#9

209 23 0
                                    

***

Aku duduk diantara bangku penonton di tribun paling bawah untuk menyaksikan pertandingan basket.

Aku tidak suka basket!

Aku rela duduk berdiam bermenit-menit lamanya hanya untuk melihat dirinya.

Ya, dia.

Dia dan seragam basketnya. Berlari dan menari dari sudut lapangan satu ke sudut yang lainnya. Mencetak angka dengan mudahnya.

Pesonanya juga senyumannya.

Dia, sempurna.

Tunggu! Dia menoleh, ke arahku.

Untuk beberapa detik, ini menjadi awkward moment bagiku.

Tidak sebelum ia mengalihkan pandangannya ke arah gadis yang sejak tadi bersorak ramai menyebut namanya.

Dean..



EspressoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang