Part 7

28 3 0
                                    

IG : @puttrioktavia
Happy Reading!

•••••
Rania duduk termenung ditaman belakang rumahnya, menatap suasana sekitar yang ditumbuhi banyak pepohonan. Ia belum sarapan sama sekali padahal makanan yang di buat oleh Ibu Flora telah di hidangkan di meja makan.

Ia menatap Papanya yang sedang mencuci mobil di garasi, rasa lelah nampak melekat diwajah papanya karena sedari tadi Papa mengerjakan pekerjaan rumah yang cukup berat.

Gadis itu melangkah menuju arah garasi, mengambil kain lap dan membantu papanya mencuci mobil.

" Rania, gak usah.. Biar papa aja, nanti kamu capek! " Ucap Pak Fahri yang melihat putrinya mengelap kaca mobil dengan sabun didalam ember.

" aku juga gak bisa ngeliat papa capek kayak gini, " Rania tetap melanjutkan pekerjaannya tanpa menghiraukan Pak Fahri yang ngedumel.

Pak Fahri menggelengkan kepalanya, menatap Rania sambil tersenyum. Beliau menarik selang dan menghidupkan keran air, dan mulai membersihkan busa-busa sabun yang menempel di badan mobil.

Tanpa sengaja, air tersebut menyiprat ke arah Rania yang tengah sibuk mengelap punggung mobil. Pak Fahri tersenyum geli melihat tubuh putrinya yang setengah basah. " Ooupsss!! " gumamnya sambil meletakkan telapak tangannya di depan mulut.

Rania mendengus kesal, " Papa!!!!! " teriaknya.

Ia mengambil sedikit air dari ember lalu mencipratkannya pada Papanya. Pak Fahri tidak mau kalah, ia juga membalas dengan menyiram Rania menggunakan selang air yang ia pegang.

Terjadilah perang air tak terduga antara Rania dan Pak Fahri. Tawa serta canda terukir diantara keduanya. Hal ini sejenak menghilangkan rasa sedih dalam hati Rania.

Kini tubuh mereka telah basah karena bermain air, mereka sampai lupa dengan pekerjaan mereka mencuci mobil.

Bu Flora menatap keduanya sambil tersenyum. Lalu kembali masuk ke dalam rumah dan membersihkan ruangan.

Mereka lalu menyudahi kegiatan mereka, Rania mengambil handuk berwarna biru toska dan menuju kamar mandi untuk membilas tubuhnya.

︶︿︶

Tara menatap sekelilingnya, pemandangan yang tidak asing baginya. Ia melipat kedua tangannya di depan dada, lalu menghela nafas panjang. Ia sangat merindukan bundanya, biasanya ia paling tidak bisa jauh-jauh dari ibu kandungnya itu karena baginya hidupnya takkan pernah bahagia tanpa hadirnya seorang ibu. Namun, ia kembali kesini karena permintaan ibunya untuk mencari seseorang yang sejak dulu ia tunggu. Dan bila pada hari ini ia tak menemukan seseorang yg ia cari, maka ia akan kembali pulang ke Surabaya karena letih untuk berharap kepada seseorang yang tak kunjung kembali.

Ia teringat sesuatu, cap tangan!

Pria itu memutuskan pergi ke perkebunan untuk melihat keadaan cap tangan itu. Ya, entah kenapa ia sangat ingin sekali kesana saat pertama kali datang dari Surabaya.

Disisi lain, Rania berada di kamarnya sambil mendengar musik lewat earphone yang berada di telinga. Ia bersenandung mengikuti alunan musik. Lalu tiba-tiba saja rasanya ia sangat ingin melihat cap tangan itu lagi. Entah kenapa, rasanya aneh. Ada perasaan yang menuntun nya pergi ke perkebunan.

Ia lalu memakai kacamatanya serta mengenakan syal wolnya karena cuaca di luar cukup dingin setelah hujan. Lalu pergi melangkah keluar kamarnya.

" kamu mau kemana, ran? " tanya Bu Flora yang melihat putrinya keluar kamar dengan penampilan cantik

" biasa lah ma, aku mau keluar cari udara seger! " Rania tersenyum mulus.

" Ran, diluar udaranya dingin banget. Nanti kamu kedinginan loh." ucap Bu Flora khawatir.

Waiting For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang