|| 07. ||

1.9K 125 0
                                    

RANA POV

"Aarrrrrggghhh,"

Erangku kesakitan ketika bangun dari tidurku. Sekarang aku membalikkan badanku gelisah ke kanan, lalu kekiri.

Rasanya seperti beribu tinjuan tertuju ke ulu hatiku.

" Mom...." Teriak ku serak .

Tidak ada sautan atau pun langkah kaki yang menghampiri kamarku.

Sakit, Ringisku mulai merasakan cairan bening keluar dari sudut mata.

Ya tuhan kenapa harus sesakit ini ?, Aku memukul dadaku berharap rasa sakit ini hilang. Tapi percuma sakit ini tidak mau pergi dari tubuh ini.

Ku pejamkan mata dan menggigit bibir bawahku berusaha menahan rasa sakit tapi semua percuma.

" MOM." Teriak ku sekuat kuatnya dari sisa-sisa tenaga yang ada.

Kepala ku berkedut pusing. Mataku berkunang-kunang dan perlahan semua menjadi gelap ketika teriakan seseorang memanggil namaku.

***

AUTHOR POV

"ASTAGAA RANAAAA!" Ratna berteriak histeris melihat pemandangan di depannya kini.

Anaknya berbaring tidak sadarkan diri. Keringat membanjiri seluruh tubuhnya. Terlihat jelas kalau anaknya menahan rasa sakit yang amat begitu menyiksa.

Kalau bisa, ia ingin bertukar tempat dengan Rana. Biarkan dia saja yang merasakan Rasa sakit, jangan putrinya.

Ratna menelfon Dokter Radit, lalu Ratna menceritakan kondisi Putrinya dan menungggu sampai Doker Radit datang kerumahnya.

Dielusnya kepala putrinya itu, seakan ia ingin menyalurkan energi kepada Rana.

"Kamu harus kuat sayang, Mom ada disini untuk kamu dan selalu disisimu," ucapnya Parau berharap putrinya akan baik-baik saja.

***

Rana membuka mata walau masih sedikit terpejam. Rana bisa mendengar suara tangisan Mom menggenggam tangannya erat.

Aku berada di kamar sialan ini lagi.

Kenapa selalu aku yang membuatnya bersedih Tuhan? Batin Rana menahan rasa sakit melihat Ibunya yang begitu kacau karenanya.

Ya Rana. Karna kau dia begitu, ucap suara hatinya

Rana membalas menggengam tangannya, sontak Mom kaget namun kemudian berganti ekspresi wajah menunjukan kebahagiaan.

" Rana kamu sudah bangun nak?" Tanyanya senang, " Alhamdulillah ya Allah." lalu Mom memeluk Rana erat. seakan ia tidak mau Rana pergi dari pelukkannya.

" Kamu aus sayang?" Tanya Mom lagi.

Rana hanya menganggukkan kepala.Rana memang haus. Berapa hari aku tidak minum?

" Bentar, ya. Mom ambilin dulu," lalu Mom berjalan ke ujung ruangan.

"Oh iya, tadi ada teman mu kesini." lanjutnya

"Siapa Mom?" Tanya Rana heran. Ami atau Dea atau keduanya?

" Cowok, Mom lupa namanya. Tapi, katanya dia temen sebangku kamu. Cakep. Sopan lagi anaknya, Ran." pujinya kepada cowok itu.

" Mom, inget umur please" Ucap Rana tajam. " Penampilan bisa menipu." imbuh Rana.

" Gak usah kasih tau Mom udah inget, sayang." Mom mengasih minuman dan membantu Rana untuk meminumnya.

KiRanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang