Im gonna miss u ma BestFriend, Al Ghazali

1.5K 155 7
                                    

Drrrrrt...Drrrrrtt..
Terasa getar handphone Stefan diatas meja samping tempat tidurnya. Yuki meraih handphone itu dan membaca nama yang berkedip dilayar.
"Ariel..??" gumamnya membaca nama dilayar itu..

Yuki berpikir sejenak dan akhirnya menjawab panggilan itu.
"Tut..tut..tuut" belum sempat ia menyapa, telepon sudah terputus dari sebrang sana.
"Yaah.. Udah mati duluan" Yuki menaruh kembali ponsel itu dan kembali merebahkan tubuhnya. Ia menatap langit-langit kamarnya, kepalanya terasa penat. Pandangannya menerawang jauh. Seperti memikirkan sesuatu tapi tidak tau apa sebenarnya yang sedang ia pikirkan, aneh.

Drrrt...Drrrtt...
Getaran handphone di dekat bantalnya membuyarkan lamunan Yuki. Kali ini handphonenya yang bergetar. Ia meraihnya dan membuka pesan yang masuk.
"Jeleek... Kangeen" seketika senyum mengembang diwajahnya begitu membaca isi pesan itu, ia begitu merindukan sapaan itu.
"Gue emang ngangenin :p" Ia kemudian menekan tombol send.
Wajahnya kembali ceria, sejak dia dan Stefan menikah, Al memang seakan menghilang dari hidupnya. Sahabat karib yang dlu selalu ada disampingnya, selalu jadi tempat berkeluh kesah kini seakan menjauh, terlebih lagi dia kini juga telah menikah dengan Chika.

Dari kejauhan, Stefan yang memperhatikan tingkah Yuki yang terlihat sangat ceria. Stefan mengerutkan keningnya heran melihat perubahan sikap Yuki.
Ia mendekati Yuki yang terlihat sedang sibuk dengan handphonenya dan ikut duduk disampingnya.
"Kamu kenapa sih sayang, seneng bangeg keliatannya" tanya Stefan seraya mencolek dagu Yuki.
"Hmm.." Yuki hanya bergumam singkat kemudian kembali sibuk dengan hp nya. Ia seakan lupa belum menjawab pertanyaan Stefan.
Raut muka Stefan kini berubah, ia terlihat kesal. Tanpa permisi ia merebut handphone Yuki dan membaca rentetan pesan dari Al. Ia kemudian melempar pelan hp Yuki di atas tempat tidur. Tanpa berbicara dan menatap kearah Yuki, ia beranjak pergi menuju balkon kamarnya. Yuki hanya mematung melihat kejadian tadi, ia baru menyadari perubahan sikap Stefan.

Yuki mendekati Stefan yang sedang berdiri di balkon.
Ia memeluk Stefan.dari belakang. Stefan hanya diam melihat Yuki memeluknya, ia sama sekali tak memberi respon.
"Sayang, kamu marah ya" tanya Yuki yang masih memeluk Stefan. Stefan hanya diam tak menjawab.
Yuki menarik Stefan agar menatapnya.
"Apaan sih" Stefan menepis tangan Yuki namun Yuki tetap meraih tangannya dan memegangnya erat.
Ia menatap Stefan, memperhatikan wajahnya lalu tertawa.
"Apaan sih ga ada yang lucu" dengus Stefan merasa kesal.
"Kamu tuh lucu tau ga, masa liat sms Al gitu doang cemburu" ucap Yuki masih menahan tawanya.
"Bodo" ujar Stefan singkat kemudian beranjak masuk. Ia merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur dan memejamkan matanya.

Yuki masih tersenyum melihat tingkah Stefan. Ia berjalan mendekati Stefan dan ikut duduk diranjang itu.
Stefan yang menyadari Yuki ada di sebelahnya, langsung merubah posisinya dengan membelakangi Yuki masih dengan mata terpejam tapi tidak tidur. Yuki kembali memeluk Stefan yang tidur membelakanginya, menaruh kepalanya diatas bahu Stefan.

"Sayang, aku tuh udah anggep Al kaya saudara aku sendiri. Masa kamu cemburu sih. Aku sayang sama dia, tapi sayang aku ke dia beda kaya sayang aku ke kamu" Yuki mengusap-usap rambut Stefan pelan. Stefan perlahan membuka matanya dan bangun dari tidurnya, menatap wajah Yuki.
"Lagian kamu tuh nyebelin banget tau ga, apaan tuh pake sms kangen-kangenan segala" ucap Stefan jelous.
Yuki tertawa mendengar ucapan suaminya itu.
"Iya sayang aku minta maaf ya udah buat kamu kesel" Yuki tersenyum manis pada Stefan.
Stefan mendekatkan wajahnya dan memegang dagu Yuki.
"Inget, ga boleh ganjen-ganjenan lagi. Kamu tuh cuma punya aku" ucapnya kemudian mencium kening Yuki.
Stefan kemudian beringsut kepangkuan Yuki. Ia hanya tersenyum dan mengusap-usap rambut Stefan.

---------
Keesokan harinya..
Sore itu Yuki terlihat menenteng beberapa belanjaan keluar dari sebuah mini market, ia berjalan sedikit terburu-buru. Tiba tiba seseorang menabraknya hingga terjatuh dan membuat beberapa belanjaannya tercecer.
"Sorry.. Sorry" ucap orang itu dan langsung membantu Yuki berdiri.
"Iya gapapa" Yuki tersenyum dan segera merapihkan kembali belanjaannya dan segera berdiri.
Orang itu mengulurkan tangannya dan tersenyum, wajahnya terlihat sangat cantik.
"Gue minta maaf" ujar wanita itu kemudian tersenyum.
Yuki pun menyambut jabatan tangan orang itu.
"Okee" ucap Yuki singkat sambil tersenyum manis dan bergegas meninggalkan perempuan itu.

Wanita itu kembali meneruskan langkahnya namun langkahnya tertahan. Ia melihat sesuatu yang ia injak. Sebuah dompet, ia mengambilnya dan berpikir sejenak. Ia langsung ingat dengan orang yan tadi ia tabrak.
"Heii tunggu..." Teriak perempuan itu berusaha memanggil Yuki. Ia berusaha mengejar namun langkahnya kalah cepat, Yuki telah pergi dengan taksi.
Tanpa pikir panjang ia segera menuju mobilnya dan menancap gas dengan kecepatan tinggi mengejar taksi yang ditumpangi Yuki, mengikuti taksi itu.
Tak lama ia berhenti disebuah rumah berbarengan dengan berhentinya taksi itu.

"Hei.. Tunggu" ucap perempuan itu, setengah berlari ia mendekati Yuki.
"Lo? Bukannya yang tadi nabrak gue yah?" Tanya Yuki terlihat heran melihat perempuan itu sekarang ada dihadapannya. Perempuan itu hanya tersenyum kemudian menyodorkan sebuah dompet.
"Nih, punya lo kan? Tadi jatoh kayanya pas tadi kita tabrakan" ucapnya ramah.
"Yaampun,, makasiih ya lo baik banget" ucap Yuki yang refleks memeluk perempuan itu.
"Ayo masuk dulu" ajak Yuki namun perempuan itu menggeleng.
"Maaf ya, lain kali aja. Gue buru-buru banget" perempuan itu menolak halus ajakan Yuki.
"Sebentar aja,, Oia nama lo siapa?" Tanya Yuki
"Ariel" perempuan itu tersenyum manis kepada Yuki.
Yuki terdiam sejenak mengingat-ngingat nama tersebut.......

TO BE CONTINUE

Our Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang