#26

487 29 16
                                    

==

Dear, Rindu.

Pertama, aku hanya ingin mengucapkan selamat! Selamat karena kamu sudah berjuang sejauh ini untukku.

Selamat, karena usahamu tidak sia-sia.

Kamu berhasil!

Kamu berhasil membuatku jatuh cinta. Meski aku hanya mencintaimu dalam diam.

Kamu membuatku bangga sudah menjadi seseorang yang kamu cintai sebegitunya.

Aku bahagia.

Terkadang, aku tertawa.

Tertawa melihat tingkahmu yang hampir frustasi untuk menarik perhatianku.

Tapi, nyatanya, kamu berhasil.

Yang kedua, aku mau bilang, kamu gagal!

Kamu telah gagal untuk melihat ke sekitarmu dengan menggunakan hatimu.

Kamu terlalu fokus pada perasaanmu. Tapi, kamu bahkan tidak menyadari akan perasaanku padamu.

Kamu bilang, kamu mencintaiku.

Tapi, nyatanya. Kamu bahkan tidak tahu akan keberhasilanmu sendiri.

Hari itu, hari dimana aku menguji perasaanmu.

Aku tahu kamu menyukaiku.

Aku tahu kamu memperhatikanku.

Aku tahu kamu selalu mengirim kode untukku.

Tapi, kamu bahkan tidak sadar akan kehadiranku disampingmu.

Bahkan, kamu tidak menciumku. Hehehe.

Kamu tahu, aku sudah memperhatikanmu sejak lama.

Aku bersembunyi dibalik sikap dinginku padamu.

Karena, aku ingin tahu kesungguhan perasaanmu.

Aku sudah bilang, kalau cinta sudah bicara ia tidak akan mengenal kasta.

Nyatanya, kamu masih ragu akan hal itu.

Rindu, aku hanya mau bilang. Aku juga mencintaimu. Dan, cintamu tidak bertepuk sebelah tangan.

Aku bahkan selalu menoleh ke arahmu. Tapi, kamu tidak pernah sadar.

Aku sudah memberikanmu banyak clue, tapi kamu tidak membacanya dengan baik.

Kamu tahu alasan ku duduk di cafe ini hanya untuk sekedar meminum segelas espresso dan menikmati sebuah lagu, kemudian pergi?

Karena aku tahu, kamu selalu memperhatikanku disini.

Dijam yang sama, di tempat yang sama, setiap harinya.

Alasanku disini hanyalah agar dapat kau perhatikan. Meski hanya sesaat.

Dan, lantunan bait-bait lagu itu adalah ungkapan hatiku yang tidak dapat ku sampaikan padamu.

Kamu terlalu sibuk mempersiapkan diri, sampai kamu lupa bahwa aku menunggumu.

Menunggu ungkapan perasaanmu.

Bukan aku tidak gentle. Hanya ingin tahu, benarkah perasaanmu?

Aku tahu, didalam benakmu sekarang pasti menyimpan banyak pertanyaan.

Tunggu dan simpan pertanyaan itu sampai kita bertemu kembali.

Maaf, aku tidak dapat mengungkapkannya secara langsung.

Aku anggap ini perpisahan manis.

Karena setelah ini, aku akan pergi.

Aku harap bisa bertemu lagi denganmu, Siena.

Jangan lupa minum espresso-nya tiap kali kamu bersedih.


"I wish we had another time, i wish we had another place.

But, everything we have is stuck in the moment,

And, there's nothing my heart can do."


Love Sincerely,


Dean Indratama as Lampu Neon.





=

Author Note; i dedicate this to my crush, the guy who get me in this friendzone.



hi, My Crush!

i miss you, btw.

xoxo.

EspressoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang