0.3

1.7K 161 32
                                    

"Hei apa yang kau lakukan?" Aku tersentak kaget dan membalik badanku secara cepat

"Niall" kataku dan langsung memeluknya, pasti dia memaksa Ayah memberitahu keberadaanku, syukurlah dia ada disini.

Niall melepas pelukan kami singkat "apa yang kau lakukan disini?" bagaimana ini? Aku mengiggit bibir bawahku "hmm.. Ak-ku" huh. Aku tidak bisa menjawab pertanyaan Niall, mana mungkin kukatakan bahwa aku secara tidak sengaja berada ditempat ini dalam keadaan aku tertidur? Jawaban yang sangat bodoh Barbara.

"Hei? Kau melamun?" Niall melambai-lambaikan tangannya didepan wajahku

"Hm-uh tidak ada, ayo kesana" kataku yang langsung menarik tangannya sebelum Niall bertanya lebih jauh lagi

<<<

"Jadi bisa kau jelaskan padaku nona?"

"Baiklah Niall aku tidak tau apa yang terjadi yang jelas, saat aku sadar aku sudah berada didepan kamar itu" kataku

"Kamar? Apa maksudnya? Aku bertanya padamu mengapa kau berada disini? Aku tidak menyinggung masalah kamar lagi pula kamar apa?" Holly shit. Sekarang apa yang harus aku katakan?

"Jika kau memiliki masalah katakan padaku, lihat! Kau seperti orang sakit Barbie" katanya cemas "diajak bicara, kau menjawab hal lain. Kau ini kenapa?" Sambungnya

"Tidak Ni, aku hanya kelelahan saja lagi pula ini sudah hampir pagi"

"Tapi kau belum menjawab pertanyaanku Bar"

"Niall... Please" kataku seraya memohon dan memberinya puppy eye's ku

"Baiklah Barbieku, tapi ingat kau masih berhutang penjelasan padaku" jawabnya seraya mencubit pipiku

"Iya iya.." Kami bertatapan sejenak lalu saling berpelukan, Niall mencium pucuk kepalaku sangat lama, ya. Dia seperti pengganti William untukku, aku menggangapnya seperti kakakku sendiri. Tiba-tiba mataku tertuju pada sesosok wanita diujung sana yang sedang melihat kearahku dan Niall, wanita itu, dia wanita yang kutemui semalam hanya saja penampilannya sangat anggun dengan gaun yang ia gunakan, dan wajahnya tidak seburuk semalam sejurus kemudian dia menghilang.

<<<

"Aku tidak yakin bisa melakukannya" kataku

"Ayolah Barbara kau pasti bisa, dulu aku juga tidak pandai menari namun seiring berjalannya waktu aku mulai mahir melakukannya" ucap Madison

"Iya Bar, kami aja bisa masa dirimu tidak?" Balas Allison

Aku mendengus kesal "jika menari aku bisa bahkan mahir" bukannya sombong, tapi ibuku adalah guru tari dan dia membuka sanggar tari saat aku masih kecil, Ibu juga mengajariku banyak hal mengenai tarian "...tapi kita penari strips, aku belum pernah melakukannya" kataku, sambil menundukkan kepalaku

"Bar... Aku mengerti tentangmu, dulu aku juga malu melakukan hal itu bahkan takut- ya you know lah pekerjaan kita memang sederhana, tapi dampak yang kita dapat sangat besar, belum lagi saat lelaki hidung belang itu mencolekku, memasukkan sejumlah uang kedalam bra ku atau bahkan memukul bokongku sesuka mereka" okey. Sekarang aku merasa bersalah

"Allison, maafkan aku. Aku tidak bermaksud begitu sungguh." Kataku mendekat kearahnya

"Tidak apa Bar" Allison menghapus air matanya

"Jadi kau siap?" Akupun mengangguk

"Baiklah aku akan membuatmu tampil beda malam ini" entahlah, apa ini bisa membantuku atau tidak aku hanya bisa mengikuti laju air yang mengalir

Rival // H.S (Slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang