1.1

1.1K 97 40
                                    

Masih dihari yang sama dimana Zayn menggantungkan rasa penasaran Barbara. Namun bukan Barbara namanya jika tidak memiliki rasa ingin tau yang besar.

Malamnya seusai bekerja Barbara mengajak kedua sahabatnya untuk mencari tau tentang gadis itu, mereka bergegas menuju sekolah dimana Barbara dan Allison menuntut ilmu.

"Barbara apa kau menemukannya?" Ucap Madison yang sudah tidak sabar
"Sabarlah aku sedang berusaha mencari data Gadis itu, arahkan senternya yang benar"

"Allison apa kau menemukan sesuatu?" Tanya Barbara

"Tidak-hm lebih tepatnya belum"

"Guys bisa kita pergi sekarang? Aku sudah tidak tahan diperpustakaan ini" ucap Madison yang sedari tadi ketakutan

"Mad bersabarlah sebentar. hal seperti ini butuh waktu yang lama, tidak hanya satu atau dua orang yang bersekolah disini tapi ratusan bahkan ribuan jadi kumohon jangan mempersulit" hentak Barbara

"Baiklah maafkan aku" balas Madison

"Ketakutanmu sudah kelewat batas" ucap Allison acuh "lagi pula ini hanya perpustakan" Allison sudah gerah dengan ketakutan yang selalu menghantui Mady

"Madison bisa kau arahkan senternya kearah sini?" Tanya Barbara

Madison mengarahkan senternya kearah yang dituju "hey kemarilah" pinta Barbara

"Ada apa?" Allison berjalan menghampiri Barbara dengan Madison yang menguntil dibelakangnya. Allison memukul tangan Madison karna menarik bajunya sedari tadi

"Lezzie" ucap Barbara

"Lezzie?" Ucap Allison seraya mengerutkan keningnya

"Murid teladan tahun ajaran 2006-2007" Mady membaca tulisan dibawah foto ini

"Siapa gadis itu?" Tanya Allison

Barbara terdiam sejenak dia bingung harus memulai dari mana "wah cantik sekali gadis ini" ucap Madison seraya memegang bingkai foto

"Dia sudah meninggal" ucap Barbara pelan, Madison langsung menarik tanganya dan berlari kebelakang Allison

"Kau ini!" Pekik Allison

"Tunggu dulu? Gadis ini sudah meninggal kurang lebih setahun yang lalu, lalu apa yang terjadi denganmu? Kau mengenalnya? Argh! Ini membingungkan"

"Aku tidak bisa menjelaskannya padamu ini begitu rumit"

"Rumit katamu? Kita sudah pergi sejauh ini dan kau menyembunyikan sesuatu dari kami? Apa kau gila nona Palvin?!" Menarik nafas sejenak baiklah. "kau urus sendiri masalahmu aku tidak mau ikut campur"

"Tidak Allison kumohon aku butuh kalian" Barbara menarik tangan Allison yang hendak pergi meninggalkannya

"Kau memohon padaku untuk membantumu sedangkan aku tidak tau apa yang kau sembunyikan, jika seperti ini sampai aku matipun masalah ini tidak akan terpecahkan" hentak Allison

Barbara jatuh dan terduduk dibawah "jujur aku malu mengatakan ini pada kalian, dulu aku memiliki seorang kaka bernama William, ia sosok yang sangat aku banggakan, aku sayangi dan dia juga sangat menyayangiku. namun sekitar setahun lalu dia pergi meninggalkanku. William bertengkar hebat dengan Ayah tanpa alasan yang aku mengerti" Allison menggangkat tubuh Barbara dan mendudukkannya disebuah bangku

"Hingga pada akhirnya aku menemukan buku kecil curahan William, disana tertulis jelas bahwa Ayahku telah memperkosa kekasihnya. Lizzie" Madison terlihat shock mendengar ucapan Barbara, berbeda dengan Allison yang sedari tadi terlihat geram mendengar betapa bejadnya Ayah Barbara

Rival // H.S (Slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang