Cнapтer 5

1.3K 82 2
                                    


Hai Readers,,,makasih banyak dah mau nyempetin waktu baca cerita aku,makasih lo atas Vote dan Comentnya.

Author

Begitulah kelakuan mereka berdua klo dah ngomongin soal pacar masing-masing, Tapi sayang, sejak lima bulan yang lalu, Ilham tak lagi berada disisi Mila. Mereka putus lantaran jarak memisahkan mereka

Ya, setelah mendapat gelar Sarjana-nya, Ilham memilih kerja di salah satu perusahaan terkemuka di Jakarta. Sampai suatu saat, ilham datang dan memutuskan hubungan dengan Mila, yang sudah terjalin selama satu setengah tahun dengan alasan klasik,,,kurang komunikasi. Mila cuma bisa pasrah karena memang kenyataannya begitu.

Mungkin Ilham sudah menemukan orang yang lebih baik daripada Mila, yang sama-sama pekerja dan lebih mengerti dunia-nya. Sementara, Prilly yang masih adem ayem dengan Radit merasa Ilham tidak adil memperlakukan sahabatnya itu. Mila santai saja menerima statusnya kini sebagai seorang jomblo. Bagi dia, hal itu hanyalah masalah kecil dari sekian banyak masalah yang terjadi dalam hidup. Toh dunia nggak lantas kiamat kok begitu Ilham meninggalkannya.

Untung aja ada Prilly, sahabatnya yang setia mendengarkan keluh kesah Mila, dan ada Vanya yang iseng-iseng mengajaknya melamar kerja di kafe. Jadi, ada hiburan dan kesedihan itu nggak berlangsung lama buat Mila.

___________°

"Huaah...! Panas banget sih. Tumben nih AC-nya nggak sedingin biasanya," kata Prilly mengunyah makan siangnya sambil kipas-kipas pake tangan.

"AC-nya sih biasa aja kali. Cuman orangnya yang kebanyakan nih, jadi panas gini deh," sambung Mila. Mereka melanjutkan makan siang mereka sambil ngobrol, sampai nggak sadar ada seseorang menyapa mereka.

"Permisi, Nona-nona. Apa kursi ini kosong? Boleh nggak saya duduk di sini?" tanya seorang cowok yang berdiri di belakang Mila tapi menghadap Prilly.

Prilly mengangguk cepat "silahkan, Mas. Kosong kok."
"Terima Kasih."
Cowok itu lantas duduk di samping Mila yang cuek aja, nggak menoleh sedikit pun pada cowok yang kini sudah duduk di sampingnya.

"Oh, ya, kenalan dulu dong. Nama gue Prilly. Ini teman gue, Mila," kata Prilly sambil ngunyah makanan.
"Kenalin juga, gue Kevin," sahut cowok itu.

Mila spontan menoleh dan ... gleeek! Dia keselek dan batuk-batuk. Prilly panik dan segera membantu memberikan minum.

"Lo kenapa sih sampe keselek gitu? Nih minum dulu."

"Sory ... Sory. Hmmmm ... hmmm," jawab Mila sambil berdehem-dehem.

"Mila?! Wah... ternyata lo!!" kata cowok itu kaget. Mila menoleh dan nyengir.
"Heeeeh!? Kalian sudah saling kenal?" tanya Prilly heran, sambil memandangi Mila dan Kevin bergantian. Mila nyengir lagi.

"Wah nggak nyangka ketemu lo disini, Mil. Gue tanya Michelle no telp lo, tapi dia nggak tau. Terus tadi gue ke kafe katanya lo lagi off hari ini." cerocos Kevin sambil terus memandangi Mila yang masih sibuk batuk-batuk.

Mila segera minum dan mengelap mulutnya dengan tisu. Prilly mengeryit. Memandangi mereka berdua bergantian. Berusaha menangkap apa yang terjadi antara sahabatnya dan cowok yang baru saja dikenalnya itu. Do I Missed something?! Batinnya.

"Buat apa cari-cari nomor telpon gue?!" tanya Mila setelah batuknya mereda.

"Hmmmm... buat apa, ya?" Kevin balik tanya sambil sedikit kikuk." Gak buat apa-apa sih. Cuma pengen kenalan aja sama Lo. Abis lo langsung kabur, waktu di ruangan Michelle. Padahal, gue kan mau ngobrol-ngobrol."

"Haloooo...! Ada apa sih, sebenarnya?!" Prilly merasa jadi kambing congek.



Tiba-Tiba CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang