Author POV
It's over (Semua sudah berakhir)
My love, where are you? (Cintaku, dimana kau?)
Now we are (Sekarang kita)
Just a memory, I was happy (Hanya sebuah kenangan, aku dulu bahagia)
Don't forget me (Jangan melupakanku)
Let's meet again (Ayo berjumpa lagi)
*Winner - Empty
------------------------------------------------------------------3 Tahun Kemudian...
Nada alarm yang berasal dari ponsel pintar berbentuk persegi panjang itu berbunyi nyaring hingga membuat tubuh seorang pria yang sedang tertidur pulas merasa terusik. Pria itu meraba-raba pada meja kecil yang berada di samping tempat tidurnya dengan posisi tidur tengkurap dan shirtless. Wow-pemandangan yang menakjubkan bagi beberapa gadis yang mendapatkan pemandangan pagi seperti itu.
Berhasil mendapatkan benda yang mengusik tidurnya, pria itu kembali menenggelamkan wajahnya pada bantal putih yang menjadi tumpuan kepalanya. Lima menit...sepuluh menit... pria itu tidak kunjung bangun dan tepat pada menit ke sebelas ponselnya berbunyi kencang dan tidak mau berhenti. Dengan kesal pria itu akhirnya bangun dan melihat kearah ponselnya yang berbunyi sedari tadi.
Helena Calling...
Pria itu menyentuh pada layar ponsel pintarnya dan menekan warna hijau disana. Dia terlihat kesal sebelum sebuah suara membuatnya harus menjauhkan ponsel dari telinganya agar tidak tuli.
"Kau baru bangun, huh?" pekik Helena dengan nada yang melengking dari seberang telpon. "Kau terlambat sepuluh menit, Leonardo! Bangun dan cepat mandi! Dua jam lagi rapat dengan client."
Helena langsung memutus telpon itu sebelum Leo membalas omelannya di seberang sana. Sekarang, pria itu hanya mampu menggosok-gosokan terlinganya yang seakan ingin meledak mendengar omelan Helena di pagi hari.
Semua berubah, ya berubah sejak tiga tahun lalu. Biasanya dia akan dibangunkan dengan suara ketukan pintu yang bahkan tanpa menunggu lama dia akan bangun. Begitu pula dengan sarapan, tiga tahun lalu dia akan duduk manis di meja makan dan tinggal menunggu sarapannya datang di depan matanya.
Tapi sekarang, semua berubah dan kembali seperti sebelum wanita itu memasuki hidupnya dan menambah warna dalam hidupnya. Wanita yang sudah sangat dia cintai bahkan ketika dia belum mengerti apa itu cinta. Dia adalah pria bodoh yang melepaskan cintanya pergi.
Tanpa menunggu lama, Leo bergegas untuk berangkat bekerja. Ya, hari ini dia akan meeting dengan klien yang akan menggunakan jasanya. Semua sudah siap dan Leo tinggal mengambil tas ranselnya dan meluncur ketempatnya bekerja.
Mobil SUV berwarna hitam metalik itu telah tiba di tempat parkir direksi AC's Corp. Leo turun dari mobilnya dengan membuka kacamata hitam Ray-Ban yang menggantung indah di hidungnya. Dengan pasti, Leo melangkahkan kaki panjangnya menuju gedung utama AC's Corp.
L♥R
"Pagi, Pak."
"Pagi, Mr. Leo."
"Pagi Bos Ganteng."Begitu kira-kira ucapan yang terdengar di telinganya ketika dia memasuki lantai dimana dia bekerja. Perusahaan milik kakaknya ini memang tidak besar bahkan tidak tinggi. Hanya memiliki empat lantai dan satu lantai atas yang biasa digunakan oleh para karyawan untuk bersantai ataupun istirahat. Di lantai paling atas memang tidak ada apa-apa, hanya sebuah outdoor dengan taman bunga kecil dan beberapa bangku taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
After We Break Up
Romance" Aku terlalu bodoh untuk medapatkanmu dan sekarang aku terlalu bodoh karena melepaskanmu yang sudah berada di genggamanku." -Leonardo Chandrajaya Cerita ini adalah sequel dari The Crazy Wedding. Jadi dimohon untuk membaca The Crazy Wedding sebel...