Seorang Pengecut & Sweet Moment

243 10 3
                                    

Hahahai.... Maafkan saya baru publish new part because of busy dan hari ini pas setahun saya mempublish part sebelumnya... hahaha please enjoy my story ^_^

Donghae's POV

Aku mengendarai mobil masih dengan tersenyum miris, selama ini dia hanya menganggapku sebagai dokter dan sekaligus pengganti oppa-nya, dia tidak pernah melihatku sebagai namja. Sungguh menyedihkan, tapi tetap saja aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku padanya karena dia menganggap hubungan ini sebatas dokter-pasien dan kakak-adik. Hah, Lee Donghae sungguh malang nasibmu! Tapi jujur, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa karena aku seorang pengecut yang hanya bisa menyembunyikan perasaannya.

Setelah sampai di rumah sakit, aku segera melakukan tugas wajibku sebagai dokter. Tiba - tiba, Lee Hyuk Jae, temanku masuk dengan muka yang sangat pucat.

"Hae-ya!" panggilnya dengan sendu. Jujur, aku terkejut dia memanggilku dengan bahasa informal padahal ini sedang waktu bertugas.

"Oh, waeyo Lee saem?" tanyaku heran

"Bisakah kau menyelamatkan adikku? Hyura kritis hae-ya" balasnya. Segera saja aku bersama Hyuk Jae menuju ruang UGD yang berada di gedung sebelah. Hyura, adik Hyuk Jae yang berbeda tujuh tahun darinya. Aku mengenalnya karena beberapa kali dia datang kesini untuk mengantar makan siang dan kadang bertemu saat berkunjung ke rumah Hyuk Jae.

"Apa yang terjadi dengannya Hyukie? Kenapa dia bisa masuk rumah sakit?"

"Nado molla (aku juga tidak tahu), aku baru mendapat kabar dari bagian UGD ketika Hyura akan memasuki ruang operasi. Mereka bilang kalau Hyura mengalami kecelakaan dan mobilnya jatuh ke jurang. Hae-ya, hanya kau yang bisa kumintai tolong, aku tidak berani masuk ke ruang operasi. Kau tahu kan prosedurnya kalau dokter tidak bisa mengoperasi keluarganya. Puthakae! (Tolong!) Hae-ya!" aku mengangguk mengiyakannya karena dokter bedah di rumah sakit ini hanya tiga, aku, Hyuk Jae dan Jong Woon hyung. Jong Woon hyung sebagai dokter senior sedang menghadiri seminar otomatis tinggal aku dan Hyuk Jae saja yang bertugas. Aku segera bergegas menuju ruang operasi dan beberapa perawat sedang mempersiapkan alat - alatnya. Setelah mensterilkan diri, operasi dimulai.

Operasi ini menyita waktu lebih dari sepuluh jam, betul - betul kecelakaan yang berat. Aku segera keluar dari ruang operasi dan menemui Hyuk Jae serta orang tuanya untuk memberitahukan kondisi Hyura.

"Hae-ya, bagaimana keadaan Hyura? Dia baik-baik saja kan?" Tanya ahjumma Lee dengan cemas

"Operasi berhasil eommonim (panggilan untuk tante yang dekat, bisa diartikan juga ibu mertua), kita tinggal menunggu Hyura sadar. Eommonim dan abonim (paman) bisa menemani Hyura sekarang, tapi aku ingin berbicara dengan Hyukie" balasku sambil memberikan isyarat kepada Hyuk Jae agar segera mengikutiku

"Wae? Apakah ada hal yang serius terjadi pada Hyura?" cecar Hyuk Jae setelah sampai di ruanganku

"Kau harus siap dengan resikonya Hyuk! Apalagi ini kecelakaan yang sangat parah dan bisa berakibat fatal. Beruntung Hyura bisa bertahan tapi kita akan lihat apa yang akan terjadi pada Hyura pasca operasi." Aku mengambil jeda untuk menghela nafas, berat rasanya kukatakan ini pada sahabatku, "Hyuk! Hyura... bukan seperti Hyura yang dulu lagi." Dan setelahnya aku hanya mendengar isak tangis Hyuk Jae dihadapanku.

Author's POV

Di lain tempat di jam yang sama, Sang Mi menunggu Donghae untuk membicarakan hal yang tadi pagi belum selesai, dia ingin sedikit berdiskusi dengan Donghae tentang keputusannya. Dia merasa Donghae tidak menyukai hal ini tapi Sang Mi terlanjur mempersiapkan untuk menyambut hari pertamanya besok dan ayahnya mengizinkan. Sebenarnya bisa saja Sang Mi tidak mendengarkan pendapat Donghae tapi dia merasa tidak enak, Donghae sudah seperti kakak baginya, sebagaimana dia menghargai Sung Min.

Tiba-tiba pintu apartemen terbuka dan Sang Mi bersiap menyambut Donghae, tapi niatnya urung ketika melihat Donghae begitu lelah, jadi dia hanya menyapa saja.

"Oppa! Wasseoyo?" sapa Sang Mi dan Donghae terkejut melihat Sang Mi berada di apartemennya, dia mengira kalau Sang Mi sudah tidur nyenyak di apartemen sebelah.

"Eoh, wasseo! Kukira kamu sudah tidur di apartemenmu tapi kenapa masih disini?"

"Awalnya aku ingin menyambut oppa dan membahas hal tadi pagi, aku ingin mendengar pendapatmu tapi kulihat kau lelah, memangnya ada masalah besar ya di rumah sakit?" Refleks, Sang Mi mengambil tas kerja Donghae dan membantu membuka jasnya lalu menempatkannya diatas meja. Donghae segera menuju pantry dan mengambil minum kemudian duduk disamping Sang Mi yang menunggu ceritanya.

"Adik Hyuk Jae, Hyura. Dia kecelakaan tadi siang, keadaannya parah dan sekarang masih kritis"

"Ya ampun! Lee Hyura yang chef kan? Aku mengenalnya karena Hyuk Jae oppa pernah mengenalkannya padaku dan kami seprofesi, dia juniorku." Donghae hanya mengangguk membenarkan.

"Iya, memang dia. Tapi keadaannya nanti tidak akan seperti dulu lagi, aku bersedih atasnya. Dia sudah kuanggap seperti adikku sendiri. Keluarga Hyuk Jae benar-benar terpukul atas kejadian ini"

"Oppa! Aku ingin menjenguknya, kapan aku bisa pergi? Aku ingin menjenguknya disaat waktu yang pas agar bisa menghiburnya"

"Nanti akan kuhubungi kalau keadaannya sudah membaik. Oh, ya! Apa yang ingin kamu katakan tentang pembahasan pagi tadi?" ujar Donghae mengalihkan pembicaraan

"Oh, soal itu. Oppa, maaf kalau sebelumnya aku mengatakan hal ini dadakan. Sebenarnya aku sudah memberitahukan appa sebulan yang lalu tapi appa masih mempertimbangkannya. Tapi semenjak aku memutuskan untuk tinggal di apartemen, appa menyetujui keputusanku untuk menggantikan posisi Sung Min oppa di kantor. Lagipula harapan satu-satunya appa adalah aku, sudah saatnya appa mengurangi pekerjaannya dan menemani eomma di rumah." Jelas Sang Mi panjang lebar.

"Baiklah, kalau ahjusshi sudah menyetujuinya. Selama kamu tidak memforsir diri untuk bekerja di luar batas kemampuanmu. Ingat Mi-ya, kamu sedang masa pemulihan sekarang"

"Ha syukurlah! Kukira oppa marah karena oppa tidak menyetujui keputusanku. Karena oppa sudah kuanggap seperti Sung Min oppa, makanya aku ingin memberitahukan hal ini padamu. Aku ingin mendengar tanggapanmu atas keputusanku, gumawo oppa." Ujar Sang Mi seraya tersenyum manis kepada Donghae, sedangkan Donghae hanya bisa tersenyum miris.

"Baiklah! Sekarang kamu harus kembali ke apartemenmu karena aku harus beristirahat. Atau kamu ingin tidur di kamarku lagi Mi-ya?" goda Donghae. Sang Mi menggeleng cepat lalu berdiri tapi dia kembali memanggil Donghae.

"Wae?" balas Donghae

"Oppa, bisakah aku memelukmu?" sesaat Donghae terheran kemudian mengangguk. Sang Mi kembali menghampiri Donghae lalu memeluknya erat dan menepuk-nepuk punggung Donghae pelan

"Oppa, kamu sudah melakukan hal terbaik hari ini. Tetap semangat! Aku selalu melakukan hal ini kepada Sung Min oppa setelah pulang bekerja untuk memberitahukannya bahwa aku selalu mendukungnya. Begitu pula denganmu Donghae oppa" Donghae hanya bisa tersenyum seraya membalas pelukan Sang Mi erat.

After A MinuteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang