1.0

1.1K 101 17
                                    

"Aku mencintai Hary!! Aku mencintai Harry! aku mencintai Harry styles!" Perasaanku sangat lega, puas rasanya

"Aaaaa!!" Teriakku, bagaimana tidak? Saat aku membuka mataku Harry didepan mataku sekarang ku-ulangi Harry didepan mataku Harry!

"Hmh... Bar aku dan Madison berangkat duluan ya see you.." Allison menutup pintu kamar "goodluck" sambungnya

Awkward, itu kata yang pas untuk saat ini. Aku bingung harus memulai darimana sekarang.

"Hm..!" Harry berdehem, menandakan dia sedang menunggu sesuatu

Menarik nafas sejenak "Baiklah, aku yang mulai" namun "hei mengapa selalu aku yang memulai pembicaraan?!" Kataku, dan dia masih saja terdiam

"Harry.. Bicaralah!! Jangan hanya memperhatikanku" masih diposisi yang sama, berada disofa didepan ranjangku yang dimana sedang aku duduki sembari menatapku "baiklah aku pergi" Harry terdiam diposisi tanpa bergerak satu langkahpun,

Aku menggerutu didalam diriku sendiri, jika aku pergi. Aku naik apa? Taxi? Ah tidak tidak, sekarang kan sedang marak Fake taxi, nanti kalau aku kenapa-napa gimana? Naik bus? Yang ada aku telat, ditambah ini hari pertama aku masuk, namun jika aku berbalik, gengsi ih!

"Harry! Kau menjengkelkan" kataku sembari memutar badanku

"Memangnya salahku apa?" Balasnya Apatis

"Kau ini, jika ada wanita sedang marah seharusnya si lelakinya membujuk wanita itu bukan mengacuhkannya!"

"Apa semua lelaki melakukan itu?"

"Tentu saja! Dan kau juga harus melakukannya!"

"Mengapa harus aku? Kau kan bukan wanitaku" aku terdiam "Oh ya Allison dimana? Tadi dia menelfonku" sakit.

"Kok diam aja? Barbara?" Harry melambaikan tangannya didepanku

"Oh maaf .." Aku mencoba menahan air mataku "Allison sudah jalan duluan tadi, kalau anda mau menyampaikan sesuatu mungkin bisa dikampus sepulang sekolah nanti" air mataku jatuh dan mengalir begitu keras, ada apa denganmu Princess?! Jangan menangis. Namun tangisku semakin menjadi aku sampai terengah-engah bagaimana tidak saat aku merasa dia memberi harapan setinggi langit dan tiba-tiba menjatuhkannya didasar tanah terdalam. Itu sangat sakit. Ucapan Harry terus menghantuiku, Aku menghapus air mataku dan menegakkan kembali wajahku

"Sorry ya kelilipan" alibi, mencoba tenang "oh iya tad-" Harry tidak ada?!

Drtt.... Drt..

Harry menelfonku, pun aku mengangkatnya "harry?.." Kataku tak yakin

"cepatlah, kau ingin telat?" aku mematikan ponselku, meraih tasku dengan tidak semangat

***

"Kau ini darimana saja? Aku sudah menelfonmu berkali-kali namun kau tidak menjawabnya

Aku tidak mungkin mengatakan yang sejujurnya pada Harry "maaf tadi aku melupakan satu bukuku, dan aku harus kembali mengambilnya" dustaku

"Baiklah" Harry menjalankan mobilnya "oh ya persiapanmu untuk belajar bagaimana?"

orang aneh, sejenak dia begitu menjengkelkan namun disisi lain dia begitu perhatian "Ayolah Harry, aku bukan anak kecil yang harus ditanyakan hal seperti itu" kataku

"Namun kau gadis kecilku" ucapnya seraya mengacak-acak rambutku

Terus saja membawaku terbang, lalu jatuhkan aku saat kau bosan!

"Oh ya, apa motivasimu kembali lagi kesekolah setelah lama break?

"Motivasiku.. Cuman satu ingin menjadi orang sukses dan jauh dari kehidupan kelam yang kini kujalani"

Rival // H.S (Slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang