|| 10. ||

1.8K 109 1
                                    

"Pagi, Rana." Sapa Indra yang baru datang.

"Pagi, Ndra." Balasku sekilas sapan-nya.

Dari kejadian dirumah sakit waktu itu, aku mulai bisa menerima kehadirannya. Walau tetep saja tiada hari tanpa berantem.

Sehari tidak berdebat dengan Indra. . . Rasanya kurang lengkap. Kurang nendang.

Namun, siapa sangka ternyata Indra anaknya asik dijadiin mainan. Temen main maksudnya. Aku baru kenal ia saja sudah nyaman curhat dengannya. Tapi, terkadang Indra itu ngeselin sampe layak untuk aku bunuh dan ku mutilasi hingga potongan kecil.

" Ah, ciee, pagi-pagi udah akur nih ceritanya yak," Tiba-tiba Ami datang menyempil bareng Dea.

" Ya, gitu deh." timpal Indra cuek kemudian membaca buku biografi salah satu tokoh terkenal.

Oh, dan satu lagi. Indra sangat PINTAR. Bahkan, Dea kalah. Ck, padahal di kelas kerjaannya hanya tidur atau main HP. Sungguh tak adil!

" Ah, iya, Na." Dea berseru," Kemarin pas lo sakit, Kak Reno kesini."

Aku bertopang dagu memakai sebelah tangan kiri. " Terus kalian jawab apa?"

" Ya jawab lo sakitlah!" kompak mereka berdua menjawab.

" Terus, dia nanya rumah sakitnya?" awas aja kalo sampe dia nanya, tapi gak pernah sekalipun jenguk aku!

" Iya." jawab mereka kompak lagi.

Aku merengut, "Ah, bete gue!" aku beranjak dari bangku pergi menuju pintu kelas.

" Eh, lo mau kemana?" teriak Indra dari bangku.

" Buang hajat! Kenapa? mau ikut juga, hah!?" Jawab ku sekenanya.

iya kali aku berani ngomong buang hajat depan cowok!

Indra langsung menggeleng ngeri.

Disusul suara cekikikan Ami dan Dea. Kalau mereka sudah maklum melihat emosiku yang sering meledak-ledak. Kali ini ada sasaran baru untuk melampiaskan amarahku.

Indra.

***

"Kamu ngapain disini?" Tanyaku sinis. Seperti dugaannya. Kak Reno ada di ruang musik.

" hey, lil princess." ia memelukku, " don't you know how much i miss you," aku tidak menolak dipeluknya. Jujur aku sangat nyaman di peluk oleh Kak Reno.

Selalu hangat sejak dulu.

" Kalo kangen kenapa gak jenguk aku? kakak jahat banget, sih!" ku pukul dada bidangnya Kak Reno.

" I'm sorry lil princess," katanya sekali lagi, " aku kemarin sibuk. Ada rapat. Biasa Osis. Maafin kakak, ya? masalah yang kemarin juga. Yah, yah?" ia mengeluarkan Coklat KitKat greentea 5 pak.

Coba, bagaimana aku bisa menolak untuk memaafkannya kalau dia seperti ini?

" Oke. kakak di maafkan." aku menjabat tangannya tanda resmi bahwa dia telah dimaafkan.

Mudah bukan jadi diriku? disogok coklat saja semua masalah akan terselesaikan.

Kalau kalian belum tau, akan aku kasih tau kalau aku sangat penggila coklat. SANGAT. Coklat favorit ku, kesukaan ku, kecintaanku.
Hidup coklat!

" Rana, aku boleh nanya sesuatu gak sama kamu?"

" Tanya saja," aku membuka bungkus coklat pertamaku dan menggigitnya.

Hmm, enak!

" Kamu sama Indra..." Ucapnya ragu-ragu.

Segera aku patahkan kalimat Reno karna aku telah menangkap apa yang ia ingin tanyakan.

" Aku sama Indra 'Cuma' temen kok." sahutku terlalu cepat.

" Hahaha, Tapi kayaknya dia care banget deh sama kamu," ia tertawa hambar, sepertinya aku menangkap nada cemburu di kalimatnya.

"Soalnya ada orang yang 'lupa' ngejalanin tugasnya," pada kata lupa sengaja aku kasih penekanan biar dramatis dikit.

Siapa suruh ngilang? Gak tau apa nunggu itu gak enak pakek banget.

" Yaa, katanya udah di maafin? kok masih marah, sih?" Tanyanya sambil menggenggam tanganku.

Maafin apa tidak ya? Tapi kak Reno sungguh kejam tidak pernah menengok ku kalau aku sedang sakit.

Maafkan lah, allah kan senang orang yang pemaaf.
Terdengar suara bisikan kecil di sebelah kanan.

Jangan Rana! Dia sudah lupa pada tugasnya! Bisikan di sebelah kiri tidak mau kalah.

Aku menggeleng kuat, bisikan apa tadi? Ya tuhan.

"Jangan marah lagi yah? please, nanti sore nonton kakak, oke? kakak bakal persembahin kemenangan buat kamu." Kak Reno mengayunkan tangan kami seperti anak kecil yang memohon ingin minta balon.

Aku tersenyum tidak kuat lalu mengangguk dengan malu. Betapa mudahnya kak Reno mengembalikan mood ku. Moodboaster!

" Kita kelas, yuk. Udah bel masuk, nih." ucapnya sambil melihat arloji merek RipCurl terbaru memhiasi tangan kirinya.

Mendadak ada kekecewaan melihat tubuh Kak Reno dihiasi barang branded.
Fakta itu kerap membuatku merasa tidak sepadan berjalan disampingnya.

"Aa-yok!" Aku menerima uluran tangannya lalu kami meninggalkan ruangan musik bersama. Menepis rasa tak enak. Sekarang aku hanya perlu menikmati sisa waktu yang ada.

Ketika punggung mereka menjauh keluarlah seseorang dari balik dinding.

" Hidup lo terlalu sempurna Rana, tapi semua itu gak bakal bertahan lama..." terukir senyum iblis diwajah seseorang yang menguping pembicaraan Rana dan Reno.

***

Yeay konfliknya udah mau keluar hoho.
Mengingat Di going go to normal belum ada konflik haha.

Happy new years!

KiRanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang