"I realised you were missing.
We had some good times,
didn't we?"[ Walking in the Wind - One Direction ]
🦋
Kring!!!
Victoria tersenyum saat mendengar suara bel dari gedung sekolah berbunyi, suara favoritnya dalam kurun waktu cukup lama ini. Suara bel itu akan selalu diikuti oleh teman manusianya berjalan atau bahkan berlari ke arahnya.
Kadang ia membawa sandwich, kadang membawa salad, apa pun itu untuk dihabiskan sambil bermain bersama Victoria. Gadis itu tidak ikut makan, namun melihat Niall melahap makan siang adalah hal favoritnya. Namun sering kali temannya itu datang dengan tangan kosong, bahkan dengan wajah murung karena dirundung murid-murid nakal di sekolahnya.
Kring!!!
Suara bel terdengar lagi, tandanya waktu istirahat siang sudah habis. Tapi Niall belum mendatanginya. Meskipun kulitnya mulai terasa melepuh karena terlalu lama berada di bawah sinar matahari, Victoria masih memilih untuk menunggu.
Sedangkan di saat yang bersamaan Niall duduk dilantai toilet, menekuk kakinya, menutup telinga dengan kedua tangannya, matanya terpejam sembari berbisik "Per... pergilah..."
Niall sudah ketakutan melihat sosok-sosok seram penunggu toilet sekolah ini menganggunya. Ia tidak bisa lari karena teman-teman perundung itu menjebaknya dalam toilet dan meninggalkan Niall sendiri.
Dalam ketakutannya, terlintas perkataan Victoria yang menyuruhnya untuk menjadi pemberani tiap kali ia dirundung. "Jangan jahat pada dirimu sendiri. Lawan ya, Niall." Kalimat itu yang Niall coba ingat.
Victoria juga pernah berkata sesuatu yang membuat Niall lebih berani. "Manusia bisa lebih menyeramkan ketimbang hantu. Jadi jangan takut, mungkin hantu-hantu itu cuma ingin kenalan." Niall memutar kata-kata itu berulang kali di kepalanya. Kemudian ia mendapat keberaniannya.
Ia tidak boleh jahat pada dirinya sendiri.
"BERHENTI!" Ia membentak pada sosok-sosok seram di sekitarnya.
Niall menarik nafas dalam-dalam, melihat usahanya berhasil membuat sosok-sosok itu diam, ia kembali mengambil keberanian. "AKU TIDAK SUKA DI SINI, BUKA PINTUNYA!"
Niall mengepalkan tangannya dan ia berdiri. "SEKARANG!"
Brak!!!
Pintu kamar mandi itu terbuka dengan keras seolah seseorang telah mendobraknya. Padahal sosok-sosok seram itulah yang menuruti perintah Niall. Dengan cepat Niall berlari keluar setelah berkata "Terima kasih sudah bantu aku
Ternyata benar, kau malah baik padaku."Waktu istarat sudah berakhir cukup lama, tapi Niall malah berlari ke belakang sekolah untuk menemui Victoria. Ia berlari secepat mungkin karena ia tahu kulit gadis itu akan terbakar jika terlalu lama dibawah sinar matahari
Benar saja, gadis itu masih menunggunya dibawah pohon yang masih tidak bisa melindunginya dari matahari. "Casper!" Tangan Niall seketika meraih tangan Victoria yang saat ini sudah melepuh. "Bodoh kau kenapa masih menunggu aku sih!"
"Kau jahat..."
"Tadi aku dijebak di toilet sekolah. Menyebalkan mereka berlebihan kali ini."
"Mereka berlebihan setiap hari, tahu! Kenapa sih kau ikut jahat pada diri sendiri terus. Tidak mau lawan padahal bisa." Kata Victoria kesal, wajahnya juga mulai melepuh. Air matanya pun tak hentibmenetes.
"Sa... sakit ya?" Niall memperhatikan tangan dan wajah Victoria saat ini.
"Aku tidak mau bermain lagi. Selamat tinggal, Niall."
KAMU SEDANG MEMBACA
Forget Me Not
Fanfiction(in editing process) "Di kehidupan mana pun itu, aku menginginkanmu."