Ke esokan harinya calon anggota cheerleader berkumpul di aula, mereka akan mengadakan seleksi satu persatu. Mereka semua antusias menggikuti seleksi tersebut. Setelah semua maju satu persatu. Andini selaku ketua cheerleader memberitahu bahwa hasilnya akan di umumkan besok pagi di mading sekolah.
Ketika Vina, Bella, Jeni dan Riana menuju ke parkiran sekolah mereka melihat Siska mencoba mendekati Morgan. Tapi morgan tidak memperdulikan siska. Dengan sikap dinginnya diapun segera pergi meninggalkan Siska. Dari kejauhan Vina dan teman-temannya tertawa melihat Siska yang di tolak mentah-mentah oleh Morgan. Siska menyadari kalau Vina dan teman-temannya menertawakan mereka, dia pun menghampiri mereka berempat.
"Kenapa kalian ketawa, ada yang lucu?" Siska kesal melihat Vina dan yang lainnya menertawakannya.
"Nggak ada apa-apa kok" Vina sambil senyum-senyum menahan tawanya.
"Kasihan.... deh yang di tolak mentah-mentah oleh kak morgan" sindir Riana.
"Asal kalian tau ya itu baru permulaan, kalian lihat aja gue bakal dapatin kak Morgan dan loe siap-siap aja buat kalah" Siska dengan yakin kalau dia bakal dapatin hatinya kak Morgan.
"Nggak usah ke pedean dulu deh loe, kita buktiin aja sapa yang bakal dapatin hatinya kak Morgan loe atau gue" Vina mulai antusias menerima tantangan Siska, walaupun di hati kecilnya dia males banget ikut taruhan seperti ini. Siska yang mulai geram pergi meninggalkan mereka berempat. Dia pun mulai tidak pede kalau dia bakalan dapatin hatinya kak Morgan.
***
Sore hari Vina jalan-jalan ketaman, dia sudah janjian dengan Bella, Jeni dan Riana ketemuan di taman. Tetapi sudah 10 menit mereka bertiga belum kunjung datang. Ketika dia sedang sibuk memainkan gadgetnya tiba-tiba bola basket terlempar ke arahnya dan mengenai bahunya. Seseorang pemilik bola basket tersebut menghampirinya dan meminta bola basketnya.
"Bola basket siapa ini?" teriak Vina
"Itu bola gue, sini!" minta Morgan.
"Loe lagi loe lagi. Kenapa sih gue harus ketemu loe terus... harusnya loe minta maaf ke gue, bola loe ini udah nimpuk gue." Kesal vina.
"Sorry gue nggak sengaja, ya udah sini kembaliin bola basket gue" minta Morgan kembali. Vina mulai kesal dia ingin sekali marah-marah dengan Morgan. Tapi karena dia ingat taruhan dengan Siska buat dapatin Morgan, akhirnya dia tidak jadi marah.
"Hhmmm... (menghela nafas) loe main sendirian aja? Mana teman loe? gue bakal kembaliin bola basket loe asalkan loe izinin gue main basket bareng loe giman?" Tanya Vina.
"Emang loe bisa main? Udah deh nggak usah aneh-aneh." tanya Morgan.
"Loe ngeremehin gue? Gini-gini gue juga bisa kali main basket." Jawab Vina semangat.
"Gue malas main sama cewek, nanti jatuh dikit aja nangis." Ledek Morgan
"Siapa bilang? Loe kan belum lihat gue main. Gini aja gue tantang loe kalau gue menang loe harus teraktir gue, tapi kalau gue kalah apapun yang loe minta bakal gue turutin gimana? Deal?" Vina membuat kesepakatan.
"Besar juga nyali loe, oke gue terima tantangan loe." Morgan menerima tantangan dari Vina. Mereka pun berjabat tangan menandakan mereka menyetujui kesepakatannya. Permainan pun di mulai, belum ada satu bola pun yang dimasukan oleh Vina. Dia pun mulai memikirkan strategi untuk mengalahkan Morgan, dia nggak mau begitu saja dikalahkan oleh Morgan. Akhirnya keberuntungan memihak Vina, diapun dapat memasukan bola ke dalam keranjang basket.
"Yeahh.." Sorak Vina walaupun Cuma 1 bola yang baru dia masukin, setidaknya dia tidak akan diremehkan oleh Morgan. Morgan yang melihat Vina begitu senang dia pun ikutan tersenyum. Permainan pun semakin seru dan skornya hampir seimbang tetapi tetap saja Morgan yang masih unggul. Sangking asyiknya mereka bermain, vina sampai tidak ingat kalau dia ada janji dengan ketiga sahabanya. Bella, Jeni dan Riana baru sampai 5 menit yang lalu mereka pun kebinggungan mencari Vina.
"Kemana sih Vina, tadi dia bilang udah nyampe duluan di taman. Tapi sekarang malah dia yang nggak ada" Bella kebingunggan.
"Eehhh.... lihat deh di sana, itu bukannya Vina? Tapi sama siapa?" Ujar Riana sambil menunjuk ke arah Vina.
"Itu bukannya kak Morgan ya" ucap Jenni yang terus memperhatikan ke arah Vina.
"Iya betul jen itu Vina sama kak Morgan. Ayok kita lihat lebih dekat lagi" ajak Bella.
Vina yang asyik bermain tidak menyadari kalau ketiga sahabanya sudah tiba. Dia tetap saja terus bermain dengan Morgan. Bella, Jenni dan Riana senyum-senyum dan berbisik-bisik melihat Vina dengan kak morgan. Bella langsung mengeluarkan gedgetnya dan mengambil foto Vina dan kak Morgan. Vina tidak menyadari kalau ketiga sahabanya dari tadi memperhatikan mereka berdua apalagi mengambil foto mereka saat bermain. Mungkin karena Vina terlalu senang bisa bermain basket dengan Morgan.
Vina saat itu mendapatkan bola dan dia ingin memasukan bola tersebut ke keranjang. Tetapi tiba-tiba saja kakinya tergelincir dan terjatuh tepat di atas badan Morgan. Ketiga sahabatnya melihat kejadian itu langsung saja mereka mengabadikan kejadian tersebut. Vina cepat-cepat berdiri dari tubuhnya Morgan, dia takut kalau nanti Morgan bakalan marah lagi dengannya.
"Sorry kak Gue nggak sengaja, tadi kaki gue kesandung." Vina mencoba meminta maaf dan meletakan tangannya di dadanya karena jantungnya terus berdebar-debar.
"Iya nggak papa. Loe kenapa?" tanya Morgan khawatir melihat Vina.
"Haa...nggak kenapa-kenapa kok kak. Tapi kak morgan benaran nggak papa kan, atau ada yang luka?" tanya Vina sambil memeriksa tangan Morgan dan melihat siku Morgan berdarah.
"Udah gue nggak apa-apa." Morgan menarik tangganya dari vina.
"Tapi ini tangan kakak berdarah, harus diobatin. Kak morgan tunggu disini gue cari obat dulu." Vina bergegas mencari obat luka dan plester untuk Morgan. Setelah itu Vina kembali dan mengobati lukanya Morgan.
"Terima kasih ya!" ucap Morgan dan tersenyum kepada Vina.
"Kenapa dada gue berdebar-debar lagi ya saat Morgan senyum ke gue. Vina sadar (batin Vina). Ehh...Iya kak, gue minta maaf ya kak." Vina.
"Ya udah lupain aja. Ayok gue traktir makan" ajak Morgan.
"Tapi kak...." Vina binggung. Morgan langsung saja menarik tanggan Vina dan mengajak dia pergi
___
KAMU SEDANG MEMBACA
Back In Love
RomanceVina memutuskan ingin melanjutkan sekolah menengah atas (SMA) di jakarta di tempat kakaknya Virgo. Dia mengambil keputusan ini karena dia ingin melupakan kisah cintanya yang membuat hatinya hancur. *** Belum lama Vina tinggal di jakarta, dia sudah...