Chapter 11

13.6K 1K 16
                                    

Arlena terbangun di tengah malam karena rasa lapar. Tanpa ia sadari jemarinya mengelus perutnya yang sedikit membuncit. Akhir-akhir ini dia memang sering terbangun tengah malam. Nafsu makannya meningkat drastis. Dengan mata yang masih mengantuk dia melangkah menuju pantry. Menyiapkan makan tengah malamnya. Semangkuk sereal dan segelas susu. Ditambah tiga potong red velvet.

"Kau tidak ada kenyangnya ya?" Arlena bertanya pada perutnya.

Ini red velvet terakhirnya. Dan dia masih lapar. Mungkin segelas susu lagi bisa membantu pikir Arlena. Arlena membawa segelas susu itu ke kamar. Ingin melanjutkan tidurnya namun jika sudah terbangun seperti ini sangat sulit baginya untuk terlelap. Biasanya dia selalu berakhir dengan mengerjakan laporan kantor dan sebagainya. Tapi saat ini, dia tidak berminat dengan hal-hal yang menyangkut pekerjaannya.

Tak sengaja tatapannya jatuh pada sebuah buku tentang kehamilan yang diberikan oleh Abib beberapa waktu lalu.

Baby, Precious Gift From God

Tak ada salahnya membaca buku ini, pikir wanita itu. Dengan enggan dia mulai membaca buku tersebut. Keengganannya menghilang, tak terasa dia hampir menyelesaikan bacaanya. Dengan serius Arlena memperhatikan tiap katanya. Meresapinya dalam hati. Jemarinya dengan lembut membelai perutnya. Air mata menetes, membasahi wajahnya.

"Aku harus bagimana?" Gumamnya serak.

"Katakan padaku apa yang harus aku lakukan?"

"Maafkan aku...maaf" air matanya tak sanggup untuk dibendung. Dia menangis keras malam itu. Mengutuk dirinya sendiri. Namun... dia harus mengambil langkah ini. Harus...

"Maafkan aku..."
.
.
.
.
.

Tbc

Saya tahu ini singkat. Peace!

Catching Your Heart (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang