You and Me

25K 1.1K 2
                                    

Isna's POV

Sinar matahari menyilaukan mataku. Malas rasanya beranjak dari tempat tidur. Masih terkenang peristiwa semalam. Pak Rico menciumku dengan sangat mesra. Setelah kami sama-sama lelah berciuman ia menggendongku ke tempat tidurku yang terletak di lantai dua, kemudian membelai rambutku hingga tertidur.
Bahagia rasanya ia sudah menjadi milikku. Mungkin ini terlalu cepat bagiku. Kusadari aku sudah tak konsisten lagi dengan kata-kataku sebelumnya, ia dosenku. Namun perasaan ini sudah mulai tak sejalan dengan logikaku. Aku terhanyut oleh senyumnya, peluknya, dan juga lembut bibirnya. Gila! Aku berpacaran dengan dosenku sendiri! Apa kata dunia nanti?

Kuturuni tangga kayu menuju dapur. Sepertinya Pak Rico belum bangun. Aku menghidupkan dispenser dan menuang kopi Banyuatis ke cangkirku beserta sebungkus gula pasir. Aromanya merebak di sekitar dapur. Tak lupa aku membuat satu lagi untuk kekasihku, Rico. Kuambil dua croissant dan dua danish dan kutata di piring putih.
Kemudian aku menuju ke kamar Pak Rico. Ia masih tertidur nyenyak dibalik selimut putihnya. Aku menaruh kopi dan roti dimeja kemudian duduk dipinggir ranjangnya. Ia terlihar sangat tentram dalam tidurnya. Kusibak selimut yang menutupi wajahnya dan mengecup bibirnya. "Good morning honey!" Ia tesenyum dan tiba-tiba menarik tubuhku hingga berada dipelukannya.
"Good morning juga sweetie." Ia mengecup keningku.
"Aku bikin kopi buat kamu honey. diminum ya." aku bangun bermaksud mengambil gelas. namun tubuhku ditarik lagi. "Nanti aja, kopinya masih panas. lagian kamu pagi amat bangunnya. Masih ngatuk tauu." Ia memeluk erat tubuhku dan melanjutkan tidurnya. Aku tak bisa bergerak karena ia mengunci tangannya. Jadi aku terpaksa tertidur lagi dipelukannya.

Kami meminum kopi yang sudah tidak hangat lagi ditambah beberapa roti yang sudah kusiapkan tadi. Aku duduk diteras bungallow kami sambil melihat hamparan padi yang masih berwarna hijau. Pemandangan di bungallow kami cukup indah. dengan sebuah kolam renang diantara sawah-sawah dan berjejer rapi kursi - kursi kayu dipinggir kolam.
Sambil menunggu Rico selesai mandi aku berjalan melewati jalan setapak menuju kolam renang. Kolam ini cukup besar dan bersih. Hmm... sayang aku tak membawa baju renang. Padahal sepertinya segar sekali berenang disini.
"Dicariin dari tadi ternyata disini!" Suara Pak Rico mengagetkanku.
Ia memelukku dari belakang dan mengarahkan kamera ponselnya kewajahku. "Kamu fotogenic sweetie. Sini lihat ke kamera! biar aku jadiin walpaper di hp aku.
Kami berdua memotret beberapa gambar kami disekitar kolam. Jarang-jarang ada pemandangan seindah ini. Jadi kami harus mengabadikan semua momen yang ada.

Setelah menikmati kebersamaan di bungallow kami berkemas dan check out. Kemudian kami melaju ke arah Singaraja. Dua puluh menit kemudian Rico menghentikan mobilnya disebuah parkiran. Ya kami akan berkunjung di Gitgit Waterfall. Gitgit Waterfall ini terletak di Desa Sukasada, Buleleng 10 kilometer sebelum Kota Singaraja.
Kami menemui seorang tour guide lokal yang akan membantu kami menunjukkan jalan menuju air terjun. Setelah sedikit berdiskusi kami melanjutkan perjalanan menuju twin waterfall. Ya seperti namanya air terjun ini terletak berdampingan dan terju bersamaan sehingga terlihat seperti kembar. Air disini sangat sejuk dan bening. Naluriku ingin segera menceburkan diri terhalangi oleh kekasihku. "Kamu ga bawa baju ganti loh ya... Aku ga suka bawa orang yang basah-basahan." Ia melingkarkan tangannya dipinggangku. Setelah mengabidan beberapa gambar disana kami kembali menuju parkiran. Sebenarmya aku ingin menyusuri spot-spot air terjun selanjutnya. Tapi berhubung kami akan melanjutkan perjalanan ke Singaraja, jadi niat itu terpaksa harus ditunda sampai liburan berikutnya.

Mobil kami melewati patung Singa Raja kemudian menuju ke arah Pantai Kerobokan. Pantai ini memang masih kalah ramai dibanding pantai Sanur. Namun suasananya sangat tenang. Yang kusuka dari pantai ini adalah banyaknya kedai-kedai seafood yang menjual ikan segar yang siap dimasak. Yang khas disini adalah ikan bakar dan sup kepala ikan. Kami boleh memilih sendiri jenis ikan yang akan kami makan. Aku memilih ikan baronang dan kerapu.
Selagi menunggu ikan matang kami duduk disebuah gazebo di pinggir pantai.
"Apa kata mereka ya tentang hubungan kita? Pasti akan menjadi treding topic dikampus" Aku menerawang jauh memikirkan apa yang akan terjadi dikampus.
Ia meremas jemariku. "Hmm.. kamu takut ya?"
Aku bersandar didadanya. "Iya aku takut. Memang sebenarnya aku suka dengan pria yang sebaya kamu. Itu sebabnya aku digosipkan menjadi simpanan om-om. Tapi sumpah, aku bukan wanita seperti itu. Aku sih cuek saja karena mereka ga punya bukti. Tapi kalo sama kamu itu beda, kamu dosen aku... Aku takut mereka berfikir aku menyerahkan diriku demi nilai. Aku juga takut jabatan kamu dikampus terancam.."
Ia menatapku tenang dan milai membelai rambutku. "Kalo kamu belum siap baiklah, kita rahasiakan saja hubungan ini. Tunggu sampai kamu wisuda baru kita baru kita buka semuanya. Tapi kamu bakal tetap jadi milik aku kan sweetie?" Aku mengangguk pelan. Bahagia sekali aku bisa jadi milikmu honey...

I Love You Oom !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang