Reducers Tool

61 11 2
                                    

Mumpung lagi ada ide, jadi dua chap buat hari ini

Enjoy baby!

--

Klik..

Lalu merekapun memutar knop pintu itu dan terlihatlah bangku, meja, serta papan tulis yang sudah tersusun dengan rapi

"Dad bilang, ada di kelas ini" ujar Danielle mengingat perkataan Van Persie

Clara mengangguk "iya, bisa putih, bisa item" ia mengedarkan pandangannya

"Apaan sih ini? Kenapa coba ga langsung kasi tau aja" ujar Louis yang sedang melihat laci meja

"Iya juga sih ya? Kenapa mesti sok-sok di teka-tekiin gitu?" ujar Harry yang sedang melihat keluar jendela

"Eh, bego. Kan di bilang di dalem kelas" ujar Liam yang melihat kearah Harry yang sekarang sedang duduk di salah satu meja

"Iya gue tau. Kan gue lagi di dalem kelas nih" ujar Harry enteng

"Bego. Maksudnya ya kamu tuh bantu nyari dong, Harold" ujar Anggi yang sedang meraba-raba meja bawah guru

"Iya, baby. Inikan aku bantuin juga"

"Apaan? Lo duduk gitu" ujar Ele

Harry mengangguk dan menggerakkan telunjuknya mengusap dahinya "iya, bantu mikir"

"Anjir lo, keriting" ujar Zayn melempar penghapus papan tulis "jangan di serakin gitu, Zayn" ujar Clara membuat Zayn berhenti tertawa

"Guys?" ujar Niall yang sedang memegang penggaris dan membuat yang lainnya melihat kearahnya "apa" ujar mereka bersamaan

"Bisa item, bisa putih. Di dalem kelas. Bisa persegi panjang, bisa kubus. Ke tempel di dinding. Spidol. Penghapus--"

"Papan tulis?" celetuk Cassie membuat yang lainnya melihat kearahnya

**

"Daddd!!" teriak Niall yang sedang mengangkat benda yang mereka bawa dari sekolah tadi

"Apa sih Niall berisik-- eh, Daniel! Bantuin ini, hey!" teriak Bobby membuat Lucas dan Daniel segera beranjak membantu Niall, Liam, Louis, Harry dan Zayn

"Berat bangeeet, Astagfirullah" ujar Zayn yang lalu menurunkan barang itu

"Nah kan! Pinter kan mereka" ujar Johannah

"Pinter sih pinter, Mom! Tapi berat banget ini" ujar Louis memijit bahunya "ululu kacian" ujar Ele membuat semuanya tertawa

"Yaudah, Lucas, Daniel dan kalian juga. Bawa ke ruangan Lab ya" perintah Yasser membuat yang lainnya kembali menggerutu

"Kita lagi yang bawa? Ya tuhan, Dad!" ujar Liam

"Dad kasianilah anakmu ini" ujar Harry

"Mommy, bilangin dong. Berat" ujar Niall menarik-narik tangan Maura "Niall! Angkat!" ujar Bobby membuat Niall kembali cemberut

"Berat, Dad"

--

"Di mana nih, Dad?" ujar Harry yang sedang menyeimbangkan badannya membawa barang itu

"Di situ aja. Yak, bener. Terimakasih Lucas dan Daniel. Makasi juga anak-anak Daddy yang manja" ujar Van Persie membuat the girls tertawa

"Enak banget ya ketawain cowo sendiri" ujar Zayn yang berjalan kearah Clara "abisnya kamu lucu sih" ujar Clara yang lalu tertawa kembali

"Okay. Sekarang, Lucas tolong hidupkan lampu dan alat itu" ujar Trisha dan di sambut anggukan dari Lucas

Lalu lampu pun di hidupkan. Menampakkan sebuah alat yang di letakkan di penanggahnya membuat the boys dan the girls melebarkan mata mereka dan berdecak kagum

"Wow!"

"Apaan tuh?"

"Muke gile!"

"Keren!"

"Oh My Gosh!"

teriak mereka yang lalu menghampiri alat tersebut "ini apaan, Dad?" tanya Clara memegang benda itu

"Itu Reducers Tool"

Harry mengerutkan dahinya "pengecil benda?" ujarnya

Di balas anggukan para orang tua "iya" ujar mereka

"Oh, jadi maksudnya papan yang besar ini di kecilin gitu?" ujar Cassie dan di susul anggukan dari Maura

"Tapi itu bukan papan, Cassie" ujar Bobby membuat Cassie mengerutkan dahinya

"Itu cip" sambung Geoff

"Loh bukannya cipnya ada sama Dad Vp?" ujar Danielle

Van Persiepun mengangguk, "emang, nih" ujarnya menunjukkan cip yang masih di dalam pelastik kecil bening

"Kita lagi buat trap" ujar Mark

"Trap?" ujar Anggi

"Terus cip yang ini buat apa kalo ada yang itu? Terus di kecilin biar apa?" ujar Louis membuat Mark tertawa

"Trap, Tommo" ujar Karen

"Iya, tapi trap apa--"

PRAANG!!

DOR!

DOR!

BUK!

DOR!

"Niall! Awaaas!!" teriak Cassie yang lalu mengejar dan memeluk Niall

"Cassie?!" pekik Niall

"Ya tuhan!!"

"Ya Allah!!"

"Yaampun!!"

teriak mereka yang masing-masing sedang memeluk badan mereka masing-masing. melindungi diri adalah hal utama dalam hal ini

"I got you! And, i'll never lose you again! And you know, Yasser. I never be invincible!!" ujar seseorang yang lalu tertawa sinis

Setelah seseorang itu berkata seperti itu, suara helikopter, tembakan dan pecahan kacapun seketika menghilang

"Uhuk! Uhuk! Aduuh..." ujar Anggi terbatuk-batuk "Baby! Kamu gapapa kan?" ujar Harry berlari kearah Anggi yang posisinya tertidur dan Anggipun menggeleng "aku gapapa" lalu Harrypun membantunya bangkit berdiri

"Chubby sayang! Ayo sini aku bantu! Gaada yang luka kan?" ujar Zayn membantu Clara berdiri "aku gapapa. Kamu juga gapapa kan?" ujar Clara yang di balas gelengan dan senyuman dari Zayn

"Louis! Sayang kamu gapapa kan, boobear?" tanya Ele yang berjalan pincang kearah Louis yang tertidur dan Louispun menggeleng "gapapa, tapi belakang aku sakit banget"

Lalu, Louispun berdiri dan dipapah ke sofa "Loui, berdarah" ujar Ele yang sudah menangis mencoba mencabut beling yang masih tertancap di punggung Louis

"Aw! Pelan-pelan sayang" ujar Louis "udah jangan nangis. Aku gapapa, ini cuma luka dikit"

Eleanor menggeleng "sayang, belakang kamu kena beling semua kamu bilang gapapa?" ujarnya kembali menangis

"Liam! Yaampun, k-kamu gapapa? Sayang, tangan kamu kena tembak! Ya tuhan!" ujar Danielle yang memapah Liam duduk di sebelah Lou-Ele

"It's okay, honey. tapi ini sakit banget. pelurunya, agh!" ujar Liam memegang lengan kanannya

relic // one directionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang