I'm so sorry

17.9K 899 10
                                    


Rico's POV

Isna mengusirku! Ya dia tahu yang sebenarnya. Aku melihat Citra dalam diri Isna. Jujur aku memang merindukan sosok istriku. Aku terlalu mencintai Citra. Jadi wajar Isna membenciku sekarang. Aku juga geram mendengar Isna menjelekkan istriku. Well aku tahu istriku memang sudah meninggal. Tapi harusnya bukan begitu caranya sampai mengata-ngatai istriku.
Sudahlah! Kalau memang dia tak mau lagi denganku tak apa. Toh ia juga masih terlalu muda untukku. Aku bisa mencari wanita yang sepadan denganku. Yeah, iapun masih bisa mencari laki-laki lainnya.

Kuliah hari ini Isna seharusnya mengikuti kelasku. Tapi ia mengirim surat keterangan dokter. Artinya ia tak masuk . Yasudahlah. Mungkin ia masih kesal padaku. Lebih baik aku fokus pada kelasku. Ini awal semster, banyak kerjaan yang menantiku. Apalagi beberapa bulan lagi akan ada penerimaan mahasiswa baru.
"Hey, bagaimana dengan gadismu? Apa kalian putus?" Sekretarisku menyambut kedatanganku di ruangan dengan pertanyaan yang tak ingin kujawab. Aku hanya menaikkan bahu dan mulai tenggelam dalam berkas-berkas yang harus kutandatangani.

Isna's POV

"Dadong, aku mau liburan.. " Aku mencomot kue laklak buatan dadongku yang masih hangat.
"Kamu mau kemana? bukannya libur kamu uda habis?" Dadong melirikku
"Iya. tapi kuliahku udah santai. jadi ga mesti sering-sering kekampus. " Aku berbohong.
"Boleh aja. Tapi kemana? Sama siapa??"
"Sama temen"
"Lha ga sama pacar kamu? Gimana dia jadi ketemu Dadong?" Aduh.. pertanyaan ini lagi yang keluar. Malas sekali rasanya menjawab.
"Ga dong. Isna sama temen-temen kampus. Dia sibuk. Nanti kalo sempat dia menyusul. Mungkin aku agak lama, soalnya aku mau liburan di Bandung." Aku berbohong. Aku tak ingin ada yang tahu kesedihanku.
" Ga ijin sama mama papa lamu? Telfon dulu mereka. Hari ini mereka di Singapura.
"Ga ah. Dadong aja yang bilang sama mereka kalo mereka tanya. Aku naik dulu ya dong! Mau packing. Oya dong, minta uang jajan yaaa!" Aku berlari menuju kamarku. Dadong hanya geleng-geleng kepala melihat tingkahku.

Aku memasukkan sebuah koper besar, tas laptop, tas make up, bodycare set, dan tas tanganku kedalam mobil. Kubilang mobilku akan kutitip dirumah teman karena hampir saja nenek mengantarku kebandara. Aku sebenarnya tidak tau mau kemana. Kalau liburan keluar Bali sendirian kan ga asik.
Kupercepat laju mobilku. "Kemana ya?"

Sejam berjalan aku berhenti di Pepito untuk membeli snacks dan beberapa kaleng minuman. Selanjutnya aku berhenti disebuah Villa. Namanya Villa Unagi. Vila ini berada di canggu. Yeahh lumayan keren untuk liburan sendiri. Well walaupun pasti lebih romantis kalo bawa pasangan.
Setelah check in, seorang butler membantu mengangkat barang-barangku. "Sendirian aja gek?" Tanyanya. "Iya bli. Lagi mumet dirumah." Aku membantu memegangi koperku yang cukup berat. "Oke, sudah. Kalo ada apa-apa hubungi saya ya. Nama saya Koming." Aku mengangguk. Kemudian ia meninggalkanku.
Waah bagus juga villa ini. Begitu aku membuka pintu sudah ada kolam menyambutku. Coba aja ada Rico disini... Pikiranku menerawang. Aku mengingat caranya melumat bibirku. Membayangkan ia ada disini bersamaku. Pasti romantis sekali. "Hmm.. dia sedang apa ya? Dia ingat aku ga ya?" Baru saja aku ingin pergi untuk melupakannya, sekarang malah mengingatnya lagi. Cairan bening menetes di pipiku.
Aku duduk sejenak, kemudian bangun lagi untuk menata isi koperku menaruhnya ke wadrobe desk. Sepuluh menit kemudian aku keluar kamar dengan menggunakan bikini tosca yang sempat diam-diam kubeli saat bersama Rico kemarin.
Aku duduk dipinggir kolam, kakiku sudah masuk duluan kedalam kolam. Hmm... habis ini kemana ya? Aku ingin pergi ke suatu tempat untuk have fun.

Setelah sejam berenang, aku menuju bathroom. Kubasuh tubuhku dan kububuhkan milk & honey shower cream. Aromanya sangat lembut. Aku menyukai aroma tubuhku hari ini. Setelah mandi kubalurkan body cream dengan aroma yang sama ke tubuhku.
Kini aku duduk di meja rias. kuoles pelembab, face primer, foundation dan concealer kewajahku. Dilanjutkan dengan shading, bedak, blush on dan eyeshadow. Kuberi warna dark brown di sudut mataku dan eyeliner yang meruncing agar tercipta kesan smokey eyes. Kurapikan alis dan kugunakan lipstick warna menyala. Aku ingin tampil sempurna hari ini.
Tubuhku kini terbalut dress hitam ketat tanpa lengan. Kupadukan dengan black gold heelsku kini lekuk tubuhku terlihat sempurna! Kusemprotkan Gucci Guilty EDT ke leher dan pergelangan tanganku. Kemudian aku mengambil clutch bag dan berangkat menuju ke night club. Kali ini pilihanku tertuju pada Mirror night club yang terletak di kawasan Petitenget, tak jauh dari villa yang kutempati sekarang.
Waktu menunjukkan pukul 11.20. Club ini ramai juga hari ini. Aku berjalan menyusuri bar dan memesan segelas long island. Banyak orang yang sudah turun ke dance floor, ada juga beberapa yang hanya duduk-duduk sambil open bottle.

"Strong? Yeaah.." Seorang laki-laki bermata hazel menghampiriku. Rambutnya hitam dan bergaya spiky. Lengannya kekar dan tercetak sedikit sixpack dibalik kemeja putihnya.
Aku mencoba tersenyum ramah. ". Are you alone?" ia duduk disebelahku.
"Yes. I am." kami bersalaman. "Whoaa you are so beautyfull. And sexy too."
"Thankyou. You make me blushing." Aku tersenyum malu.
Kami berbincang-bincang sambil cukup lama. Dari pembicaraan kami kuketahui namanya Danny, ia bersal dari Alabama, United States. Ia sosok yang humoris, cute, dan asik diajak bicara. Ia sudah sebulan tinggal disini, mengontrak sebuah villa yang tak jauh dari villa tempat kumenginap.
Setelah kurasa cukup "on" aku mengajaknya ke dancefloor. Dentuman musik dari DJ Yap yang hari ini menjadi guess star membuat suasana terasa semarak. Cukup sesak juga orang-orang yang ada di dance floor. Ada yang sibuk menari, kissing, flirting, dan minum sambil tertawa. Danny beberapa kali memeluk tubuhku untuk melindungiku dari dorongan-dorongan orang dibelakangku. Karna cukup lama aku disini, jadi sudah banyak sekali aku menenggak minuman. Tanpa terasa tububku sedikit oleng. "Are you drunk?" Danny memastikN keadaanku. "Yes a bit. But i'm okay." Aku bersandar pada dadanya. Dada ini cukup nyaman. Aroma citrus tercium dari tubuhnya dan memabukkanku. Aku melingkarkan tanganku ke lehernya. Refleks ia memeluk pinggangku.

Tak tahu siapa yang mendahului, lidah kami sudah saling berpagutan satu sama lain. Semakin lama kulumannya semakin kuat. Tangannya kini meremas pantatku. Aku mengerang kegelian. Ia menarikku kesofa yang berada di sudut dance floor. Aku berada dipangkuannya. Kini ia menggerayangi pahaku tanpa melepas pagutannya dibibirku. Aku menikmati bibirnya yang sexy. Rasanya manis dan kenyal. Ia menyusuri telingaku, bermain dengan lidahnya disana. Aku semakin terangsang. Kemudian ia meremas dadaku sambil menggigit kecil leherku. Kini logikaku tak berjalan lagi. Aku baru saja beberapa jam mengenalnya dan kini aku sudah saling melumat dengan liar ditempat umum. Mungkin pengaruh alkohol dan suasana hati yang buruk menguasaiku malam ini sampai aku menggila begini.
"Ohh you are hot baby. I will spend night together with you!" Ia sibuk melahap lidahku sambil meracau. Aku senang dengan ekspresinya kali ini, ia penasaran sekaligus horny seakan-akan ingin memangsa tubuhku dengan cepat.

I Love You Oom !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang