Part 3

5.6K 709 10
                                    

"EEEEHHHHH???!!!"

Aku ditarik oleh MC itu untuk menaiki panggung. Semua member EXO tersenyum padaku, kecuali Chanyeol yang mungkin mengenaliku.

"Silahkan duduk," ucap sang MC dan aku hanya duduk walau penuh kebingungan.

"Tunggu, ini bukan seperti yang ..."

"Waaaa jadi kau dari negara mana?" tanya Chen dengan ekspresi kaget. Aku memiringkan wajahku guna berpikir.

"Indonesia..." jawabku pelan dan ragu-ragu.

"Wooowww hebat!" pekik orang-orang sambil melihatku. Aku tampak seperti Lucky Fans padahal bukan seperti itu kenyataannya.

"Sepertinya umur kita tidak jauh berbeda ya hahaha," ucap Lay menunjukku sambil tertawa.

Tampan sekali:"

"Iya," jawabku tersipu.

"Jadi kau fans EXO?!" tanya Chanyeol tiba-tiba dengan raut wajah terkejut dan dengan suara yang sedikit meninggi, membuat ruangan ini hening. "Uwaaa cool~"

Dia tertawa, membuat mau tak mau yang berada di studio ikut tertawa. Sedangkan aku?

Ya, aku tahu apa maksudnya. Dia mengejekku! Mentang-mentang kemarin aku bersikap acuh padanya!

"Jadi, kau rela jauh-jauh dari Indonesia hanya untuk menonton acara ini?" tanya MC padaku.

"Anu ... sebenarnya ...?" MC mengerutkan keningnya melihatku. Kucoba lihat sekeliling dan pandanganku berhenti tepat pada Yoori. Kini, dia sedang mengayun-ayunkan KTP-ku saat di Indonesia.

Aishhh jadi ini ulahnya?!

Aku menarik napas panjang, guna menenangkan diri agar tak mengamuk dan mengacaukan acara ini. Aku pasang senyum terbaikku pada kamera.

"Anu ... aku bukan fans EXO ..." ucapku membuat semua orang yang ada memekik kaget.

"Apa?!" pekik mereka bersamaan dan sangat kompak.

"Iya, jadi yang fans EXO itu temanku. Aku ke sini hanya ikut saja untuk menonton," ucapku mengungkapkan kebenaran. Tak lupa senyum manis namun tampak dipaksakan itu terpasang di wajahku.















***

"Apa-apaan kau ini?! Aku sudah membuatmu mengobrol dengan EXO tapi kau malah bilang bukan fansnya?!" bentak Yoori padaku saat kami berjalan menuju pulang.

"Yak!!! Memang siapa yang menyuruhmu seperti itu?! Aku sudah bilang berapa kali bahwa aku bukan fans EXO!!!" teriakku balik membuat Yoori ketakutan.

"Ya ... Aku kan hanya ingin membuatmu senang ..." cicitnya memelan.

"Senang apanya?!!! Ya tuhan!" umpatku frustrasi sendiri.

"Dulu kan kau-"

"Ya! Aku dulu memang suka EXO. TAPI DULU!" teriakku emosi dan penuh penekanan.

See? Akhirnya aku meluapkan juga masa laluku itu ....

















***

Dulu aku dan Yoori bagaikan duet maut penyuka EXO. Kami rela mengeluarkan uang banyak hanya untuk mengoleksi barang-barang merrka. Ahh itu sangat menyenangkan!!!

"Mi ra! Tadi aku melihat poster EXO di toko buku! kita harus segera kesana!" ucap Yoori padaku kala itu.

"Benarkah? Oh tuhan, kita harus cepat membelinya!!!" sahutku.

Yah, begitulah kami. Seorang maniak.

"Uwaaa Sehun tampan!!!" teriak Yoori saat mendapatkan poster yang dia inginkan.

Yoori memang seorang fans Sehun, sedangkan aku ...

"Chanyeol oppa!!!" teriakku girang bak kesetanan. Aku memang sangat menyukai Chanyeol oppa.

Menyukai postur tubuhnya, tingginya, senyumnya, rapper-nya, bakat main musiknya dan masih banyak lagi!!!

"Aku begitu memujanya!!"

Sampai suatu hari, keluargaku tertimpa musibah. Semua terjadi begitu saja tanpa aku tahu. Memaksaku menghentikan Fangirling ini.

"Mi ra ... Kau kenapa?" tanya Yoori padaku yang sedang duduk di kasur.

"Ibuku ... Menyuruhku pulang ke Indonesia," ucapku pelan. Yoori kaget bukan main.

"Kenapa? Apa yang terjadi?" tanyanya padaku. Aku pun menceritakan perihal usaha ayah di Indonesia yang bangkrut. Ibu ingin aku berkumpul di sana menghadapi masalah yang ada bersama-sama.

"Aku turut prihatin dengan keadaan keluargamu," ucap Yoori seraya memelukku. "Kita masih bisa bertemu lagi kok, kita masih harus menonton acara EXO!"

Aku tak bisa membendung air mata terlalu lama. Kulepas kacamataku dan mengusap air mata.

"Aku harap begitu ..." ucapku lirih.

Sebelum kembali ke Indonesia, aku menyempatkan untuk membeli sesuatu sebelum pulang. Sambil berjalan-jalan, aku mendengarkan musik dengan earphone hijauku. Sampai aku berhenti di salah satu toko.

Aku melihat dari luar, toko buku yang sepi ada di depanku. Kulihat, ada satu rak dengan berbagai macam buku diary yang sengaja dijual. Aku memasuki toko itu dan melihat-lihat.

Aku memegang dua buku diary. Yang satu berwarna cokelat, dan satu lagi berwarna aqua.

Aku bingung ...

"Yang mana yaaa???" gumamku pelan. Seseorang berdiri di sampingku, namun aku hiraukan. Tapi kemudian, dengan tiba-tiba dia melepas salah satu earphone-ku. Dia menunjuk bagian buku berwarna aqua.

"Ini lebih cocok. Sesuai untukmu, lucu ..."

Kutolehkan wajahku pada orang itu ... Postur yang tinggi, senyumnya yang khas, memakai kacamata sepertiku. Rasanya aku kenal, tapi ... siapa?

Green EarphoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang