***
Aku duduk diantara bangku taman yang kosong. Dari balik kacamata tebalku, aku melirik ke arah laki-laki itu.
Laki-laki bertubuh 173cm itu berjalan menyusuri lorong koridor sekolah sambil terus membawa bola basket ditangannya.
Terlebih dari postur tubuhnya yang begitu tinggi, ia memiliki mata hazel yang memikat hati.
Laki-laki yang pantas menyandang kalimat serba-sempurna.
Hidupnya yang bergelimang harta. Pergaulannya yang selalu dikelilingi barang branded. Juga wanita-wanita yang begitu sempurna.
Dia sempurna.
Bukan, namanya bukan sempurna. Namanya...
"Dean."
Laki-laki itu menoleh ke arah sumber suara. Bibirnya menarik garis simpul sebuah senyuman yang menawan.
Perempuan dengan rambut diikat itu langsung menghambur tubuhnya dalam rentangan kedua tangan laki-laki yang sudah bersiap memeluknya.
"Kangen, Yan."
Laki-laki itu mengecup pucuk kepala perempuan yang masih dalam rengkuhannya dengan pelan.
"Masih sayang aku kan?" tanya laki-laki itu.
"Masih!!!! 0,0000001%"
"Loh, kok?"
"Iya, 9,9999999% nya sayang kamu banget!!!!"
-
Aku menghela nafas panjang.
Berusaha mengalihkan pandanganku dari sosoknya yang hanya membuatku selalu berangan dan bermimpi kelak-aku-akan-memilikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Espresso
Teen FictionSecrets have a cost. They're not free. Not now, not ever. - The Amazing of Spiderman 2