paris yang menawan sambil menaiki kapal mengarungi sungai seine yang indah itu. Pandangan Yuki terhenti pada sepasang suami istri yang duduk tak jauh darinya. Terlihat sang suami berjongkok memegang lutut sang istri yang sedang duduk. Pria itu menempelkan telinganya pada perut sang istri yang membesar kemudian tertawa.
Terlihat jelas gurat bahagia diwajah sejoli itu.
Stefan menyadari hal itu langsung memeluk Yuki.
"Kelak kamu juga akan seperti itu" ucapan Stefan terdengar sungguh menyejukkan hatinya.
Mereka juga mengunjungi
Pont des arts (jembatan gembok cinta) sebuah jembatan yang melintasi sungai seine. Dipagar-pagar jembatan itu tergantung gembok berwarna-warni dengan berbagai ukuran. Mitosnya pasangan yang mengunci gembok dengan inisial nama mereka maka cintanya akan abadi selamanya. Stefan dan Yuki pun iseng melakukan hal tersebut dengan memberi inisial 'Epam&Ikuy' digembok itu kemudian menguncinya dipagar dan melemparkan kuncinya di sungai seine.

Ke Paris terasa kurang sepertinya jika tak mengunjungi tempat yang satu ini.
La tour eiffel/menara eiffel sebuah menara kokoh menjulang tinggi itu terkenal sebagai icon kota paris.
Stefan dan Yuki pun menghabiskan malam terakhirnya di paris dengan menikmati keindahan menara eiffel. Dibawah menara kokoh nan indah ini Stefan membisikkan sesuatu kepada Yuki.
"Tidak pernah ada alasan untuk cinta tapi kamu adalah alasan dari setiap kebahagiaan yang tercipta. Kamu adalah lembar-lembar terpenting dalam kisah hidupku, bab terindah diantara semua kisah. You're my only reason to stay alive. Jadi jangan pernah pergi dari hidupku" Stefan memegang dagu Yuki dan menuntunnya mendekat kewajahnya, Stefan mencumbu bibir Yuki sangat lama dan berkali-kali. Mereka sesekali berhenti hanya untuk mengambil nafas dan kembali mengulanginya lagi. Menikmati suasana romantis kota paris.
"Dia selalu membuatku merasa sempurna. Selalu membuatku jatuh cinta kepadanya berkali-kali disetiap waktu" benak Yuki.

Our Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang