Malu Memalukan

2.5K 110 4
                                    

"Frieskaaa", teriak Melody memanggil adiknya sambil berlarian seperti anak kecil.

"Apa? Aku di kamar", Frieska balas berteriak.

Beberapa menit kemudian, pintu kamar di buka. Melody dan Frieska memang satu kamar, padahal ada dua kamar di apartemen mereka, tapi kamar yang satu lagi dibiarkan kosong, baru di pakai kalau ada tamu yang menginap.

"Mpris, lapeer", ujar Melody manja sambil menggoyang-goyangkan lengan Frieska yang sedang membaca novel di atas tempat tidur.

"Laper ya makan atuh, Mbak", jawab Frieska sekenanya, membuat Melody menjatuhkan diri duduk disamping Frieska sambil mengerucutkan bibirnya pertanda dia ngambek.

Frieska yang merasa tidak ada lagi pergerakan dari kakaknya, mengalihkan pandangannya dari novel. "Apa sih mbak, liatin aku nya gitu banget"

"Laper Mpriis", rengek Melody lagi.

"Yaudah sih tinggal makan aja susah amat. Jangan ganggu ah, lagi asik", Frieska kembali memfokuskan pandangannya ke novel yang dia bawa tapi tiba-tiba Melody merebut novel itu.

"Oh jadi gitu, lebih mentingin novel daripada aku?", tanya Melody tajam.

"Duh. Mbak itu udah gede, udah kuliah tapi gak lulus-lulus. Bikin makan sendiri sono"

"Gak mauu, aku maunya kamu yang bikinin", Melody merengek lagi sambil menarik-narik tangan adiknya.

Frieska menghela nafasnya, mencoba sabar dengan kelakuan kakaknya yang seperti bayi ini.

"Iya aku bikinin, minggir dulu sana", Frieska mendorong pelan bahu kakaknya lalu di beranjak menuju dapur.

Frieska membuatkan pancake yang diberi topping coklat. Setelah beberapa menit, pancake akhirnya matang. Frieska kembali ke kamar membawa serta seluruh pancake yang dia masak dan juga 2 kotak susu cair.

"Nih. Apa lagi? Mau aku suapin juga?", Melody menggeleng sambil tersenyum.

Dia segera mengambil piring berisi pancake dan melahapnya. Sedangkan Frieska kembali ke dunia fiksinya sambil meminum susu.

"Eh eh, buka dulu mulutnya, aaaa", Melody menyodorkan sesendok pancake ke dalam mulut Frieska. Frieska dengan patuh membuka mulutnya.

Selesai semua makanan dan minuman habis dan peralatannya dibereskan. Melody berbaring di samping Frieska yang sedang duduk bersandar pada kepala tempat tidur, di peluklah perut si adik.

Frieska pun mengikuti kakaknya untuk berbaring. Dan dia malah lebih dulu terlelap.

"Mbak Imel sayang kamu", di kecupnya kening si adik sebelum Melody menyusul ke alam mimpi.

$$$$$

"Huaaaah jam berapa ini mbak?", teriak Frieska yang langsung menyibak selimut dan mengambil jam di nakas samping tempat tidur.

"Loh loh kok udah jam 12? Kita latihan jam 1!", sahut Melody yang bangun karena teriakan Frieska dan ikut melihat jam.

"Aku mandi duluan", Frieska langsung melompat dari tempat tidur dan berlari menuju kamar mandi.

"Eh eh, aku duluan dong", Melody segera berlari menyusul Frieska. Tapi terlambat, pintu kamar mandi sudah ditutup. Tapi pada akhirnya mereka memilih untuk mandi bersama untuk menghemat waktu.

Setelah bersiap, Frieska menunggu Melody yang kembali ke kamar mandi untuk buang air kecil.

"Mbak, buruan ntar telat!", teriak Frieska.

Melody keluar dari kamar mandi tergesa. Ia dan Frieska segera turun dan memacu mobilnya menuju tempat latihan secepat mungkin.

Setelah beberapa saat, mereka tiba dan segera memarkir mobilnya.

"Huft, untung aja, masih ada waktu 15 menit", ujar Frieska.

Mereka berdua berjalan memasuki mall menuju tempat latihan sambil mengatur nafas.

Melody yang merasa dipandangi oleh orang yang berlalu lalang awalnya biasa saja. Namun lama kelamaan dia risih juga karena orang-orang yang setelah memandangnya pasti tertawa atau setidaknya tersenyum geli.

Melody melihat penampilannya dari atas ke bawah, ia pun terkejut dan segera menarik Frieska memasuki toilet.

"Ngapain sih? Ntar aja di toilet theater", ujar Frieska

"Dek, aku maluuu", Melody merengek sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Lah malu kenapa? Orang mbak pak.. Eh lah ngapain itu celana di tekuk sampe selutut, mana pake sandal boneka tweety pula", Frieska terbelalak saat menyadari apa yang di pakai kakaknya.

"Ya kan aku buru-buru, gak sadar pake sandal ginian"

"Yaudah sih itu celana di benerin dulu. Kalo malu sama sandalnya, gausah pake sandal jalan ke theater", ujar Frieska santai.

Melody memanyunkan bibirnya, "Makin malu laaah. Aah kamu Mpris"

Setelah perdebatan singkat, mengingat mereka hampir terlambat, Melody memutuskan untuk berjalan ke theater sambil memakai sandal tweety berwarna kuning cerah itu sambil menahan malu.

Sepanjang perjalanan, ada saja orang yang berkomentar mengenai sandal yang di gunakan Melody.

'Pah, itu kakaknya masa udah gede pake sandal boneka'

'Masa ke mall pake sandal rumah sih'

'Eh, sandal boneka gitu lagi trend yang emangnya?'

Melody menarik tangan Frieska supaya jalan lebih cepat dan mereka lebih cepat tempat latihan. Tapi sial bagi Melody, sandal bonekanya putus hingga tidak bisa digunakan lagi. Melody mengambil sandalnya dan berjalan bertelanjang kaki sambil menahan malu yang sudah membuat wajahnya memerah.

"Hahaha", tawa Frieska.

-END-

One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang