Bahagia itu Sederhana

1.6K 98 3
                                    

Dimana ini?

Ah, kenapa gelap?

Aku mengedip-ngedipkan mataku membiasakan mataku dengan cahaya gelap di sekelilingku.

Gelap.

Tetap gelap.

Ini kenapa sih?

Aku mencoba meraba-raba sekelilingku. Nihil. Aku tidak menemukan apa-apa. Ini seperti...... Aku dimana sih?

Aku memutar badanku. Menemukan sedikit cahaya remang di sana. Di kejauhan.

"S....Shan?" Ucapku pelan. Itu dia? Shania kah?

"Shan?" Aku menghampirinya. Mengampiri seberkas cahaya itu. Menghampiri sosoknya. Sosok yang akhir-akhir ini sangat jarang ku temui.

Aku merindukannya.

Dia berlalu. Membalikkan tubuhnya menjauhiku. Aku mengejarnya. Merengkuhnya.

"Aku kangen, Shan,"

Hilang.

Tiba-tiba dia hilang dari pelukanku. Kemana dia?

Aku memutar tubuhku kembali. Kali ini tidak hanya seberkas cahaya yang ada di sana. Sosoknya terlihat jelas berdiri beberapa meter di depanku. Cantik. Sungguh.

Sekali lagi aku mengatakannya.

Aku merindukannya.

"Beb," dia memanggilku. Suaranya sedikit bergetar.

"Maaf," ujarnya.

Maaf? Untuk apa?

Dia berbalik. Kembali menjauh dariku.

Bipbip... Bipbip... Bipbip... Bipbip...

Suara apa ini?

Seiring menjauhnya Shania. Suara ini semakin kencang. Memekikkan telingaku. Aku menutup telingaku. Tubuhku terjatuh..............

**********

Bipbip...bipbip...bipbip...bipbip...

'Alarm sialan!' Umpatku.

Aku merentangkan tanganku ke atas kepalaku. Melemaskan otot. Mimpi aneh lagi malam ini.

Aku meraba meja kecil di samping tempat tidurku. Mengambil ponsel yang semalam ku charge.

Huft, dia lagi-lagi tidak mengirimiku pesan. Padahal aku begitu merindukannya. Semenjak pengumuman itu, waktuku bersamanya semakin berkurang. Dia dengan kesibukannya, aku dengan kesibukanku. Sebenarnya, dia yang lebih sibuk sih. Posisi 16 besar itu yang membuatnya begitu sibuk.

"Aaaaa aku pengen main sama Shania," teriakku frustasi sambil sedikit mengacak rambutku.

Tiba-tiba ponselku berdering. Dengan cepat aku mengambilnya. Berharap itu telfon dari Shania.

Ayana Shahab's calling....

Wajahku yang kusut sedikit menampilkan senyum. Entah kenapa Ayana yang selalu menghiburku waktu aku merindukan Shania.

"Hallo?"

"Bebyyyyyyyyy!!!!!!!!!" Teriaknya dari seberang sana.

"Ih, Ayana. Budek nih," jawabku setelah sedikit menjauhkan ponsel dari telingaku.

"Beby baru bangun?" Tanyanya.

"Iya nih Beby baru bangun. Kenapa, Ay?" Tanyaku polos.

"Ih hari ini kan kita ada photoshoot! Kamu pasti nggak pasang alarm ya? Dasar Beby jenong! Buruan mandi. Aku udah di jalan nih." Jelasnya panjang.

One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang