Jahiliyah

2.3K 113 17
                                    

Adikku yang satu ini belum bangun juga rupanya. Padahal hari ini dia ada kelas pagi. Dasar.

"Dek, bangun", ku goyang-goyangkan badannya.

Dia hanya bergumam entah apa dan mengubah posisi tidurnya.

"Dek Frieska banguun", aku berbicara sedikit lebih kencang sambil kusibakkan selimut yang dia pakai.

Tapi dia hanya menggerutu dan menggelung badannya sambil memeluk guling.

Aku berteriak dan menggoyang-goyangkan badannya lebih heboh, tapi tetap saja anak satu ini belum bangun juga.

Akhirnya kuputuskan untuk membiarkannya tetap tidur,  biar saja bolos kuliah. Saat sampai di dapur untuk membuat sarapan, ku lihat jeruk nipis tergeletak begitu saja di sudut kulkas. Dan aku mempunyai sebuah ide brilian.

Aku kembali ke kamar sambil membawa jeruk nipis yang sudah kupotong menjadi dua bagian.

"Duh, pules banget neng tidurnya", ucapku geli.

Aku mulai mendekatkan diriku ke Frieska dan meneteskan sedikit perasaan jeruk nipis ini ke mulutnya, dan yak dia mulai bereaksi. Dia mengecap-ngecapkan mulutnya, tapi tetap sambil tidur. Karena aku mulai geregetan, ku masukkan saja salah satu potongan jeruk nipis ini kedalam mulutnya dan .....

"Uhuk..uhuk...", dia terbatuk dan langsung duduk dengan tegak. Jeruk nipis yang tadi kumasukkan kedalam mulutnya sudah terlempar entah kemana.

"Mbak Imeeeel, rese banget sih ah", aku terkikik geli melihatnya menggerutu dan terlihat masih mengumpulkan kesadarannya.

"Kamu sih kebo, susah banget dibangunin", ujarku tak mau disalahkan.

"Tuh liat sekarang jam berapa", lanjutku sambil menunjuk jam di atas nakas.

Dia menurut dan langsung menoleh kearah jam meja, "Oh..eh kok..huaa aku telaaat", teriaknya lalu segera bangkit dan masuk kamar mandi.

"Huaa dingiiin. Mbak Imel kenapa pagi-pagi nyalain air dingin sih", teriak Frieska dari kamar mandi yang mengundang gelak tawaku kembali hadir.

"Biar cepet melek, dek", balasku berteriak.

Frieska keluar dari kamar mandi dan melakukan semua persiapannya serba kilat.

"Mbak, aku berangkat!", teriak Frieska dari ambang pintu namun tiba-tiba ada suara jatuh dan disusul oleh teriakan Frieska.

"Mbak Imeeel, rese amat ini tali sepatu aku kenapa digandeng gini sih!", teriaknya dan aku kembali tertawa hingga perutku terasa sakit.

"Makanya besok kalo di bangunin itu buruan bangun", ujarku tetap gak mau salah.

"Nih bekalnya", ujarku sambil menyodorkan kotak makan berwarna biru.

Frieska telah selesai membenarkan sepatunya, ia bangkit dan menerima kotak bekalnya. Dia mencium kedua pipiku lagi berlari keluar rumah sambil melambaikan tangannya.

Aku masuk kerumah sambil masih tertawa geli dan menggelengkan kepala.

$ $ $ $

Setelah sampai di kampus, Frieska segera menuju kelasnya, hampir saja dia terlambat. Ia mengikuti kelas dengan serius. Begitu jamnya selesai, ia pergi ke kantin dan berniat memakan bekal yang sudah disiapkan Melody, kakaknya.

"Mbak Imel bawain aku makanan apa ya",  ujarnya sambil mengeluarkan kotak bekalnya dari dalam tas.

Dia membuka tutupnya dan matanya membelalak seketika saat kotak makan di depannya memperlihatnya isinya.

Secarik kertas bertuliskan

'ZONK'
ps. beli aja dikantin :p

-END-

One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang