l

2.4K 128 17
                                    

Karena dikecewakan itu sakit, kan?

*
Waktu menunjukkan pukul 3 pagi. Salsha duduk diatas lantai kamarnya. Air mata masih terus berjatuhan membasahi pipinya, seperti hujan malam ini yg masih deras dengan hembusan angin kencang yg membuat dedaunan dan juga beberapa ranting pohon bergerak dan saling bertabrakan menciptakan melodi aneh tak beraturan tetapi menenangkan.

Suara rintikan air hujan yg mengenai atap rumah Salsha, hembusan angin yg ikut menggoyangkan dedaunan dan ranting ditambah suara jarum jam yg berdenting dan kicauan jangkrik yg saling bersahutan membuat Salsha semakin betah berlama-lama menenggelamkan jiwanya dalam luka. Luka yg tak sengaja ia goreskan kepada Aldi tetapi malah berimbas kepada dirinya yg saat ini semakin tenggelam dalam rasa penyesalan dan juga luka.

Air matanya pun masih setia membasahi pipi mulus milik Salsha, sejak dirinya dan Aldi bertemu. Sekitar delapan jam yg lalu. Entahlah, berapa banyak persediaan air mata yg ia punya saat ini.

Keadaanya hancur. Seperti orang yg tidak lagi memiliki semangat hidup. Tetapi begitulah kenyataanya, Salsha sudah tidak lagi memiliki semangat nyata yg setiap hari menjadi alasan mengapa ia tersenyum. Sang mentari, mulai berhenti menyinari bumi.

Matanya memerah, bekas air mata yg mulai kering tergambar jelas pada kedua pipi milik Salsha, rambut acak-acakan mirip seperti singa, kantung mata yg mulai menghitam dan juga membengkaknya daerah sekitar mata menjadi saksi bahwa saat ini dirinya sedang tidak dalam kondisi yg sedang baik-baik saja. Luka yg diberikan terlalu dalam untuk cepat disembuhkan.

"Aldi, kamu nggak tau gimana sakitnya aku sekarang?" Ucap Salsha dengan suara serak, sambil memukul pelan dadanya. Berharap rasa sakit hati itu bisa sembuh.

Salsha beranjak dari duduknya. Mengambil buku diary yg ia simpan diatas tumpukan buku pelajaran miliknya. Tertata sangat rapi diatas meja kayu bercatkan cokelat tua tersebut.

Ia membuka halaman pertama buku diary miliknya.

"Terima kasih untuk hari ini. Kencang pertama. Duh, jadi malu nyebut kencang kayak anak SMP yg baru ngerasain pacaran aja hihihi, intinya aku seneng bangett..sayang Aldi♥" -SA. 13 April 2012

Salsha kemudian membalik halaman kedua dari buku diary miliknya.

"Kencan kedua hari ini gagal;( soalnya Aldi ada kerja kelompok dadakan. Sebel sih sebenernya. Tapi nggak papa dia janji mau ngajak aku nonton Sabtu minggu ini. 2 hari lagi duhh nggak jadi nggak sabar. Miss u Di," SA. 16 April 2012

Kemudian halaman ketiga dari buku diarynya.

"Duhh, udah lama nggak nulis lagi dibuku ini. Kira-kira udah berapa lama ya? Emm...tiga minggu kayaknya. Tapi hari ini aku mau cerita. Hari ini hari jadi aku sama Aldi yg pertama. Dia dateng ke rumah sambil bawa boneka teddy bear yg gedeee banget, sama botol harapan juga. Disana kita nulis harapan kita masing-masing, aku nulis semoga aku sama Aldi bareng-bareng terus kedepannya nggak ada yg misahin kita. Sekalipun orang lain dan juga jarak. Sayaaaang Aldi bangett^_^" SA. 12 Mei 2012

Rasa sesak itu hadir. Walau hanya tiga halaman dari buku diary tersebut yg ia baca tetapi berhasil membuat luka tak kasat mata itu terbuka lebar.

Walaupun diantara mereka kata 'putus' belum terucap atau sekadar kata yg menandakan berakhirnya hubungan mereka. Salsha merasa adanya jarak diantara mereka.

Bahkan tatapan mata Aldi ketika mereka terakhir bertemu meninggalkan sarat kekecewaan dan menyimpan kepedihan yg mendalam. Ya, Salsha tau akan hal itu.

Buru-buru Salsha menutup buku itu kemudian membuka kembali pada lembar terakhir buku diary miliknya. Ia sengaja memilih halaman terakhir karena biarlah semua kenangan manis yg pernah ia tulis akan selalu menjadi suatu peristiwa yg akan selalu ia ulang untuk ia baca tanpa ada sepatah kata menyedihkan pada halaman-halaman selanjutnya.

Perlahan-lahan kertas putih itu mulai terisi dengan tinta dan suatu cairan bening yg ikut keluar dari kedua matanya.

"Aku nggak ngerti kenapa jadi gini. Nggak pernah aku mikir bakalan nyakiti kamu, Di. Kamu tau itu juga bakal nyakitin aku sendiri. Maaf untuk semua yg udah aku lakuin. Bukan aku nggak nganggep kamu atau udah ngelupain gitu aja. Tapi beneran aku nggak sengaja ngelakuin hal itu. Aku sayang kamu, Di. Lebih dari yg kamu tau. Lebih dari yg kamu rasain, lebih dari apapun...karena kamu juga aku jadi semangat berangkat kesekolah, aku jadi semangat belajar karena ada kamu. Orang yg akan aku ajak susah-seneng bareng-bareng, orang yg nantinya akan menemani masa tuaku, orang yg akan selalu bersama aku apapun atau bagaimanapun keadaannya. Karena aku sudah buat daftar rencana apa yg akan kita lakuin enam tahun kedepan. Aku sudah mikir. Dan kamu bisa pegang janji aku kalau aku nggak bakal bisa berpaling dari kamu apalagi bakal nyari pengganti kamu.

Jutaan, Di. Bahkan milyaran orang-orang diluar sana yg lebih dari kamu. Yang lebih sempurna dari kamu. Tapi aku nggak pernah ada niatan buat pergi ninggalin kamu. Apa kamu sadar? Kamu orang yg selama ini aku perjuangin. Orang yg selama ini aku perjuangin supaya tetep bisa sama aku untuk seterusnya. Aku tahu bukan cuma aku yg memperjuangkan hubungan ini. Kamu juga. Tapi, sekarang bahkan aku yg ngerasa cuma aku yg memperjuangkan hubungan ini. Aku yg terluka paling parah.

Jam 7 malam nanti aku bakalan terbang ke Inggris, Di. Aku juga nggak yakin kapan bisa balik kesini, bakalan main bareng sama kamu, bakalan ngehabisin waktu seharian nonton film sama kamu. Aku nggak tahu. Sedangkan untuk ngehubungin kamu aja aku takut. Aku cuma takut apa yg keluar dari mulut kamu bakalan lebih nyakitin aku nantinya. Aku takut. Sakit rasanya,Di. Sumpah sakit." -SA 10 mei 2014

Beberapa bulir air mata jatuh membasahi kertas bertintakan hitam itu. Membuat beberapa kata nya harus luntur. Hilang atau bahkan tak terlihat lagi menjadi sebuah kata.

Sudah cukup hatinya sakit, sudah cukup apa yg ia rasakan saat ini. Bukan hanya Aldi yg tersiksa tetapi juga Salsha. Bukan cinta lah yg jahat, tetapi orangnya.

Buru-buru Salsha menyeka air mata yg lagi-lagi deras berjatuhan dari kedua matanya. Sungguh, menangis memang tidak akan bisa menyelesaikan masalah, tetapi setidaknya bisa sedikit membuat lega.

*

Maaf banget untuk chapter ini agak nggak jelas trus juga pendek. Maaf juga karna telat update.

Lagi sibuk Simulasi unas, ujian praktek apalagi minggu depan UAS. Next chapter bakalan fast update kok . Makasih yg sudah nunggu2 hehehe.

Strong [AMS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang