0.1

2.2K 207 45
                                    

Kejadian itu masih berputar diotakku, saat Ayah memperlakukan Ibu bak seorang pelacur. kalian tau tidak betapa sakitnya hatiku melihat hal seperti itu dia selalu menyiksa Ibuku tepat didepan wajahku dan menjualnya kepada laki-laki hidung belang itu.

aku rindu William kakaku yang pergi dari rumah sejak pertengkarannya dengan Ayah, hanya dia yang aku punya setelah Ibu meninggal Will i miss you so much wherever you are?

"Barbara!!! keluar" aku tersentak mendengar suara itu, Ayah sudah pulang aku menghapus air mataku dan beranjak ke pintu kamarku.

"Barbara buka pintu kamarmu!" god! bagaimana ini? dia pasti sedang mabuk sekarang, pun aku merasa gugup dibalik pintu kayu ini

"buka atau ku dobrak pintu ini! setelah itu kau tidak kuberi ampun!" teriaknya yang membuat seluruh tubuhku bergetar dan detak jantungku berpacu sangat cepat. dengan keringat yang bercucuran aku memberanikan diri untuk membuka pintu kamarku

"bagus, sekarang ikut aku" Ayah langsung menarikku keluar.

"Tidak mau Ayah! tidak!" aku tau pasti dia ingin menjualku sama seperti Ibu dulu.

"jangan banyak bicara! cepat!" aku terus memberontak tak hentinya,

"TIDAK! KUBILANG TIDAK!" aku menepis tanganya namun dia menarikku dan plak! dia menamparku hingga aku tersungkur kebawah, dan kurasakan darah segar mengalir dari sudut bibirku

"bangun!" gertaknya "aku akan menjualmu!"

"kau jahat" kataku seraya berdiri "Kau BUKAN AYAHKU! KAU MENYAKITIKU DAN IBUKU DAN KAU MEMBUAT WIL--" belum sempat aku bicara Ayah sudah lebih dulu menamparku bertubi-tubi hingga darah yang mengalir semakin deras, pedih rasanya hatiku saat ini. Ditambah Ibu yang sudah tidak bersamaku lagi

"jangan kau sebut nama itu lagi! JANGAN PERNAH!"

"kenapa hah? kau malu karna William memergokimu memperkosa Lizzie kekasihnya hingga dia bunuh diri karna malu hah?"

"brengsek! TUTUP MULUTMU!" kali ini aku terdiam, dia benar-benar sudah marah padaku entah apa yang terjadi padaku hingga aku berani menyatakan hal itu padanya "Iku aku!" Ayah menarikku dengan kasar

<<<

Kini aku sudah berada di suatu tempat, yang tidak kuketahui tempat macam apa ini, namun sepertinya aku pernah kesini

"ikuti aku!" aku menolaknya "atau aku akan memerintah algojo-algojo ini untuk memaksamu" sambungnya aku tidak berani menatap para Algojo ini mereka menyeramkan dan mau tidak mau aku harus mengikuti kemauan Ayah

tempat ini sangat bau, aku tidak suka dengan Aromanya belum lagi asap rokok dimana-mana dan apa itu? penari latar? tapi mengapa pakaiannya sangat minim? oh bukan-bukan, itu penari striptis dulu aku pernah ketempat ini saat aku membuntuti Ibu bekerja dan Ibu sangat marah karna disitulah aku mengetahui semuanya, namun sudah banyak perubahan ditempat ini, mungkin lebih buruk.

"Masuk" pekiknya padaku, aku menggeleng, sungguh aku takut tempat macam apa ini?

"Kubilang masuk!" Ayah menarik tanganku dengan kasar, saat aku masuk kedalam kami disambut oleh seorang wanita-bisa dibilang nenek-nenek yang berpenampilan tidak selayaknya seorang nenek tua, dan lihat dia memegang sepuntung rokok yang masih menyala

"Hai Veer, apa kabarmu?" Sapanya yang langsung memberi kecupan dipipi ayah menjijikan. Aku membuang wajahku "Aku turut beduka atas istrimu ya, walaupun sejujurnya ada baiknya dia mati, kau tau dia tidak menghasilkan uang lagi untukku" apa katanya?! Keparat! Bisa-bisanya dia berkata seperti itu didepanku

Rival // H.S (Slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang