Part 16

4K 486 54
                                    

"Matamu kenapa?" tanya Chanyeol padaku. Sekarang aku sedang berada di backstage salah satu acara yang akan Chanyeol isi. Aku diajak karena Chanyeol akan mengajakku ke suatu tempat setelahnya. 

"Tidak apa-apa," jawabku.

"Sembab dan berkantung begitu. Hiih~ kau seperti hantu," ledeknya sambil memperhatikan mataku. 

"Berisik! Seperti kau sudah sempurna saja!" jawabku jengkel. 

"Aku memang sempurna," sahutnya lalu mengambil pose seakan-akan dirinya memang sempurna. Aku berniat menendang bokongnya tapi dengan sigap dia menghindar sambil pergi. "Aku pergi dulu!"

"Hhhh~ menyebalkan!" gerutuku. Chanyeol dan mata ini membuatku geram setengah mati. Jujur saja, gara-gara tadi malam aku jadi tak bisa tidur. Aku sudah memutuskan untuk mengungkap si tukang teror itu, tapi aku malah dengan tak sengaja memundurkan kursi sofa dan membuatnya bersuara. Tentu saja itu membuat si tukang teror lari setelahnya. Dan sepertinya tak sempat memasukkan surat.

















***

"Kita mau kemana?" tanyaku saat di dalam mobil bersama Chanyeol. "Daritadi kita hanya berputar-putar."

Lantas Chanyeol menghentikan mobilnya di dekat salah satu mall

"Hhh~ tadinya aku ingin mengajakmu kencan, tapi acara tadi benar-benar di luar dugaan. Sangat lama," jelasnya sambil melihatku. "Maaf ..." 

"Ahh~ cuma gara-gara itu? Kukira kau ingin mengajakku kemana ... begitu. Sudahlah, kita bisa melakukannya lain kali," ucapku sambil tersenyum. Dia lalu menunduk dan memainkan jarinya.

Karena dia seperti itu, aku lalu menarik pipinya dengan gemas.

"Aw! Kau ini kenapa, sih?" tanya Chanyeol sambil mengusap pipinya. 

"Habis kau bertingkah seperti remaja saja. Cuma karena tak jadi kencan," ucapku mendelik. Lalu tiba-tiba dia tersenyum jahil, dan perlahan mendekatiku. "Mau apa?!"

"Kau bilang aku seperti remaja. Jadi, kau menginginkan kencan orang dewasa begitu?" tanyanya terdengar ambigu. Atau memang sengaja dia buat ambigu.

Ugh! 

"Bukan begitu maksudku!" jawabku sedikit terbata, sambil terus memundurkan kepala. Sampai kepalaku mentok ke arah kaca.

Glek!

"Kalau hanya ciuman ... remaja zaman sekarang juga melakukannya dan itu biasa saja. Bagaimana kalau kita ...?"

Dia melihat ke arah bajuku dengan tak lupa memasang smirk, sontak saja aku memegang dadaku. Dan aku dengan cepat menjerit sambil mendorongnya. 

"Kyaa~!!" Dia lalu tersungkur ke belakang dan kepalanya terbentur kaca.

"Aw! Sakit tahu!" bentaknya padaku. 

"Habisnya kau menggodaku terus!" balasku dengan wajah super merah. 

"Memang kau tahu apa yang akan aku lakukan tadi itu? Oh? Dasar 'kotor'!" ledeknya.

Orang mana yang otaknya 'bersih' saat melihat kalakuannya yang seperti itu?!!!


Pada akhirnya aku diantar pulang oleh Chanyeol. Di depan pintu, aku sempat melihat kotak surat. Tapi tak ada surat dari si tukang teror. Aku lalu mendesah pelan. 

"Kenapa?" tanya Chanyeol di belakangku dan aku hanya menggeleng lemas. "Kau sepertinya ada masalah, ya? Apa fansku melakukan sesuatu yang membuatmu tak nyaman?" 

Green EarphoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang