Part 9

18 0 0
                                    

Happy Reading! ❤

" Tara, tunggu!! " teriak Rania pada Tara yang sengaja berlari meninggalkannya.

Rania terus berlari mencoba mengejar Tara, namun Tara lari begitu kencang. Mereka berdua berlari-lari ditengah perkebunan yang berliku-liku itu. Tara akhirnya merasa lelah dan duduk di sebuah tempat tongkrongan para pemetik teh.

Nafasnya tersengal-sengal. Ia tertawa melihat Rania yang kelelahan mengejarnya.

" Haduhh, capek banget. Rese banget ya kamu pakek acara lari-lari segala! " Rania mendengus kesal, nafasnya masih tersengal-sengal.

" Hahahaha.. Capek ya? Kasian banget sih! " ucap Tara sambil mencubiti pipi Rania yang manyun.

" Tapi lama juga ya kita udah gak kayak gini " Rania mulai mengingat masa kecil kecilnya dengan Tara.

" Iya, rasanya aku pengen kecil lagi " tutur Tara.

Rania tertawa sambil menatap Tara yang berada di hadapannya. Rasanya ia sangat bahagia saat ini.

Tara hanya tersenyum melihat gadis di hadapannya. Ia menyentuh rambut Rania, dan menyelipkannya di belakang telinga karena tertiup angin.

Jantung Rania berdegup lebih kencang dari biasanya, rasanya jantungnya sebentar lagi akan meloncat keluar. Ia menatap pria dihadapannya itu. Tara begitu romantis, hingga membuat hati Rania berbunga-bunga.

Ya tuhan, apa yang aku rasain ini? Apa ini..? Guman Rania dalam hati sambil tersenyum.

" Hei... Kamu kenapa? Kok bengong? " .

" Gak kenapa kok,! " ucap Rania.

Rania mulai berpikir, mencari topik lain yang bisa dibicarakan.

" Ra, apa ayah dan bunda kamu gak pulang kesini? " tanya Rania.
" Ayah sama bunda rencana akan pulang, tapi gak tau kapan " sahut Tara.

Asal kamu tau Ran, ayah dan bunda pulang kesini karena kamu, batin Tara.

Tiba-tiba hujan turun begitu deras, Tara sedikit cemas. Ia takut ia dan Rania tidak dapat pulang karena terhambat oleh hujan.

Rania tersenyum, lalu berlari menembus hujan. Ia menari-nari girang di tengah hujan. Merentangkan tangan lalu berputar dan menari. Padahal hujan turun begitu deras dan ia justru menari-nari di bawah hujan dengan girang.

Tara menatap gadis itu dengan aneh, gadis itu menari-nari di bawah hujan yang begitu derasnya. Tara lalu menghampiri Rania dan menembus hujan yang sangat deras itu.

" Rania! Kamu bisa sakit nanti" ucap Tara sambil memegang lengan Rania.

Rania berhenti menari, ia menatap pria dihadapannya yang terlihat sangat cemas.

" Ra, hujan itu karunia dari Tuhan. Kita seharusnya nikmatin karunia itu, bukannya menghindar dari hujan. Hujan itu nggak bawa beban untuk kita, tapi dengan hujan kita bisa merasakan ketenangan." jelas Rania yang membuat Tara terkagum.

" Kamu bener Ran, seharusnya aku gak usah takut sama hujan! " Tara mengusap wajahnya yang dipenuhi air karena hujan masih turun.

Rania menggenggam tangan Tara dan menariknya untuk menari di bawah hujan. Mereka berdansa bersama sambil menikmati hujan yang turun membasahi mereka. Mereka tidak peduli semua itu, yang terpenting adalah mereka dapat menghargai karunia Tuhan.

Hujan mulai mereda seketika, hanya rintik-rintik hujan yang menghiasi kebersamaan mereka.

" Ra, lebih baik kita pulang. Karena aku takut mama sama papa nyariin aku " ucap Rania.

Waiting For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang