"Harry!!!" Jeritku kala balon yang ingin kusangkutkan tidak dapat kuraih
"Ada apa?" Katanya yang kini sedang kewalahan menata setiap barang untuk pestanya nanti malam
"Aku tidak sampai" kataku masih mencoba mengaitkan tali balon dengan paku yang berada didinding
"Sudah kubilang, tidak usah menggunakan benda itu. Kini aku berusia 22 tahun Barbara. Aku bukan anak yang berusia 2 tahun lagi" balasnya
"Ayolah Harr, aku hanya ingin membuat acaramu berbeda dari yang lain"
"Aku akan mengadakan Party Barbara, bukan perayaan ulang tahun untuk anak kecil, sudahlah letakan benda itu, atau aku yang akan memecahkannya"
"Baiklah" aku turun dari kursi yang kunaiki "kurasa hadirku disini tidak membantumu" aku berjalan melewatinya menuju kamar yang kutempati semalam
Kini aku sudah berada dikamar Harry, tadi malam dia tidur dikamar yang lainnya. Aku tidak mengerti apa alasanya menyuruhku tidur disini sementara dia tidur dikamar tamu
Drtt...drt... Ponselku berbunyi, pun aku menggangkatnya, "ohh Madam" kataku saat melihat layar ponselku
"Ya madam?"
"Kau berada dimana nona? Semalaman tidak pulang tanpa kabar? Lalu bagaimana sekolahmu? Kau tidak masuk? Mengapa kau diam? Jawab aku Palvin!" Huh! Wanita tua ini, aku sedikit menjauhkan ponsel dari kupingku, kalian tau? Suaranya seperti radiasi dikupingku.
"Baiklah Madam, untuk jawaban pertama. Aku sedang berada dikamar Harry-" belum sempat aku bicara, dia sudah lebih dulu memotongnya
"Kamar?! Kau menjual tubuhmu? Siapa Harry? Apa dia pengusaha? Ingat! Kau harus meminta bayaran besar darinya, karna kau masih disegel paham?!"
"Madam! Kau bicara apa? Dengarkan aku dulu, Harry adalah temanku dan dia sedang mengadakan Party untuk acara ulang tahunya, dan dia tidak membuka segelku" kataku
"Ohh.. Yasudah tapi ingat malam ini kau harus pulang, seusai acara itu kau harus segera pulang karna aku ingin memberitau sesuatu padamu"
"Baik mad-.." belum sempat aku bicara wanita ini sudah lebih dulu menutup telfonnya, menjengkelkan!
"Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?" Kataku, aku berkeliling mengitari seluruh kamar ini. "Harry lelaki yang rapih" kataku, jujur aku mengenal banyak lelaki namun tidak ada yang serapih dan seapik dia. Semua tertata rapih di setiap sudut ruangan, baiklah keadaan disini mulai membosankan. Tiba-tiba terlintas diotakku untuk menulis sebuah lagu, hal yang paling sering aku lakukan diwaktu selangku
Aku meraih kertas dan pena dilaci meja Harry dan mulai menulis sepatah lirik lagu, tanganku berhenti menulis "apa ini?! Mengapa semua menjurus ke lelaki menjengkelkan itu?!" Huh! Aku megumpal kertas itu menjadi gumpalan besar dan melemparnya ke tempat sampah
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival // H.S (Slow update)
Fanfic"Harry, aku takut" "No Baby, keep calm i'm here" "Tapi dia sungguh menyeramkan, aku takut. dia selalu menggangguku" "Harry kenapa kau diam saja?" "Harry? HARY!!!!" !!! "Mereka bertugas memecahkan Misteri ini, akankah Barbara palvin dan Harry styles...