0.6

1.2K 119 24
                                    

Aku terbangun dengan rasa nyeri dikepalaku, tenggorokanku sangat kering dan aku sangat haus. Aku beranjak dari ranjangku, dan mengambil sebotol air mineral dari lemari pendinginku

"Kau sudah bangun rupanya" ucap seseorang, sontak saja aku menoleh

"Harry? Apa yang kau lakukan disini?" Aku menoleh kearah jam "ini sudah pukul tujuh malam, aku harus bersiap-siap untuk bekerja" kataku

Harry meranjak kearahku "kau yakin akan bekerja, dengan keadaanmu seperti ini?" Ha? Apa maksudnya? Pun aku hanya terdiam sembari mengerutkan dahiku "kau lupa kejadian tadi pagi?" Astagah. Aku ingat. Ya, kejadian itu begitu nyata dan aku melupakannya? Bagaimana bisa? Kukira tadi itu mimpi?

"Hei, kau melamun?" Katanya sembari menepuk pundakku

"Hei! Airku tumpah kau ini!"

"Ya, aku tidak sengaja lagi pula apa alasanmu melamun hah?"

"Tidak apa --...kurasa"

"Katakan padaku, apa yang terjadi denganmu tadi pagi"

"Tidak apa, lagi pula kau tidak akan mengerti.."

"Kau meremehkanku eh?" Katanya seraya melipat kedua tanganya

"Apa maksudmu dengan gaya seperti itu huh?" Kataku "dan mengapa kau melipat tanganmu? Kau tersindir eh?"

"Asal kau tau, aku memilih otak yang jauh lebih pintar darimu, hanya untuk mengerti ucapanmu pun aku bisa, jadi ceritakan padaku sekarang!"

"Oh ya? Lalu apa yang kau lakukan jika aku tidak mau memberitaumu"

"Hei.." Harry menegakkan tubuhnya "oh ya dan satu lagi, siapa yang mengatakan kau itu pintar? Ha. Kuyakin dia adalah seorang pembohong besar" kataku receh

"Aku tidak bohong! Jika kau tidak percaya kau bisa tanya kepada Lo-.." Harry menghentikan ucapannya

"Lo? Siapa lo?"

"Bukan siapa-siapa, sudahlah ganti bajumu sebelum nenek tua itu datang dan menceramahimu"

"Huh. Kau kalah Mr.styles" kataku receh.

"Diamlah!" Ucapnya sebelum pergi meninggalkanku

>>>

"Huh, lelah sekali ya menari-nari diatas sana" ucap Allison

"Iya, ditambah lagi lampu disco yang begitu dekat dengan kita, mataku sakit dibuatnya" balasku

"Hahaha, minum ini" Madison datang membawa kami minuman

"Thanks Mad" kataku

"Jadi gimana kamu sama Harry Bar?" Aku tersentak

"Huk huk uhuk" Madison menepuk-nepuk punggungku

"Hati-hati jika sedang minum kau ini!" Katanya

"jika bertanya bisa melihat keadaan tidak?" Kataku ketus "aku sedang minum tadi"

"Baiklah Barbara sayang, ku ulangi" Allison berdehem "bagaimana hubunganmu dengan Mr.styles itu nona Palvin?"

"..-hm.. Entahlah akupun tidak tau" kataku Acuh

"Kau ini, jangan hanya diam katakan kau mencintainya" celetuk Madison

"Hah? Apa maksudmu aku tidak mencintainya, lagi pula aku dan Harry baru kenal beberapa hari aku tidak bisa memutuskan kemana arah hubungan kami begitu saja"

"Hm... Kau benar, jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan" ucap Allison

"Iya juga si, tapi jangan kelamaan mikir juga nanti diambil orang" pun aku hanya menggangguk seraya meminum minumanku

"Barbara kau dipanggil"

"Huh pasti nenek tua itu yang memanggilku" kataku mereka pun hanya terkekeh

"Cepatlah barbara"

"Iya aku segera kesana" pun aku beranjak menuju sumber suara

"Ada apa?" Kataku yang kini sedang berdiri didepan kamar Madam

"Masuklah" serunya dari dalam, pun aku beranjak masuk

"Duduk" Madam meletakan puntung rokoknya diatas asbak kecil "kau ingin bersekolah?" Tanyanya

Apa dia serius? Bertanya begitu, huh! Dibilang sekolah aku pasti mau, aku sangat excited dalam belajar, apalagi dalam mengarang puisi, oh ya membaca buku! Aku sangat suka membaca buku "kenapa kau diam?" Tanyanya

"Hmh.. Aku mau bersekolah, namun aku tidak sanggup membayar uang sekolahku" balasku

"Bagus, kalau begitu. Kau bisa bersekolah lusa nanti, setelah kami mengurus semua surat-suratmu"

"Madam serius?! Kau tidak bercanda kan?!" Ya dibalik sikapnya yang brengsek dia memiliki sifat ke Ibuan yang tulus

Aku memeluknya dengan erat, tanpa disadari Madam membalas pelukanku "dulu aku memiliki anak perempuan, mungkin dia seumuran denganmu sifatnya sangat mirip denganmu pembangkang, keras kepala namun dia anak yang manis" aku mendongkakkan kepalaku agar dapat melihatnya

"Lalu kemana dia sekarang?"

"Dia tidak disini lagi"

"Oh, dia tinggal bersama suami ya?" Yang kudengar Madam telah bercerai dari suami sejal beberapa tahun silam

Hening "..-bukan"

"Lalu? Dengan ibumu?" Oh barbara mana mungkin dia masih memiliki ibu, umurnya pun sudah tua kau ini!

"Tidak bukan juga" jawabnya

"Lalu kemana anakmu?"

Air matanya mengalir aku dapat merasakan desahan nafasnya yg tertahan "apa aku mengakutimu?" Kataku memelas

"Tidak. Aku tidak apa, sudah sana kembali bekerja, aku membiayaimu tidak gratis kau harus menghasilkan banyak uang paham!" Huh! Nenek lampir ucap gadis batinku

"Baiklah.." Pun aku pergi keluar dan melanjutkan aktivitasku, namun sebelum keluar aku melihat Madam dari balik jendela dia berjalan kearah sebuah lemari kusam, dia membuka pintu lemari itu dan masuk kesana, kuulangi, dia masuk kesana, kedalam lemari. lalu pintu itu, pintunya tertutup. Dan Madam benar-benar masuk kesana?! Astagah. Dia pasti tertelan lemari itu, Aku bahkan tak percaya dengan apa yang kulihat, aku harus memberi tau Madison dan Allison

-------------

Haii lama tak jumpa, ku tau lama sekali ku tak apdate masih ada yg baca kah? Sudahlah lupakan....

Semoga suka..!!!!!

Rival // H.S (Slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang