Mini Note

2.5K 135 12
                                    

Tempat latihan masih terlihat sepi dan gelap. Terang saja, latihan masih di mulai satu jam lagi. Tapi jangan salah, di tempat yang sepi dan gelap ini, sudah ada satu orang yang datang dan sedang duduk di bangku panjang di salah satu sisi ruangan. Cewek berambut panjang, bertubuh tinggi dan langsing ini sedang fokus dengan ponselnya dan menampilkan beragam ekspresi, terkadang tertawa, cemberut, membelalakan mata, dan sebagainya. Cewek ini bernama Shania Junianatha.

Sekitar setengah jam kemudian, ada yang membuka pintu ruangan dan langsung menyalakan lampu.

"Eh, udah ada orang ternyata", ujar cewek yang baru saja datang ini. Cewek berparas cantik dengan pipi bulatnya.

"Hehe, iya kak Ve", jawab Shania sambil menunjukan senyum yang membuat matanya melengkung indah seperti bulan sabit.

"Kok gak di nyalain sih Shan?", saat ini Veranda, cewek yang menyalakan lampu itu sudah duduk di samping Shania.

"Enakan gelap kak, lebih dingin", Veranda manggut-manggut mendengar jawaban Shania.

Mereka berdua pun kembali tenggelam dalam aktivitas masing-masing. Shania kembali memainkan ponselnya dan Veranda membuka novel yang selalu ada dalam tasnya.

"Oh iya Shan, ada coklat nih buat kamu", Veranda tiba-tiba memecah keheningan dan menyodorkan sebatang coklat pada Shania.

"Waah, makasih kak Ve, hehe", yang di balas anggukan oleh Veranda.

Para member mulai berdatangan karena latihan sebentar lagi dimulai. Shania meletakkan coklat yang diberi oleh Veranda di atas tas yang sebelumnya sudah berada di sudut ruang.

Beberapa jam setelah menjalani latihan seperti biasa, sensei memutuskan untuk mengistirahatkan mereka. Beberapa member memutuskan untuk membeli camilan di luar, termasuk Shania.

Kembalinya dari membeli camilan, Shania ingin memakan coklatnya, tapi ternyata sudah ada yang mendahuluinya dan coklat Shania tinggal setengah batang.

"Bebyyyyyy. Coklat aku kamu makan yaaaa", teriak Shania setelah menyadari oknum yang sudah memakan setengah dari coklatnya. Yang di teriakin hanya tersenyum sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

Shania pun ngambek sepanjang hari, kalau di tanya hanya di jawab seadanya. Dia juga enggan berbicara dengan Beby. Beby berusaha menyusul Shania sampai ke parkiran.

"Nju, jangan ngambek dong. Maaf ya", Beby, cewek berambut sebahu, bertubuh kecil dan berlesung pipi ini berusaha merayu Shania.

"Auk", jawab Shania singkat sambil memalingkan wajahnya.

"Tadi Beby laper Nju, terus Beby mau minta coklat ke kamu, eh kamunya gak ada. Shania kan baik, Beby pikir gak papa minta coklatnya dikit.", jelas Beby panjang lebar.

"Setengah batang gak dikit Beb! Kamu tau kan aku suka coklat", Shania mengatakannya penuh penekanan.

"Ya kan Beby laper Nju. Maafin Beby ya Nju", Shania tidak menghiraukan Beby, dia berlalu begitu saja dari hadapan Beby.

"Nju!", teriakan Beby tidak dihiraukan oleh Shania.

"Huft", Beby menghela napasnya dan pergi menjauhi parkiran. Dia tidak berminat mengejar Shania. Pikirnya, percuma saja di kejar, Shania kalau lagi ngambek, gak bakal mau dengerin omongan siapa pun.

Keesokan harinya, Veranda kembali membelikan Shania coklat supaya Shania tidak ngambek lagi. Shania pun tersenyum senang dan langsung memeluk Veranda.

"Ah, kak Ve emang paling baik deh", ujarnya sambil tetap memeluk Veranda.

"Shania!", teriak gadis membuat Shania melepaskan pelukannya pada Veranda.

"Ada apa Ay?", tanya Shania pada cewek blasteran Arab-Jepang, bermata sayu, yang tadi berteriak memanggil namanya.

"Siniin coklat yang dikasih kak Ve tadi", pinta Ayana sambil menyodorkan tangannya.

"Lah, buat apa?", Shania dan Veranda mengernyitkan dahinya heran.

"Sini Ayana kasih tulisan biar gak ada yang makan", Shania pun memberikan coklatnya pada Ayana yang langsung ditempeli kertas berisi tulisan besar berwarna merah....

'PUNYA SHANIA, YANG MAKAN MATI'

-END-

Nih yang request one shoot bebnju, udah aku buatin ya. Tapi maaf kalo gak sesuai. Tapi yang penting aku udah gak punya utang, wkwk.

One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang