LouSsie

62 7 0
                                    

"Shht.. pelan-pelan dong,Lou!" bisik Cassie mengendap-ngendap

"Ini juga uda pelan, Cass!" ujar Louis membuat Cassie menginjak kaki Louis " anjing! sakit"

"Ya elo sih, ngomong jangan pake toa gitu, bego" bisik Cassie yang mengambil alih membuka pintu kamar rawat mereka

Setelah menutup kembali pintunya, merekapun berlari kearah depan rumah sakit.

"Terus kita naik apaan, L?" tanya Cassie mengedarkan pandangannya "kalo naik taxi--"

"Bego" ujar Louis yang menarik lengan Cassie

Sedangkan Cassie yang bingung, hanya bisa mengikuti kemana ia akan di bawa Louis. Sampai mereka berdua tiba di depan mobil Range Rover hitam milik Harry

"Gue lupa kalo Harry ninggalin mobilnya" ujar Cassie yang langsung melangkah kearah kanan mobil

Sesampainya di dalam, Louispun lansung menghidupkan mobil dan menjalankannya, "eh, Lou. Lu jangan asal jalanin mobil aja. Lo tau kita mau kemana?"

Setelah mendengar itu, secara spontan Louis menghentikan mobilnya membuat Cassie terjorok ke depan, "apa-apaan sih lo!"

"Hehehe... Sorry, Cass. Spontan gue. Bener juga sih, kemana yak?" ujar Louis yang kembali menjalankan mobilnya "dan begonya lo malah diem aja gitu? Ga nelfon Niall?"

"Elo yang bego, dudung! Kalo Liam yang tadi itu bukan Liam. Otomatis, Niall yang disana juga bukan dia dong. Gimana sih?" ujar Cassie membuka lockscreennya

"Eh iya ya? Duh ketauan banget gue begonya"

"Emang. Udah ah, gue nelfon Harry aja" ujar Cassie yang lalu meletakkan ponselnya di telinga kanannya

Setelah bunyi tuut... ketiga, telfonpun di angkat. "Hazz!" ujar Cassie membuat Harry yang di ujung sana tersenyum

"Lo juga uda nyadar?" ujar Harry sedikit berbisik

"Lo... juga?"

Harry mengangguk, "sebenernya dari kemaren sih gue taunya. ada something yang buat gue langsung tau kalo itu bukan Liam. Apa lagi Niall"

Cassie mengangguk, "terus rencana selanjutnya apa?"

--

Ia tersentak kaget. Ntah kenapa, tiba-tiba ia tersentak. Lalu, iapun kembali mencoba tidur, tetapi tak bisa.

Merasa ada yang aneh, iapun membalikkan badan, tetapi nihil. Tak ada orang di sana membuatnya mengernyit, "kok gaada orang?" tanyanya pada dirinya sendiri

Ia membulatkan matanya dan kemudian langsung merubah posisinya menjadi duduk, "ya tuhan! gimana kalo mereka...."

Setelah mengatakan hal itu, iapun langsung menyingkirkan selimutnya. Berjalan kearah sofa memakai sepatunya dengan terburu-buru dan lalu bergegas meninggalkan ruangan itu

Ketika ia membuka pintu ruangan itu, ia berpas-pasan dengan suster yang sedang memegang nampan di kedua tangannya

"maaf, Tuan. anda mau kemana? atau ada yang bisa saya bantu?" tanya sang suster

"Engga, ma--"

Sebelum menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba suster itu terdorong kedepan dan menumpahkan semua makanan yang ia bawa di nampan tadi.

"What the..." iapun mendongak

Seketika, suara jepretan kamera serta kilatan flash dari kamera menghujaninya. tak lupa, papz pun menanyakan pertanyaan bertubi-tubi kepadanya

"Liam Payne. Siapa yang bertanggung jawab atas semua hal ini?"

"Apakah betul serangan tersebut berasal dari teroris?"

"Liam, bagian mana saja yang terluka?"

"Mengapa anda sendiri. Kemana teman-teman anda?"

"Bukankah kemarin anda di culik? Lalu siapa yang menculik anda?"

"Bagaimana anda bisa kabur dari penculikan tersebut?"

Dan masih banyak lagi. Tetapi, dua pertanyaan terakhir membuatnya mendongak. "No comment. Sorry" ujarnya yang lalu menerobos beberapa papz itu

Bodyguards yang selalu stay di depan pintu menjaganyapun berusaha membantunya. Dan, akhirnya iapun berhasil keluar dari sana.

"Liam, badanmu masih belum terlalu fit. Sebaiknya kita balik saja" ujar salah satu di antaranya

Liam menggeleng, "gak! lo gila apa? balik dan ketemu mereka lagi?"

"Tapi, nanti yang ada kami di omelin sam--"

"Bodo amat! Ga perduli gue! Get off! Gue mau balik" ujar Liam menepis lengannya yang di pegang salah satu bodyguardsnya

Lalu ia menaiki mobil yang sengaja ia suruh antar ke sana dan menjalankannya.

"Kok Liam kasar ya?"

Yang satunya mengangguk, "iya. biasa juga dia tuh ngomong ga pake urat. tapi tadi ga nyantai banget"

"Ya emang sering sih Liam becanda. Tapi ga sekasar itu, cuy" ujar bodyguards yang satunya lagi

--

I know, part yang ini mayan pendek. Abisnya lagi pusing mikirin ujian, hehe

Dan karna gue gamau lo pada nunggu lama, jadi deh part ini. Dan gue harap ga terlalu mengecewakan.

As always, don't forget to vote and comment, babe!

relic // one directionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang