Operasi

2.7K 212 41
                                    

"Gombal mulu" Yuki menarik gemas hidung Stefan kemudian duduk sambil memeluk gulingnya.
"Daripada peluk guling mending peluk aku" goda suaminya, detik berikutnya ia membuang guling yang menghalangi tubuhnya untuk bersentuhan langsung dengan tubuh Istrinya.
Ia langsung melumat bibir Yuki tanpa permisi, menarik Yuki agar merapat ketubuhnya.
Yuki melingkarkan tangannya dileher Stefan, menyusupkan tangannya didalam kerah baju suaminya.
Stefan melepaskan ciumannya kemudian mengerlingkan matanya genit.
"Udah malem" bisik Yuki.
"Terus masalahnya apa?" Ujar Stefan nakal.
Mereka kembali bercinta ditengah malam itu, kembali larut dalam hasrat cinta yang tak pernah padam.

Hari terus berganti hari. Detik-detik waktu terus berjalan. Semua yang hidup terus bergerak. Matahari yang masih setia menghantarkan panas, pelangi yang tetap ada dibelakang sang hujan, bintang yang juga selalu setia berdampingan dengan bulan di langit kelam
Dan hari ini, seperti hari yang paling menyeramkan bagi Yuki. Hari ini akhirnya datang juga, siap tidak siap tapi keadaan yang memaksanya untuk siap. Tak ada pilihan lain, ia harus merelakan salah satu saluran indung telurnya diangkat. Organ yang sangat penting baginya sebagai seorang perempuan. Dia hanya bisa berpasrah, berharap ini pilihan yang memang tepat. Dia sangat ingin menyempurnakan kodratnya sebagai perempuan dengan segala keterbatasannya kini. Dan dia berharap datang keajaiban dari Allah, berharap belas kasih dariNya.

Yuki terbaring diatas ranjang disebuah ruang rawat inap rumah sakit sebelum menuju ruang operasi.
Terlihat Mama Twina yang selalu menemaninya, memberi semangat padanya. Ada juga 2 sahabatnya Chika dan Al. Chika pun selalu memberikan motivasi padanya, berusaha selalu membesarkan hatinya.

"Setelah ini semuanya akan baik-baik aja Yuk. Lo akan seperti ini kelak" ujar Chika seraya menuntun tangan Yuki menyentuh perutnya yang kini telah bersarang buah cintanya dan Al, Yuki mengangkat kedua sudut bibirnya.
Serta tak ketinggalan suaminya yang sedari tadi berdiri memperhatikannya, sedikit menjauh. Airmukanya terlihat lebih tegang dari Yuki.
Mungkin dia tak ingin mendekat karena takut malah akan menambah beban Yuki.

Setelah lumayan lama, datang seorang dokter dan dua orang perawat, pertanda sudah waktunya, Operasi siap dilaksanakan.
Stefan mendekati Yuki dan menggendong Yuki, menidurkannya diatas brangkar. Dia langsung meraih tangan Yuki, menautkan jari-jemarinya. menggenggamnya erat. Dia melempar seutas senyum sebisa mungkin karena tak mudah melakukannya disaat kondisi hati sedang luruh hancur seperti itu. Yuki menangkap kesedihan dari manik mata beriris coklat indah itu, ia kembali melempar senyum pada Stefan agar memberinya ketenangan.

Yuki berada diatas brangkarnya didorong menuju ruang operasi, Stefan berjalan disampingnya seraya ikut mendorong brangkarnya, sebelah tangannya tak lepas dari jemari Yuki. Yuki pun merasakan hatinya semakin berdegup kencang saat memasuki ruang operasi. Memasuki ruang bernuansa serba putih, suasananya senyap. Berbagai perasaan berkecamuk dihatinya. Terlihat beberapa dokter dan suster-suster yang akan membantunya. Berbagai peralatan sudah tersedia komplit,, berbagai macam alat bantu yang ia sendiri tak tau fungsinya untuk apa, benda-benda tajam yang siap mengobrak-abrik isi perutnya. Terlihat begitu mengerikan dipikirannya. Kepalanya tiba-tiba saja terasa begitu pusing.

Stefan masih menggenggam tangannya erat, setelah semua sudah siap dan dokter pun akhirnya memberi kode pada Stefan agar keluar dari ruang operasi.
Stefan menjatuhkan bibirnya di kening Yuki, mengecupnya hangat dan cukup lama seraya berbisik.
"Semua akan baik-baik saja putri keong sayang. Kamu janji, kamu harus berusaha bertahan. Demi kita. I love you" ucapnya mengakhiri pembicaraannya.
Stefan beberapa kali mencium punggung tangan Yuki, pelupuk matanya tak bisa lagi menahan airmata yang sudah menggenang sejak tadi. Tangannya membelai halus rambut Yuki kemudian tersenyum sebelum meninggalkannya. Stefan berjalan menuju pintu keluar dan tak lama ia hilang dari balik pintu itu.

Tak lama, sebuah jarum menusuk kulit Yuki, ada cairan yang menyatu bersama darahnya. Pandangannya perlahan kabur dan semakin lama menjadi semakin gelap, dan semua berakhir disitu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang