Terik matahari yang menyengat membuat moodku menjadi semakin buruk. Aku mempercepat laju kendaraanku sebelum aku terlambat sampai di kelas audit. Sialnya ac mobilku hari ini tak berfungsi dengan baik. Nanti aku akan menelfon bengkel langgananku untuk menjemput mobiku kekampus. Pulang nanti aku nebeng sama Ima aja. Peluh ku membasahi wajah dan kemejaku. "Arrgh!" Aku mengerang kesal. Kemacetan mulai merajalela di Bali. Padahal ini baru jam delapan dua puluh. Sepuluh menit lagi aku harus sudah berada di kelas Pak Rico. Jika tidak matilah aku! Ini pertemuan terakhir kami sebelum UAS, pasti bakal ada kuis mendadak.
Aku Isna, seorang mahasiswi jurusan akuntansi yang baru menginjak semester lima. Usiaku baru dua puluh. Aku kuliah di sebuah universitas negeri favorit di Bali. Aku tinggal di Denpasar, dan kuliah di Jimbaran. Tiap harinya aku membutuhkan waktu satu jam berangkat dari rumah menuju kampus.
Delapan lima belas!
Setelah mengirim pesan pada bengkel langganaku dan menitip kunci mobil ke pak satpam aku berlari menuju lantai empat.
"Maaf pak, saya terlambat." Tubuhku mulai gemetar, keringat mengucur deras dan kegugupan melandaku. Pak Rico adalah salah satu dosen killer dikampusku. Ia mengajar dengan profesional, tak ada kata terlambat saat ia mengajar di kelas.
Tatapannya yang tajam membuat nyaliku semakin ciut. "Isna Ayu Sidhatrta nomor absent 18. Hmm...Silakan masuk dan duduk. Saya akan mengadakan kuis hari ini. Untuk kalian semua bersihkan meja kalian dan sisakan selembar kertas dan pulpen. Jangan ada benda apapun selain dua benda yang saya perintahkan tadi! Untuk kamu Isna, setelah perkuliahan ini temui saya di kantor."Kukeluarkan kertas dan pulpenku. Aku terduduk dengan lesu. Hukuman apa yang aku terima nanti ya? Konsentrasiku buyar. Setahuku Pak Rico tidak segan-segan memberi banyak tugas kepada siapapun yang terlambat. Yahh.. jangan donk! Tugas mata kuliah lainnya masih menumpuk di meja belajarku. Akhir semester begini banyak dosen yang memberikan final project sebagai tambahan nilai.
Setelah cukup lelah berfikir menjawab soal kuis tadi aku mengekori Pak Rico menuju ruangannya. Pak Rico adalah ketua jurusan Akuntansi, jadi ia memiliki ruangan sendiri. Ia baru dua minggu menjabat sebagai ketua jurusan.
"Saya tinggal dulu sebentar. Kamu duduk disini aja dulu. Ia menunjuk ke sofa hitam di pojokan.
Ini pertama kalinya aku memasuki ruang jurusan setelah lengsernya ketua jurusan terdahulu. Ruangan Pak Rico tertata rapi dan bersih dengan dominasi warna hitam dan putih. Sepertinya Pak Rico tipikal orang yang mencintai kerapian. Terlihat dari penampilannya yang selalu rapi, modis dan wangi. Tak ada berkas yang berserakan di meja, buku-buku berjejer rapi di sebuaah lemari kayu. Di meja terpasang fotonya bersama seorang wanita dan seorang anak perempuan. Mungkin itu istri dan anaknya. Ada juga fotonya saat wisuda, sepertinya wisuda magister bersama seorang wanita tua dan pria oriental yang sepertinya ayah dan ibunya. Background foto itu seperti salah satu universitas terkenal di Singapura. Yah kudengar Pak Rico adalah dosen lulusan luar negeri.
"Itu orang tua saya saat saya wisuda empat tahun yang lalu. Mereka meninggal setahun kemudian bersama istri dan anak saya." Suara itu mengagetkanku. Tak sengaja aku menatap wajahnya, ekspresinya berubah sendu.
"I'm sorry to hear that pak."
"Nevermind." Ekspresi wajahnya kembali tenang. "By the way kamu tahu apa maksud saya menyuruh kamu kesini?"
"Eh.. mmm tahu pak. Saya dihukum kan? Karna saya telat. Mungkin bapak ingin memberi saya banyak tugas tambahan."
Terlihat senyum di sudut bibirnya. "Ya, tapi jawaban kamu tak sepenuhnya benar. Berhubung nilai kamu bagus, dan saya tidak perlu nilai tambahan dari kamu lagi jadi saya ganti hukumannya dengan meluangkan waktu kamu untuk membantu saya merekap nilai-nilai mahasiwa. Besok nilai itu harus disetor. Kamu tidak ada kuliah lagi kan hari ini? Jadi tolong bantu saya."
Wahh syukurlah aku tidak diberikan banyak tugas. Hmm tapi sebagai gantinya aku harus merelakan waktu tidur siangku untuk berkutat dengan daftar nilai mahasiswa. Eh, tapi bagaimana bisa beliau tahu hari ini aku tidak ada mata kuliah lagi? Oya, dia juga hafal nama lengkap bahkan nomor absentku! Ah sudahlah. Mungkin karna aku sering bertemu dengannya. Hampir tiga kali seminggu aku ada di kelasnya karna ia juga mengajar di mata kuliah lainnya.
"Kok bapak ngerekapnya sendirian? Kan bapak punya sekretaris. Lagian bukannya saya sebagai mahasiswa ga boleh tahu tentang rekapan nilai ini? Ini kan rahasia." Aku penasaran.
"Lah kamu ga tahu sekretaris saya kemarin ditabrak mobil didepan kampus? Oh iya, kemaren kamu ga ada kelas ya? Saya lupa."
"Hah?" Bagimana Pak Rico tahu aku kemarin libur?
"Yasudah saya keluar dulu mau ambil data." Dengan salah tingkah Pak Rico buru-buru mengalihkan pembicaraan dan pergi keluar ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Oom !
Lãng mạnFreak? Mungkin itu yang mereka katakan padaku. Yeahh aku memang menyukai laki-laki yang usianya jauh lebih tua dariku. Aku adalah tipkial wanita manja yang merindukan sosok pendamping yang bijaksana, kharismatik, dan tentu saja tampan! Kemapananpun...