Hospital

84 12 0
                                    

"udah Yel, jangan nangis. Gue yakin dia baik-baik aja" ujar Zayn mengelus pundak saudaranya itu

"Iya Neil. Lo tau Cassie cewe yang kuat. Lo tenang aja ya" ujar Clara menepuk-nepuk bahu Niall

Sedangkan Harry dan Anggi hanya menatap Niall dengan tatapan sedih mereka. Menatap Niall yang sedang tersedu, "nih, elap nih tissuenya" ujar Clara memberikan Niall tissue dan di ambil olehnya

"Dia sih hiks... Sok-sokan nolongin hiks... jadinyakan dia yang kena tembakkan hiks..." ujar Niall yang masih sesenggukan

"Iyakan maksud dia baik, Yel" ujar Zayn yang masih mengusap-usap pundak Niall

"Ya tapikan jadinya ga sadar gini... Ih dia gatau apa gue sayang sama dia"

"Jangankan dia, kita aja tau Ni" ujar Clara yang menatap Niall sedih

"Lagian lo juga harus mikirin kaki lo, Ni" ujar Anggi "cuma retak, Ngi"

"Cuma kata lo" ujar Zayn menggeleng-gelengkan kepalanya

"Gue sama yang lainnya cuma bisa bilang sabar, Ni" ujar Harry yang di balas anggukan dari Anggi "doain aja biar dia cepet sadar, dan jadi baik lagi kaya biasanya"

"Keluarga dari Ny. Moretz?" ujar seorang dokter yang barusan keluar dari ruangan dimana Cassie sedang di periksa

"Iya, kita. Mom sama Dadnya lagi di jalan menuju ke sini" ujar Harry berjalan perlahan dan di ikuti yang lainnya

"Gimana keadaan Cassie dok?" tanya Niall dengan cemas

Dokter itu menarik nafasnya "pelurunya berhasil kami keluarkan. Tetapi ia belum siuman. Bersabarlah, mungkin beberapa jam lagi dia akan siuman. Dan tidak ada dampak buruk yang lainnya"

Mendengar itu, Niall dan yang lainnyapun bernafas lega "terimakasih dok" ujar Niall

Dokter itu mengangguk, "itu sudah tugasku. dan menurutku, ia harus di rawat beberapa hari di sini. agar keadaannya kembali seperti semula"

"Ntar bakal kita sampein ke orang tuannya, terimakasih sekali lagi dok" ujar Clara dan di balas senyuman Dokter itu

"Saya boleh liat Cassie ga dok?" tanya Niall membuat dokter itu menoleh kearahnya

"Tentu saja. Ia akan di pindahkan di ruangan biasa" ujar dokter itu lagi "saya permisi" dan dokter itupun pergi

Sepeninggalan dokter itu, merekapun bergegas kembali ke kamar inap Louis dan yang lainnya juga ada di sana

"Gimana Cassie?" tanya Danielle dan Eleanor bersamaan berdiri

"She's fine. Cuma belom siuman aja" ujar Anggi membantu Harry duduk di salah satu sofa

"Gue yakin dia ga kenapa-napa, Yel. Dan gue bener kan?" ujar Liam yang sedang di suapi soup oleh Danielle

Niall mengangguk, "yeah"

"Lo tenang aja, Yel" ujar Louis yang memalingkan kepalanya melihat kearah Niall

"Iya, Loui. Dan lo bedua juga, get well soon" ujar Niall melihat kearah Liam yang sedang mengunyah dan Louis yang masih duduk di ganjal belakangnya karna punggungnya terkena banyak beling dan menyebabkan infeksi

--

Niall's pov:

Ku buka pintu itu, menampakkan ia perempuan yang ku cintai sedang menutup matanya.

Dan akupun menarik kursi yang ada di dekat tempat tidurnya dan mendudukinya, "hey, sweetheart" ujarku menggenggam tangan mungilnya

"Kamu sekarang pucet, dan aku ga suka itu" ujarku yang lalu mencium punggung tangannya "aku lebih suka sama kamu yang malu-malu dan pipi merahmu itu, honey"

"Please, wake up" ujarku dengan lirihnya dan kembali mencium tangannya

"Fine. Beberapa jam lagi aku tunggu. Kalo kamu ga bangun juga, aku bakal gelitikin kamu" ujarku lebih kepada diriku sendiri

"Maybe, no. Aku bakal nyusul kamu tidur juga, aja deh" ujarku yang lalu tertawa

"Gue jadi gila gini" ujarku menggaruk tengkukku

"Kamu emang gila"

Mendengar itu, aku langsung melihat kearah perempuan yang sedang terbaring dengan lemahnya ini.

Ia tersenyum dan, "kamu? sadar? ya tuhan!! terimakasihh" ujarku yang langsung memeluknya

"Blonde. Aku g-ga bisa nafas" ujarnya membuatku langsung melepas pelukannya "oh my god! im so sorry, sugar"

"It's okay" ujarnya dengan nada lemahnya

Mendengar itu, rasanya aku ingin menangis saja. Tapi karna melihatnya tersenyum seolah tak ada apa-apa, kembali membuat air mataku tak jadi turun

"Aku panggilin dokter sama Mommy dan Daddy kamu, ya" ujarku yang lalu memencet bel di dekat tempat tidurnya

Author's pov:

Tak lama setelah Niall memanggil dokter dan kedua orang tua Cassie

Para orang tua merekapun datang dan membawakan parcel buah dan di letakkan di meja dekat Cassie

"Bagaimana keadaanmu?" ujar Yasser pada Cassie dan Cassiepun tersenyum "im fine. thanks, Dad"

Bobby mengangguk, "aku harap kau cepat sembuh, Cassie" ujarnya

"Aku juga menginginkan itu, Dad" ujar Cassie yang lalu mereka berdua tertawa

"And, you, Tommo and Payno! Bagaimana kabar kalian?" ujar Robin kepada Louis dan Liam yang sengaja di satukan ruangannya

"Lebih baik dari yang kemarin right, payno?" ujar Louis yang sudah di perbolehkan bersandar walau hanya sebentar

"Yeah, dont worry about that, Dad" ujar Liam tersenyum

"Good. Karna kita ada masalah lagi di sini" ujar Johannah membuat semuanya melihat kearahnya

"Again? Bukannya uda beres? Cipnya uda di kecilin?" ujar Clara membuat para orang tua tersenyum

"Yeah, but they take it" ujar Maura
--

This is the last chap in 2015!
So, i just want to say happy new year for you guyyyys!!

Semoga di tahun depan semuanya bakal lebih baik dan ide gue makin banyak biar gampang lanjutin ini cerita, hehe

So, once again, happy new yearrr!

All the love. T

relic // one directionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang