"Ariel" perempuan itu tersenyum manis kepada Yuki.
Yuki terdiam sejenak mengingat-ngingat nama tersebut. Merasa tak asing dengan nama itu. Ia mencoba terus mengingat tapi tetap tak menemukan jawaban.
"Hei.. Lo kenapa? Ko bengong" tanya Ariel seraya melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Yuki yang terlihat bengong.
"Hmmm.. Gue gapapa ko" Yuki tersenyum dan mengulurkan tangannya.
"Gue Yuki.." lanjutnya sambil tersenyum.
"Yaudah gue balik yah, sorry gue beneran ga bisa mampir. Lain kali deh ya" ucap Ariel sambil tersenyum. Ia melangkah pergi meninggalkan Yuki namun terdengar suara yang membuatnya menghentikan langkahnya."Sayang kamu lagi ngapain berdiri disitu terus" suara lelaki itu benar-benar tak asing ditelinga Ariel. Jantungnya mulai memacu dengan kecepatan lebih cepat. Ia akhirnya membalikkan badannya kepada si pemilik suara itu.
Tak salah lagi, dugaannya tak meleset. Dia adalah orang yang beberapa hari ini sudah membuatnya kembali tenggelam dalam masa lalunya, orang yang membuat perasaannya yang sudah lama ia kubur kini muncul lagi.
Ya dialah Stefan, sahabat sekaligus cinta terpendamnya.
Berbagai pertanyaan mulai bermunculan dibenaknya.
Dia jelas sekali mendengar Stefan mengucapkan kata sayang kepada Yuki, hatinya mulai bergejolak perlahan rasa sakit mulai menyusup di sela-sela hatinya."Ariel? Ko lu bisa ada disini" tanya Stefan heran sesaat setelah ia mendekati Yuki.
Belum sempat Ariel menjawab, Yuki sudah mengeluarkan suaranya.
"Sayang, kamu kenal dia" tanya Yuki heran juga.Deg.. Jantung Ariel berdegup hebat mendengar sapaan Yuki kepada Stefan. Stefan tertawa mendengar pertanyaan Yuki.
"Iya sayang dia itu sahabat aku dari kecil" jawab Stefan menjelaskan, tangannya kini merangkul bahu Yuki.
Ariel benar-benar shock mendengar Stefan mengulangi kata itu lagi.
"Heii malah bengong. Ditanyain juga" ujar Stefan membuyarkan lamunan Yuki.
"Ehh iya, aku tadi nganterin dompet Yuki yang jatuh" jelas Ariel.
"Dompet??" ujar Stefan heran kembali.
"Iya.. tadi tuh pas aku abis belanja, kita tabrakan. Ga sengaja dompet aku jatoh. Aku juga ga sadar tapi dia baik banget nganterin dompetnya kesini" jelas Yuki sambil tersenyum manis.Ariel akhirnya masuk kedalam rumah itu, ia tak bisa menolak. Sebenarnya alasan lain yang membuatnya menerima ajakan itu adalah ia ingin tau ada apa sebenarnya diantara Stefan dan Yuki.
Ia melangkahkan kakinya memasuki rumah bergaya minimalis itu.
"Duduk dulu, gue bikinin minuman yah" ucap Yuki ramah lalu meninggalkan Ariel dan Stefan diruang tamu.Ariel mengedarkan pandangannya, berharap ada jawaban akan pertanyaannya. Baru saja ia menengok ke kanan. Ia terperanjat kaget melihat frame berukuran cukup besar terpampang disana. Foto sepasang pengantin. Hatinya langsung luruh dan terhempas begitu jauh. Matanya langsung memerah menahan cairan yang terus saja memaksa keluar dari matanya.
Bagai kilatan yang menyambar, bagai tamparan ribuan di hempaskan, bagaikan peluru terasa menghujam pilu hatinya.
Baru saja ia seperti menemukan lagi kebahagiaanya, namun kenyataan sepertinya tak pernah bisa memberikan kesempatan untuk itu. Ia merasa seperti kembali tak mempunyai arti."Yeee bengong lagi" ujar Stefan seraya mengacak rambut Ariel.
"Yuki itu istri aku" lanjut Stefan sambil tersenyum.
Secepat mungkin Ariel kembali membenahi hatinya yang mungkin kini tak lagi berbentuk. Ia sebisa mungkin bersikap biasa saja.
"Kenapa kamu ga pernah ngasih tau aku. Katanya sahabat, ngundang aja ngga" ucap Ariel sambil mencubit pinggang Stefan.
"Gimana aku ngundangnya, kamu aja ngilang ga ada kabar sama sekali. Kamu ga tau kan aku waktu itu udah kaya orang gila nyariin kabar kamu" ucap Stefan.
Mendengar kata-kata Stefan, hatinya bertambah kacau, betapa ia menyesali sikapnya waktu itu. Tanpa ia sadari, matanya dan mata Stefan beradu cukup lama tanpa ada kata yang keluar.
"Ko pada diem-dieman gini sih" ucapan Yuki memecah keheningan diantara Stefan dan Ariel. Yuki tersenyum manis dan membawa 3 gelas minuman. Mereka berbincang sangat akrab.----------
Matahari mulai beristirahat diperaduannya. Wajah dunia kini telah berubah menjadi gelap. Malam kembali menyapa dunia, mendung menggelayut disetiap sudut langit menambah kelam langit malam ini.
Ariel terlihat berdiri di balkon appartement nya. Ia merasakan kehampaan kembali mendekap dirinya.
Pikirannya jauh menerawang, ia kemudian tersenyum pahit. Menertawakan hidupnya sendiri.^Throwback^
Ariel tumbuh didalam keluarga broken home. Ayah dan ibunya bercerai. Ariel kecil sudah akrab dengan kekerasan yang sering ia lihat. Ayahnya sosok yang sangat temperamental, pertengkaran demi pertengkaran ayah dan ibunya sudah menjadi makanan sehari-hari baginya. Dia yang merupakan anak tunggal tak mempunyai tempat untuk mengadu, untuk sekedar berkeluh kesah. Sampai kenyataan pahit itu datang, ayah dan ibunya bercerai. Hidupnya semakin kelam, ayahnya sibuk dengan hidup barunya begitu juga ibunya. Ia seperti orang yang tak pernah dianggap, dunia seakan menolak kehadirannya.
Itu sebabnya ia menjadi pribadi yang tertutup sampai akhirnya ia bertemu dengan sosok teman yang 'senasib' dengannya. Ia seperti kembali menemukan kebahagiaan, hidupnya terasa lebih berarti. Dialah Stefan, sahabat terbaiknya. Sama-sama berasal dari keluarga broken home membuat mereka merasa cocok. Mereka saling mengisi sampai akhirnya sebuah rasa yang entah darimana datangnya ia rasakan begitu indah.
Tepat dihari kelulusan itu ia mengetahui bahwa Stefan juga memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Namun keadaan tak mengizinkan mereka bersatu, ia terpaksa menolak perasaannya sendiri, mengabaikannya begitu saja. Ia mematahkan hati sahabatnya itu dengan alasan ia tak bisa menjalani hubungan jarak jauh. Ibunya menikah lagi dengan pria berkebangsaan singapura, membuatnya harus ikut dengan ibunya menetap di singapura.
Namun melupakan memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Tanpa ia sadari kenangan itu tak pernah hilang dari hatinya. Perasaannya sama sekali benar2 tak berubah.
^Throwback Off^Ariel tak bisa lagi membendung airmatanya, jatuh deras bersamaan dengan langit yang tak lagi sanggup membendung air hujan.
Ia benar-benar merasakan seperti orang yang terbuang, sendiri dan sangat akrab dengan kehampaan. Hidup seakan selalu menolak kehadirannya.
"Demi Tuhan aku sungguh mencintainya" lirihnya dalam hati. Ia mengepalkan tangannya merasakan pilu yang sangat menyesak didadanya. Kilatan petir saling bersahutan, menambah kelam malam itu.---------
Sementara ditempat lain, keadaan yang justru berbeda seperti yang dirasakan Ariel.
Sepasang pengantin baru itu terlihat sangat bahagia, dewi cinta seakan selalu menaungi hidup mereka.
Mereka sangat menikmati kebersamaannya.
Terlihat Stefan berbaring diatas tempat tidur sambil menyenderkan sebagian badannya di ranjang itu. Yuki berbaring disampingnya dan menaruh kepalanya diatas dada Stefan.
"Sayang, kalo suatu saat aku yang pergi duluan gimana??" Tanya Yuki..
"Kalo gitu besoknya aku juga nyusul kamu" jawab Stefan sambil tertawa.
Yuki memanyunkan bibirnya dan memukul pelan dada Stefan.
"Ihhh.. Becanda mulu" jengkel Yuki.
"Abis kamu sih nanya nya yang ngga-ngga" ucap Stefan sambil membelai halus rambut Yuki
"Ya kan ini seandainya, umurkan ga ada yang tau. Ga mungkin kan kita hidup selamanya. Semuanya juga pasti akan pergi...." yuki masih dengan ocehannya. Stefan kemudian mengangkat kepalanya dan mendekatkan wajahnya pada Yuki, ia mengunci bibir Yuki. Melumatnya dengan sangat lembut. Stefan melepaskan kecupannya dengan begitu halus.
"Cukup berandai-andai seperti itu. Aku udah pernh bilang kan, kalau aku harus memilih antara bernafas atau mencintaimu. Maka aku akan menggunakan nafas terakhirku untuk mengatakan kalau aku mencintaimu. Setelah itu takkan ada cinta lain karena aku sudah mengambil pilihan terakhirku itu hanya untuk mencintaimu" ucap Stefan pelan tepat didepan wajah Yuki.
Ia menatap Yuki lekat, jarinya dengan cekat menyeka airmata yang baru saja jatuh dari sudut mata Yuki.
"Don't cry. I hope u always find a reason to smile n I hope I can always be that reason" ucap Stefan, yuki menyentuh halus bibir tipis Stefan dan semakin mendekatkan tubuhnya pada suaminya itu. Perlahan ia merasakan setiap sentuhan halus diseluruh tubuhnya. Ia menutup matanya, menikmati setiap jengkal demi jengkal sentuhan yang Stefan lakukan.
Stefan membuainya kembali didalam cinta yang begitu indah. Hatinya kembali berdesir bersamaan dengan peluh yang mengalir diseluruh tubuhnya.TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage Life
RandomCerita ini sequel alias Season 2 nya story yang sebelumnya "Perjuangan Cinta Kita" .. Yang belum baca "Perjuangan Cinta Kita" sebaiknya baca dulu biar ngerti alur ceritanya seperti apa. Dan bagi yang udah baca "Perjuangan Cinta Kita", I just wanna s...