Masih banyak waktu

1.7K 160 13
                                    

Stefan melihat test pack yang Yuki berikan kepadanya, sejurus kemudian senyum mengembang diwajahnya. Ia menarik Yuki kedalam pelukannya. Tak ada kata, terasa begitu hening.
Stefan tak henti membelai lembut rambut Yuki, mendekapnya semakin erat. Ia merasakan cengkraman kuat tangan Yuki dibagian punggungnya.
Perlahan ia merasakan ada yang merembas dibajunya sampai menyentuh dadanya, terasa hangat. Sayup terdengar isakan tangis yang tertahan. Ia menarik pelukannya, menatap Yuki lekat kemudian menyeka pipi istrinya yang basah dengan ibu jarinya.
"Kok nangis sih? Gapapa sayang, kan aku tdi udah bilang kalo pun kamu ga hamil ga masalah buat aku. Masih banyak waktu" ujar Stefan tersenyum.
Entahlah, kata-kata Stefan kali ini tak dapat menghentikan airmatanya. Harapannya terlalu besar untuk segera memiliki momongan, walaupun ini memang masih terlalu dini.
"Maaf ya Steff, aku ngecewain kamu. Aku belum bisa ngasih apa yang kamu mau" ucap Yuki pelan.
"Kamu ngomong apa sih sayang, aku ga pengen apa-apa ko dari kamu. Yang terpenting kamu selalu ada disamping aku, itu udah lebih dari cukup buat aku. Dan aku bahagia" ucap Stefan sambil mengusap-usap halus pipi istrinya itu.
Hatinya seolah luruh mendengar ucapan Stefan, dia selalu bisa meredakan hatinya. Merubah setiap kecemasan menjadi kedamaian. Yuki kembali berhambur kepelukan Stefan, membenamkan wajahnya di tempat ternyaman itu.
"Selama kamu masih disamping aku. Aku ga pernah butuh apa-apa lgi. Cukup kamu bagiku" bisik Stefan tepat ditelinga Yuki.

----------
Tiba dikantor..
Stefan hendak memasuki ruangannya, disana telah berdiri wanita cantik dengan senyuman manisnya.
"Pagi pak.." Sapa gadis itu hangat. Stefan menajamkan telinganya.
"Kamu ngomong apa? Selamat pagi PAK?" Stefan menirukan ucapan gadis itu.
"Panggil Stefan aja. Ga enak banget didengernya" lanjut Stefan.
"Tapi kan ini dikantor, dan kamu bos aku" ucap Ariel berbisik. Stefan tertawa mendengar ucapan Ariel.
Ia kemudian mengedarkan pandangannya disekeliling ruangan itu yang terlihat sepi.
"Kalo banyak orang baru kamu boleh panggil aku 'bapak'. Okee" ia tersenyum seraya mengacak pelan rambut Ariel dan beranjak masuk kedalam ruangannya.
Ariel terpaku ditempatnya, tubuhnya terasa membeku. Perlakuan Stefan memaksa ingatannya bermain di masa lalu. Stefa. remaja yang selalu suka membuatnya merengek manja ketika rambutnya menjadi sasaran kegemasannya.
"Kamu ga berubah. Semoga demikian juga dengan perasaan kamu" batin Ariel.
Ia mengusap rambutnya yang tadi sempat Stefan acak, seketika senyum mengembang dibibirnya.

----------
Matahari tinggal beberapa jengkal lagi menyembunyikan dirinya dan menimbulkan semburat jingga yang nampak sangat indah....
"Gimana kerjanya sayang" tanya Yuki seraya menyenderkan kepalanya di dada Stefan. Stefan tersenyum sambil membelai lembut rambut panjang Yuki
"Alhamdulillah lancar sayang. Udah mulai banyak kerjaan nih, mulai ribet" jawab Stefan. Yuki hanya mengangguk mendengar cerita Stefan sambil memainkan jari-jarinya didada Stefan.
Stefan tersenyum melihat tingkah istrinya itu, ia meraih tangan Yuki yang berada didadanya. Yuki menoleh kearah Stefan heran, sedangkan Stefan hanya tersenyum lembut.
"Kamu tau ga apa yang sedang aku rasain sekarang?" Tanya Stefan. Yuki menggeleng pelan mendengar pertanyaan Stefan.
"Kamu rasain disini" Stefan memegang tangan Yuki dan mengarahkan dadanya.
Yuki merasakan sesuatu, ia meletakan satu tangan lagi didadanya kemudian tersenyum. Sebuah perasaan yang sama ia rasakan seperti yang Stefan rasakan.
Ia menatap lekat wajah Stefan.
"Seperti itu rasanya jatuh cinta, setiap berada didekat kamu" ucap Stefan pelan.
Yuki tersenyum dan kembali menyenderkan kepalanya didada Stefan, menikmati indahnya langit jingga dari taman belakang rumahnya.
"Kalo seandainya aku harus memilih antara bernafas atau mencintai kamu, maka aku akan menggunakan nafas terahirku untuk mencintaimu" ucapan gombal Stefan memecah keheningan diantara mereka. Yuki menarik tubuhnya, menatap lekat wajah suaminya itu.
"Beneran? Serius? Ga boong?" Tanya Yuki sambil menyentil hidung Stefan gemas.
"Iih kamu ga percaya banget yah sama aku" Stefan tak mau kalah, dia juga menarik hidung Yuki.
"Abis kamu gombal mulu sih" Yuki memalingkan pandangannya dan memanyunkan bibirnya, terlihat sangat lucu.
Stefan meraba pelan pinggang istrinya dan mendekatkan ketubuhnya.
"I love you" bisik Stefan seketika mengalirkan desiran lembut diseluruh tubuh Yuki ketika mendengarnya. Stefan memegang pipi Yuki dengan kedua tangan nya dan mendekatkan kearahnya, menyentuh bibirnya sedetik.
"Biar ga manyun mulu" ucap Stefan tersenyum jahil.
"Dasar modus mulu" Yuki memukul-mukul pelan dada Stefan. Mereka asik dalam candaan disore itu

"Aww" pekik Yuki tiba tiba, sambil meringis kesakitan.
"Sayang kamu kenapa" dilihatnya wajah Yuki pucat pasi. Ia terlihat semakin panik.
Yuki tak sanggup berbicara, rasa nyeri yang mencengkram bagian panggulnya sungguh luar biasa ditambah rasa mual yang juga terasa.
"Kamu yakin gapapa?" Stefan telihat mengusap-usap kepala Yuki yang kini telah berbaring ditempat tidur. Yuki mengangguk pelan kemudian tersenyum manis.
"Aku ngga papa sayang, ini sakit perut biasa aja mungkin karena aku telat dateng bulan" ucap Yuki, ia kembali tersenyum. Dilihatnya wajah Stefan yang terlihat masih tegang. Ia perlahan bangun dan duduk menghadap Stefan.
Ia tersenyum dan mengusap-usap wajah hingga leher Stefan yang terlihat berkeringat.
"Aku nggapapa Steff, kamu ga usah terlalu khawatir" ucap Yuki pelan seraya mencium punggung tangan suaminya itu dengan lembut.
"Ngga usah khawatir gimana, muka kamu tuh tadi pucet banget. Kamu tuh bikin aku jantungan tau ga" ucapnya sambil menyentil pelan hidung Yuki.
"Maaf ya sayang" Yuki bergelayut manja dilengan Stefan mencari kenyamanan.
"Yaudah kamu tidur lagi, aku mandi dulu" Stefan mencium kening Yuki dan beranjak ke kamar mandi.

Drrrrrt...Drrrrrtt....
Terasa getar handphone Stefan diatas meja samping tempat tidurnya. Yuki meraih hp itu dan membaca nama yang berkedip dilayar.
"Ariel" gumamnya membaca nama dilayar itu

TO BE CONTINUE

Terimakasih buat yang udah rajin nyempetin waktu dan tangan nya buat ngoment di setiap part yang ada disini. Hehehe.. :
@qdoraa ... @ErnhaRutouzumaki ...
@PutriStefkivers ....
@RiskaNourmawati ....
@fitri_yuliantin ....

Stay alive comment yaa guys. Hahahaha

Our Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang