***
Aku berjalan di lorong koridor sekolah. Seperti biasa, dengan kedua headset di telingaku.
Lalu, langkahku terhenti kala mataku melihat sebuah buku tergeletak begitu saja di lantai.
Ku raih buku bersampul warna cokelat itu.
Dan, tertuliskan namanya disana Dean Indratama.
DEG.
Untuk sesaat, aku merasakan nadiku berhenti.
Dan, akhirnya kesempatan itu datang.
Kesempatanku untuk bertemu, bertatap muka dengannya secara langsung, dan bercakap dengannya.
Entahlah, rasanya ini seperti espresso yang ku sesap kemarin.
Asam, manis, pahit. Semua berbaur menjadi satu rasa yang pasti.
Namun, tetap ku nikmati.
鞺
KAMU SEDANG MEMBACA
Espresso
Teen FictionSecrets have a cost. They're not free. Not now, not ever. - The Amazing of Spiderman 2