Serupa Tapi Tak Sama

2.3K 101 34
                                    


"Ayana powernya di tambah!", teriak Sensei di tengah-tengah latihan untuk theater. 

Mereka sudah terbiasa dengan jadwal yang padat. Sepulang sekolah atau kuliah mereka biasanya langsung latihan atau persiapan perform. Dan mereka juga sudah terbiasa dengan teriakan-teriakan Sensei jika ada kesalah yang mereka buat.

"Oke istirahat 20 menit ya. Nanti lanjut lagi!", ujar Sensei mengakhiri latihan sesi pertama

Member tim J pun berpencar. Mengistirahatkan badan dan pikiran dengan cara mereka masing-masing. Ada yang duduk di pojokan sambil bermain ponsel, ada yang memakan camilan yang mereka bawa, ada pula yang tidur tengkurap seperti Ayana. Bukan tidur-tiduran, tapi tidur beneran!

"Ay, lu tidur beneran? Woy!", Jeje menggoyang-goyangkan badan Ayana tapi tetap tidak ada reaksi dari Ayana.

"Yaelah, cepet amat ya ni anak kalo molor. Ay!", Jeje terus saja menggoda Ayana dari tidurnya.

"Aaah apasih, Ayana ngantuk!", gerutu Ayana sambil berusaha menyingkirkan tangan Jeje yang terus menggelitiki Ayana.

"Bangun Ay", ujar Jeje lagi.

"Ngapain sih mi. Ayana ngantuk tau", karena capek menyingkirkan tangan Jeje yang tak mau pergi juga dari badannya, ia bangun dari posisi tidurnya dan duduk bersandar pada dinding ruangan.

"Ntar kelar latihan, makan dulu yuk!", ajak Jeje.

"Eh, ada yang ngomongin makan nih, ikutan dong", sambar Frieska yang duduk tak jauh dari posisi Jeje dan Ayana.

"Boleh Mpris, sama teh Mel juga?", tanya Jeje lagi.

"Iyalah, kan aku pulang sama dia", Jeje dan Ayana pun mengangguk. Lalu mereka mengobrolkan banyak hal hingga teriakan Shania selaku kapten membuat mereka meninggalkan aktivitasnya masing-masing dan kembali latihan.

Latihan kedua berjalan cukup lancar dan lebih cepat selesai. Sebelum bubar, mereka menyempatkan untuk berdoa terlebih dahulu.

"Yok berangkat", ajak Jeje yang sudah selesai berkemas dan menghampiri Frieska dan Melody yang masih berkemas.

"Ayana  mana, Je?", tanya Frieska sambil menoleh ke arah Jeje tapi tetap sambil membereskan barang-barangnya.

"Tuh, masih beres-beres. Bentar lagi juga nyusul kemari", jawab Jeje santai.

"Kita mau makan apa?", tanya Melody kemudian.

Ayana pun menghampiri mereka bertiga dan ikut mendiskusikan akan makan apa mereka untuk malam ini. Setelah melalui perdebatan yang cukup panjang, diambillah keputusan untuk pergi ke cafe waffle. 

Mereka keluar dari theater setelah pamit kepada member yang masih ada disana dan berjalan menuju cafe yang dimaksud.

"Duduk disana aja yok!", ajak Frieska.

"Elah Fries, suka banget sama pojokan", jawab Jeje sambil mengerling nakal dan dibalas dengan toyoran oleh Frieska.

Tempat yang tadi dipilih oleh Frieska pun yang menjadi tujuan mereka. Setelah mengambil posisi duduk masing-masing, mereka mengambil menu dan mulai memilih. Seorang waitress datang lalu mencatat pesanan mereka dan berlalu pergi.

Tak lama kemudian, pesanan keempatnya pun datang. Mereka mulai bereksperimen dengan topping yang tersedia di meja mereka. Menaburkan apapun yang mereka suka diatas waffle mereka masing-masing.

"Mi, mami", ujar Ayana sambil menarik-narik lengan baju Jeje.

"Apasih nak", balas Jeje sambil tetap memotong-motong wafflenya.

"Kok waffle aku rasanya aneh ya Mi", Jeje, Frieska dan Melody pun memandang Ayana dengan tatapan aneh karena waffle mereka rasanya seperti biasa.

"Aneh kenapa Ay?", tanya Melody kemudian.

"Gak tau ini aneh rasanya. Tadi ku kasih topping coklat", ujar Ayana sambil memandang ketiga temannya polos.

"Lah, bukannya tadi kata mbaknya coklatnya habis ya?", sahut Frieska.

"Ada kok kak. Nih buktinya punya aku tadi aku kasih coklat", Ayana menunjuk wafflenya dengan pisau. Lalu Jeje meminta Ayana menunjukan botol yang isinya ia tuangkan di atas wafflenya. Ayana pun menunjuk botol bening yang memiliki tutup berwarna biru.

"Ayana ini kan...", ujar ketiga temannya saat melihat tulisan yang terdapat di botol tersebut.

'Soy Sauce'


-END-

One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang