#3

353 29 0
                                    

***

Aku duduk diantara bangku taman yang kosong. Dari balik kacamata tebalku, aku melirik ke arah laki-laki itu.

Laki-laki bertubuh 173cm itu berjalan menyusuri lorong koridor sekolah sambil terus membawa bola basket ditangannya.

Terlebih dari postur tubuhnya yang begitu tinggi, ia memiliki mata hazel yang memikat hati.

Laki-laki yang pantas menyandang kalimat ­serba-sempurna.

Hidupnya yang bergelimang harta. Pergaulannya yang selalu dikelilingi barang branded. Juga wanita-wanita yang begitu sempurna.

Dia sempurna.

Bukan, namanya bukan sempurna. Namanya...

"Dean."

Laki-laki itu menoleh ke arah sumber suara. Bibirnya menarik garis simpul sebuah senyuman yang menawan.

Perempuan dengan rambut diikat itu langsung menghambur tubuhnya dalam rentangan kedua tangan laki-laki yang sudah bersiap memeluknya.

"Kangen, Yan."

Laki-laki itu mengecup pucuk kepala perempuan yang masih dalam rengkuhannya dengan pelan.

"Masih sayang aku kan?" tanya laki-laki itu.

"Masih!!!! 0,0000001%"

"Loh, kok?"

"Iya, 9,9999999% nya sayang kamu banget!!!!"

-

Aku menghela nafas panjang.

Berusaha mengalihkan pandanganku dari sosoknya yang hanya membuatku selalu berangan dan bermimpi kelak-aku-akan-memilikinya.


EspressoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang