Prolog

206 9 0
                                    

Pertama melihatmu adalah sekitar 17 tahun yang lalu, hari pertama sekolah. Mengetahui namamu dan kemudian saling berkenalan.

Kita masih bocah ingusan, bahkan masih belajar bagaimana caranya untuk melakukan sesuatu. Masih meneriakkan ibu ketika menangis, masih bisa tersenyum ketika teman-teman membuat kita bersedih, dan seharusnya belum mengenal arti sebuah cinta.

Tapi aku merasakannya. Cinta yang dulu kukira hanya sebuah lelucon, ternyata berubah menjadi cinta yang sesungguhnya. Bukan cinta monyet.

Aku masih merasakannya, bahkan setelah tujuh belas tahun lamanya. Lalu apakah aku harus tetap bertahan? Ataukah harus melupakannya dan mencari cinta yang baru?

-Srikandhi Arunndana-

°
°
°
Haii! Ini first storynya aku, masih belajar jadi mohon bimbingannya. Terimakasih buat yang rela meluangkan waktunya buat baca cerita ini, makasih juga kalo udah vote. Sorry kalau typo merajalela kayak semut yang lagi ngangkut gula. Jangan sungkan buat ngritik, karena kritik dan saran sangat membantu.
-TheDaydreaming-

In My SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang