Halo readers?
No judge!!! Kalo gak suka, tinggalkan!!
Aku butuh vote dan comentsnya.. Jangan jadi silent readers!!~♥~~♥~
Happy Reading!! ❤
•••••
Setelah melalui perjalanan udara dengan pesawat terbang selama kurang lebih 5 jam, Tara akhirnya sampai di Bandung. Tanpa membuang banyak waktu ia bergegas kembali ke pedesaan, pulang menuju rumahnya.
Ia menyapu pandangannya ke sekitar rumah, lalu ia teringat pada surat yang ia letakkan di pintu pagar rumahnya. Dan saat ini surat itu tidak ada. " apa ia sudah kembali dan membaca surat itu? " batin Tara.
Ia segera masuk ke dalam rumah dan merebahkan tubuhnya ke ranjang. Ia sangat lelah sekali. Ia duduk di tepi ranjang, kedua tangannya saling menggenggam bertopang dengan kedua pahanya. Ia kembali teringat surat itu. Surat itu sudah tidak ada, apa dia telah kembali? Tara terus bertanya tanya dalam hati. Saat ini dia sangat lelah, butuh waktu untuk memulihkan kondisinya. Jika memang benar gadis itu telah kembali, toh! Dia juga bisa mencarinya besok.
Ia berbaring di tempat tidurnya. Memejamkan matanya dan mulai hanyut dalam alam mimpi.
♡♡♡
Rania berjalan meninggalkan perkebunan sambil tetap menggenggam buku harian ditangannya. Langit tampak gelap dan akan turun hujan.
Ia mempercepat langkahnya dan melewati sebuah rumah. Rumah tempat ia menemukan surat itu. Namun, pintu gerbangnya kini tak lagi di gembok. Serta pintu masuk rumah tersebut juga sedikit terbuka.
Rania mengerutkan dahinya, " apa dia telah kembali? " batin Rania.
Ia mendekati rumah itu, mencari jawaban dari pertanyaannya. Namun tiba-tiba, seseorang keluar dari pagar rumah tersebut.
" cari siapa mbak? " tanya pria itu. Dari wajahnya, Rania dapat menebak usia pria tersebut menginjak 40-an ke atas.
" nggak cari siapa-siapa pak. " jawab Rania polos lalu pergi meninggalkan rumah tersebut.
Pak Sutris menggaruk garuk kepalanya yang terasa tidak gatal, melihat tingkah laku gadis tersebut. Ia lalu beranjak dari pintu pagar dan melanjutkan pekerjaannya sebagai tukang kebun.
Ya, Pak Sutris adalah tukang kebun rumah Tara. Beliau bekerja sejak Tara berumur 7 tahun.
" apa gadis tadi temennya Den Tara, ya? " Pak Sutris mengerutkan dahinya.
♡♡♡
Rania merebahkan dirinya di tempat tidur, matanya menatap langit-langit kamar dan tangannya terentang. Suara rintik rintik hujan terdengar yang di susul suara gemuruh. Saat ini, hanya gemericik air yang dapat menenangkannya.
Rania mengambil selimut, segera menutupi tubuhnya yang kedinginan. Udara pedesaan yang dingin di tambah dengan dinginnya hujan. Ia meletakkan kacamatanya di atas nakas serta melepas syal wol yang sedari tadi berada di lehernya.
" ku kira dia kembali, ternyata bukan. Mungkin pria tadi penjaga rumahnya " Rania mengerucutkan bibir.
Rania menguap. Udara dingin membuatnya mudah tertidur. Dalam seketika, ia telah hanyut di dalam alam mimpi.
♡♡♡
Tara mengucek kedua matanya. Ia mengambil gelas berisi air yang berada di atas nakas samping ranjangnya, lalu meminumnya hingga tandas.
Badannya terasa lengket, ia lalu mengambil handuk dan menuju kamar mandi.
Wangi harum tubuh Tara seketika memenuhi seluruh ruangan ketika keluar dari kamar mandi. Ia mengenakan jaket kulitnya, karena hawa dingin menyusup ke dalam tubuhnya.