Aku keluar dari kamarku, mencoba menjernihkan pikiran. Mencoba mencari jalan keluar untuk mengakhiri semua ini. Namun, tiba-tiba seseorang menarik tanganku.
"Mi Ra ..." Chanyeol menatapku dengan tatapan memelas. "Kumohon jangan putuskan hubungan ini secara sepihak."
"Aku sedang tidak bisa berpikir jernih. Kumohon, beri aku waktu," ucapku berusaha melepaskan genggaman tangannya dengan lemas. Tapi, Chanyeol tak juga melepaskannya.
"Aku sangat mencintaimu ..." bisik Chanyeol sambil menunduk. Ini pertama kalinya dia bilang cinta padaku secara langsung.
Aku terenyah beberapa saat.
"Apa hubungan kita memang salah dari awal?" tanyaku pelan sambil mengelus lembut tangannya. Chanyeol mengangkat wajahnya dan melihatku. "Kurasa begitu ..."
"Hubungan kita tak salah Mi Ra. Hanya situasi dna keadaan yang menghambatnya," bantah Chanyeol.
"Apa kau pernah berpikir bahwa kita sebenarnya sudah menyakiti perasaan banyak orang?" tanyaku membuat Chanyeol kini terdiam. "Perasaan fansmu, perasaan manager-mu yang kesusahan, dan juga ... perasaanku ..."
"Kenapa kau berpikir begitu? Apa karena ucapan So Yeon tadi?" tanya Chanyeol. Aku hanya tersenyum sambil menggeleng.
"Aku hanya baru sadar, hubungan kita ternyata terlalu rumit," ucapku tersenyum miris. "Kita terlalu egois karena memikirkan perasaan diri kita masing-masing."
"Memang, kita terlalu egois. Dan cinta memang selalu egois. Takdir salah mempertemukan kita," ucap Chanyeol melihatku dengan raut yang membingungkan. "Jadi, kau mau memutuskan hubungan ini?"
DEG!
"Aku tak pernah bilang begitu," ucapku pelan dan tercekat dengan ucapan Chanyeol.
"Tapi penjelasanmu tadi membuktikannya," sahut Chanyeol membuat aku kaget.
"Aku hanya berpikir seperti itu, kau sudah mengambil keputusan bahwa aku akan memutuskan hubungan ini secara sepihak?! Apa yang kau pikirkan?" tanyaku mulai emosi.
"Kau bilang kita terlalu egois dan tidak memikirkan perasaan orang banyak," ucap Chanyeol meninggi. "Tapi, apakah salah jika aku juga sempat berpikir bahwa mereka egois karena tak memikirkan perasaan kita?"
Tanganku mulai bergetar, air mata yang sedari tadi aku tahan juga mulai memaksa untuk keluar. Aku lalu menutup mata dengan tanganku.
Semua salah, tak ada posisi yang menyenangkan untuk saat ini, kan?
"Lalu apa yang harus kita lakukan? Aku juga tak bisa bertahan dengan perasaan orang lain yang makin menyudutkanku, aku tertekan Chanyeol. Aku ..." Aku lalu ditarik oleh Channyeol ke dalam pelukannya.
"Maafkan aku yang tak bisa selalu di sampingmu. Aku memang payah," ucapnya mengusap kepalaku dengan lembut. "Aku tak pernah memikirkan perasaanmu yang tersudut karena orang-orang di sekitarku."
"Aku hanya ingin nyaman dengan hubungan ini. Dan orang lain pun merasakan hal yang sama," ucapku terisak. "Bukankah nyaman adalah dasar dari cinta? Apa aku salah?"
"Maafkan aku ..." ucap Chanyeol dengan lirih. Aku tak menjawab. Aku benar-benar sedang tak bisa berpikir jernih, perasaanku ini terlalu mengendalikanku. Kini, yang bisa aku lakukan hanya menangis dalam pelukan Chanyeol.
Aku akui, aku terlalu lemah. Untuk ukuran seorang perempuan, aku terlalu "Princess". Tapi, kenyataannya memang begitu.
Takkan ada wanita kuat jika wanita sepertiku menghilang dari dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Green Earphone
FanfictionSeorang Rapper, Park Chanyeol dari EXO bisa menyukai Mi Ra hanya karena earphone hijau miliknya?! Bagaimana mungkin?! 📍8 November 2015 - 9 Januari 2016