Kereta

1.8K 133 2
                                    

•AQUILLA POINT OF VIEW

Saat ini, aku dan yang lainnya sudah berada didalam kereta. Ternyata salah satu gerbong kecil kereta sudah disewa untuk kami yang ikut acara ini.

Semuanya mulai mengambil tempat duduk masing-masing sesuai yang diinginkan. Aku duduk dipojok dekat jendela, disebelah ku ada Dana, dan disebelahnya Dana ada Kiky. Lalu dikursi dihadapan kami ada Syifa yang duduk berhadapan denganku, Dana yang berhadapan dengan Rakai, dan Kiky yang berhadapan dengan David.

Sedangkan Rama, Andru, Kak Farhan, Kak Keegan, Kak Refi, dan Kak Reno berada dikursi belakang kami. Dan yang lainnya juga berada disamping, depan, dan belakang. Ternyata yang ikut acara cukup banyak hampir 50 orang lebih.

"Oke guys, sebentar lagi keretanya berangkat jam 2. Jadi bagi teman-temannya yang masih ada diluar tolong bilangin suruh masuk semua ya.." ujar Revi kepada kami semua.

"Kira-kira berapa jam perjalanannya Qil?" tanya Kiky kepadaku.

"Ngga tau gue Ky." jawabku.

Tepat jam 2 pas, kereta pun mulai melaju. Semua sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, dan rata-rata mereka sibuk masing-masing dengan teman bangku hadapannya.

"Gimana Qil kuliahnya? Kapan mulai KOAS?" tanya Dana disampingku.

Teman-teman dihadapan kami sudah mulai masuk ke dalam dunianya masing-masing.

Syifa dan Rakai yang sudah sama-sama tertidur dengan kepala yang saling berdekatan. Kiky yang sedang mendengarkan musik lewat earphonenya dengan mata yang terpejam, David yang sibuk dengan PSP miliknya.

"Lancar aja sih Dan, cuma pusing banget deh gue.. Ngga tau, masih lama kali. Kita aja masih semester awal.." jawabku.

Dana mengangguk. "Iya pusing, udah mana buku-buku pembelajarannya tebel-tebel semua. Resiko pengen jadi dokter ya gitu."

Aku mengangguk membetulkan. "Gue punya harapan deh, suatu saat kita punya rumah sakit bersama." ujarku namun pandanganku tertuju pada pemandangan dari jendela kereta.

"Boleh tuh, ide bagus Qil.." sahut Dana.

Aku tak menjawab, memilih diam. Mataku mulai terasa berat.

"Danaoo?" panggilku kepada Dana yang saat ini sedang sibuk dengan ponselnya.

Dana menoleh, "Kenapa Qil?"

"Kepala gue senderan ya dibahu lo? Ngantuk nih.."

Dana tertawa. "Sejak kapan seorang Qila minta izin dulu mau senderan sama gue?"

"Sejak barusan, hehe."

"Sini tidur.."

Dana menarik lembut kepalaku, menyandarkan kepalaku dibahunya, dan mengusap lembut rambutku. Akibat perbuatannya itu, aku mulai masuk ke dalam dunia mimpi.

-------------------------------------------

•Author Point Of View

Mereka berenam (Qila, Dana, David, Syifa, Rakai, dan Kiky) sudah sama-sama tertidur. Sementara dibelakang kursi mereka, ada Farhan, Reno, Keegan, dan Revi sedang sama-sama makan, Andru tertidur, dan Rama diam menghadap ke jendela.

"Lo kenapa sih Ram?" tanya Keegan kepada adiknya tersebut.

Rama menggeleng.

"Tumben temen-temen lo engga ada suaranya." ujar Keegan sembari berdiri melirik kursi didepannya.

"Hmmm.. Pantesan." ujar Keegan.

All About Us 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang