"Yes, rencana kita berhasil" Siska tertawa menang.
Bella, Jeni, dan Riana yang baru sampai di kelas heran melihat Vina di tarik dan di bawa pergi oleh Morgan. Morgan terus saja menarik tangan Vina sampai mereka berhenti di suatu tempat.
"Apa-apaan sih ini kak" Vina kesal dan melepaskan tangannya dari gengaman Morgan. Mereka pun saling berhadapan satu sama lain.
"Kalau kakak ada masalah bilang dong, jangan kayak gini" sambung Vina. Morgan tidak menjawab pertanyaan Vina, dia hanya diam menatap Vina. Vina kesal melihat tinggah Morgan yang membuat dia bingung.
"Kakak kok diam aja sih, ya udah kalau gitu gue pergi aja" sambung Vina lagi dan membalikan badannya. Tiba-tiba tangan Morgan menahan langkah Vina dengan menarik tanggannya.
"Gue nggak bisa memendam ini terlalu lama" ungkap Morgan dan mengenggam kedua tangan Vina.
"Maksud kakak apa? gue nggak ngerti. Kak... kita ngobrolnya di sana aja ya. Nggak enak berdiri di tengah lapangan ini, nanti di lihat orang" Vina menunjuk tempat duduk yang berada di tepi lapangan basket.
"Nggak apa-apa disini saja. Gue sengaja ngjak loe ke sini biar semua orang tau dan mereka semua bisa dengar" teriak Morgan.
"Kakak apa-apaan sih malu tau di lihatin orang-orang. Kakak jangan buat Vina bingung" kesal Vina. Karena semua mata mulai tertuju ke arah mereka.
***
*Di kelas...
"Za ada apa sih? Kok kak Morgan kelihatannya marah gitu" tanya Bella penasaran.
"Apa jangan-jangan loe apa-apain Vina ya!" sambung Riana.
"Gue juga gk tau, tiba-tiba aja cowok songong itu masuk dan menarik Vina" Reza.
"Gk mungkin tiba-tiba aja kak Morgan marah gitu sama loe, kalau gk ada penyebabnya" Jeni.
"Ya tadi itu gue gk suka aja dia narik-narik tangan Vina kayak gitu" Reza.
"Kenapa? Loe suka ya sama Vina" Jeni.
"Woi, ada apa sih ni ribut-ribut" tiba-tiba Ilham dan rangga datang.
"Tanya ajfa sama teman loe tu" Riana sambil menunjuk ke arah Reza.
"Ada apa sih Za?" tanya Rangga.
"Tau ahh..." Reza. Tiba-tiba semua siswa/i pada heboh dan mereka semua pergi menuju lapangan basket.
"Ada pa sih tu ribut-ribut" Bella.
"Kalian gk ikut ke lapangan basket?" tanya Lina teman sekelas mereka.
"Emangnya ada apa di lapangan?" tanya Jeni.
"Gue sih nggak tau pasti, sepertinya kak Morgan mau nembak Vina" Lina.
"APAA...??" kaget Bella, Jeni, dan Riana. Reza pun ikutan kaget mendengarnya.
"Udah ya, gue duluan" Lia.
"Yuk kita lihat juga" ajak Bella. Jeni, Riana, Reza, Ilham, dan Rangga ikut pergi ke lapangan.
***
"Vin, loe tau ini? Ini adalah benda kesayangan gue. Ini yang selalu nemenin gue di saat gue sedih, senang, dan kesepian. Tetapi benda ini gk bisa mengisi hati gue yang kosong dan gue harap seseorang yang sekarang berdiri di hadapan gue saat ini bisa mengisi kekosongan hati gue" Morgan mengambil bola basket yang dari tadi berada di tengah-tengah mereka dan mengungkapkan perasaannya.
Vina hanya terdiam dan gk tau harus jawab apa. Dia gk menyangka Morgan akan secepat ini mengungkapkan perasaannya ke Vina. Dia melihat di sekeliling sudah banyak mata yang memperhatikan mereka. Terutama sahabat-sahabatnya, Virgo kakaknya, dan Siska.
"Kak..." Vina. Langsung di potong oleh Morgan.
"Loe gk perlu jawab. Kalau loe juga memiliki perasaan yang sama ke gue, loe harus bisa masukin bola basket ini ke keranjang" Morgan dan memberikan bola basketnya ke Vina.
"Ayoo...ayo...ayoo..."teriak semua siswa/i yang melihat mereka.
"Vin, ayo masukin bolanya ke keranjang" teriak ketiga sahabatnya. Tetapi tidak dengan Siska dan teman-temannya, mereka sangat kesal melihat kejadian ini.
"Tapi kak..." Vina menunduk, dia sedikit ragu.
"Loe cuma masukin bola ini sekali aja ke dalam keranjang, dari situ gue akan tau jawabnya" Morgan.
"Baik kak, gue akan coba" Vina.
***
"Moga aja dia gk berhasil masukin bolanya. Gue gk kan biarin dia dapatin kak morgan" gerutu Siska yang melihat mereka dari sudut sekolah.
"Gue juga gk yakin kalau dia bisa masukin bolanya, dia kan gk bisa main basket" Mia.
"Benar tu Sis" sambung Nabila.
"Lihat aja nanti, gue bakalan bikin hidupnya gk tenang" ancam Siska.
***
Vina bersiap-siap untuk memasukan bola, dia mencoba meyakinkan dirinya kalau dia bisa. Dia juga tidak mau kalau sampai bolanya meleset, karena dia juga memiliki perasaan yang sama dengan Morgan.
"Kak, gue akan buktikan sama kakak kalu gue juga memiliki perasaan yang sama dengan kakak" batin Vina. Vina pun mulai melemparkan bolanya ke dalam keranjang dan ternyata dia berhasil memasukan bolanya. Langsung saja Morgan memeluk Vina, tanpa memperdulikan orang di sekelilingnya.
"Horeee...." teriak siswa/i yang melihat mereka dan tepuk tangan.
"Terima kasih ya" ucap Morgan dan melepaskan pelukannya. Vina hanya membalas dengan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back In Love
RomanceVina memutuskan ingin melanjutkan sekolah menengah atas (SMA) di jakarta di tempat kakaknya Virgo. Dia mengambil keputusan ini karena dia ingin melupakan kisah cintanya yang membuat hatinya hancur. *** Belum lama Vina tinggal di jakarta, dia sudah...