Chapter 30

19.9K 1.5K 177
                                    

Cara orang untuk mengapresiasi karya itu beragam. Ada yang support penulisnya untuk don't give up dan melanjutkan ceritanya dengan ungkapan yang baik-baik, menumbuhkan semangat dan menyenangkan untuk dibaca, ada pula yang menyampaikan dengan cara menyebalkan. Yang sebenarnya mungkin caused by their curiousity of the story. Jadi merasa bagaikan digantung atau dipermainkan. I don't blame them. Terkadang, jika ada karya yang aku suka banget dan ternyata penulisnya sebelas dua belas denganku, I kinda annoyed. Tapi memutuskan untuk menyimpan rasa kesal di diri sendiri, kenapa pula harus aku bebankan pada penulisnya? Mungkin sepertiku juga, mereka tentu memiliki kesibukan di dunia nyata. Tanggungjawab dan kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan.

Sebagai penulis wattpad yang tidak memiliki 100% free time, menulis yang semula adalah hobby terkadang menjadi tidak lagi menyenangkan, malah lebih seperti tuntutan. Dan mungkin ini dirasakan oleh begitu banyak penulis wattpad lainnya. Jadi buat author wattpad yang in real life sudah sibuk dan masih sempat menulis rutin di wattpad, kalian hebat. Salute. dan terima kasih.

Sebagai pembaca, I'll be happy if the author can continue the story, Dan jika tidak, ya tak mengapa. Itu hak mereka, beberapa cerita yang pernah aku suka juga hilang begitu saja. Mungkin penulisnya sibuk. Karena sama seperti kalian aku juga penikmat cerita wattpad.

Jadi intinya, cerita ini ditujukan untuk mereka-mereka yang mau bersabar. Siapa yang tidak mau cerita ini End? Aku pingin banget malah. Tapi sayang, Aku tidak seperti penulis lain yang bisa membagi waktu dengan baik antara wattpad dan real life. Aku menulis karena senang dan while on mood. Jika memang belum bisa bersabar, feel free to let this story go. Di luar sana (in this orange world dan RL) masih banyak cerita bagus dengan jadwal update rutin dan on time. Kalian bisa menikmatinya. Mungkin cerita ini tidak berjodoh dengan kamu #eyak. hahaha 

Oke? Lama juga intronya. Chapter ini aku dedikasikan untuk pembacaku yang baik hatinya dan selalu support. I Luph you gaesss. Thank you and Check this out. Chapter 30 is ready below. Happy reading. semoga kalian suka.



Chapter 30

Segalanya terlihat baik –baik saja, atau itu yang sedang mereka coba lakukan. Dimas memang menepati ucapannya. Pria itu menjaga jarak. Jika tidak mendesak dia tidak akan berurusan langsung dengan Arlena. Pria itu masih rutin membawakannya makanan, namun meminta pelayan yang memberikannya kepada Arlena, yang kemudian akan dilahap habis oleh Arlena. Ada kekosongan di dalam hati keduanya. Tapi dengan cepat ditepis oleh mereka berdua. This is for the good, isn't it?

Mereka mengira, tidak ada yang menyadari. Tapi ternyata dugaan itu tidak benar, karena dua pasang mata tua yang sudah menempuh pahit manisnya kehidupan jauh lebih lama dari mereka, dapat menangkap dengan jelas kejanggalan tersebut.

"Kamu kenapa dengan Arlena?" pertanyaan Bapak yang selama ini masih bersikap dingin pada dirinya, membuat Dimas tersentak.

"Kenapa bagaimana pak?"

"Ya itu, kayak gak saling kenal. Kamu makin sering curi-curi pandang, buang muka ketika Arlenanya menoleh. Kamu bikin salah lagi?" Bapak menatap tajam, masih terlalu kecewa pada putra tunggal yang dulu selalu menjadi kebanggaannya.

Menarik nafas dalam, Dimas mencoba mengurai semuanya. Mungkin dengan bicara kepada Bapak dia bisa mendapat pencerahan yang mungkin dapat melegakan hatinya dan menemukan jawaban yang tepat.

"Salahnya Dimas sudah terlalu banyak pak."

"Syukur kamu sadar." Ucap Bapak pelan namun terdengar jelas oleh Dimas yang membalas dengan senyuman kecut, sepertinya Bapak tertular Ibu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Catching Your Heart (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang