Let's Get Married

24.3K 934 8
                                    


Setelah membuka pintunya ternyata buyar sudah fantasiku. Ia tak mengganti pakaiannya. "Nih, buat kamu." Ia memberikanku sebuah kotak dibalut kantong hitam. Ia juga memberikanku ponselnya.

"Apa ini?" Aku penasaran dan membukanya.

"Sayang kamu gila! i...ini Rolex Cellini Times. Kamu dapet darimana?"

"Beli lah! Masak ngerampok? Kebetulan ada satu yang jual waktu kita di Beachwalk. Itupun cuma ada satu. Lumayan lah daripada aku jauh-jauh beli di PIM."

"Bukan itu maksudku seweety. Kamu dapet uang dari mana? Kamu tau kan jam ini ga murah? harga jam ini sampe sembilan digit rupiah."

"Well aku menghabiskan separuh tabunganku untuk beli itu. Yaa awalnya uang itu mau aku pake jalan-jalan ke Paris. Err tapi ya sudah lah. Ini bukti keseriusanku sama kamu. Aku gak mau beli cincin karna itu tugas kamu membelikannya di pernikahan nanti."

"Sweetie.. kamu... Oh My God." Aku mendorongnya ke tempat tidur. Kini posisiku berada diatasnya. Kutatap matanya dan kubelai lembut rambutnya.

"Aku cinta kamu Isna..."

Aku mengecup bibirnya yang mungil. Ia membalas kecupanku dengan melumat bibir bawahku. Tangannya menjambak rambutku. Ia memagut bibirku dengan kasar. Whoaa.. apa-apaan ini? Kakinya kini melingkar dipinggangku seolah mengikatku agar tak menjauh darinya. Kini bibirnya turun ke telinga dan leherku. Ia menikmati seluruh bagian leherku. Tangannya mencengkram dadaku dam mendorong tubuhku. Kini posisinya mendudukiku. Aku meremas dadanya. Ia menggelinjang dan melanjutkan ciuman panasnya didadaku. Milikku mengeras. Apakah ini gadisku? Ia terasa sangat berbeda. Lebih sexy dari biasanya. Ia membuatku melayang. Saat aku ingin membuka pakaiannya, ia menghentikan permainannya.

"Kenapa?" Aku penasaran

"Nikahi aku." Ia menggigit bibirku

"Ya nikahi aku honey... Jadilah milikku selamanya."

"Kamu serius?" Ia mengangguk

"Hm... baiklah. Kau mempermainkanku sayang kamu lihat apa yang kau lakukan dengan milikku." Ia tersenyum nakal.

"Kamu sendiri yang bilang ingin menikahiku dulu. Aku janji akan memberi semuanya setelah sah nanti."

😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊

Isna's POV

Hari ini adalah hari yang sangat bahagia. Sepulang dari liburan aku membuat terkejut keluarga besarku dengan keputusan ingin menikah. Setelah melalui perdebatan, adegan tangis menangis, pembicaraan serius, dan ribetnya persiapan pernikahan akhirnya sampailah aku di hari ini. Hari pernikahan kami. Hari pernikahanku dengan dosen tercintaku, Bapak Putu Rico Surya Adiraharja.

Berita ini juga cukup menghebohkan pihak kampus hingga kami sempat dipanggil oleh pihak fakultas. Tapi akhirnya semua berjalan dengan lancar. Walaupun memang pasti ada saja perdebatan-perdebatan kecil yang kulakukan. Tapi ia dengan bijak menenangkan dan memberi solusi. Ahh... bahagianya ia jadi milikku sekarang.

Kini aku telah resmi menyandang gelar Nyonya Adiraharja. Ia melingkarkan sebuah cincin emas putih yang bertahtakan 15 berlian yang berarti tanggal pernikahan kami dan juga berarti jarak 15 tahun bukan menjadi halangan, namun dapat melingkar dan mengikat dengan sempurna.

Yah ini dia, pengantin laki-lakiku. Ia nampak tampan dengan payas agung khas Bali bak seorang raja berdiri disebelahku. Aku juga cukup anggun dengan menggunakan Payas agung modern. Kepalaku dihias dengan susunan bunga emas, kain yang membalutku juga adalah songket plum yang ditenun dengan benang emas, dihiasi kain sutra yang menjuntai bagai ekor merak dibelakangku. Keluargaku tak kalah menarik dengan menggunakan setelan kebaya dan baju safari berwarna ungu dan balutan kain silver.

Setelah melewati ribetnya prosesi pernikahan kami kemarin, hari ini dilanjutkan dengan pesta resepsi pernikahan. Aku menggunakan dress tanpa lengan berwarna hijau pastel bertaburan kristal swarovski yang menjuntai panjang. Kesan mewah terlihat jelas dari gaun ini. Rambutku dirangkai melingkar-lingkar membentuk gelungan berpola bunga mawar dan dihiasi tiara swarovski. Aku menatap suamiku yang tampak gagah dengan jas hijau pastel dan celana putih. Ia nampak tampan walu usianya tak muda lagi.

Aku dengan bangga melingkarkan tanganku dilengannya. Diiringi musik khas pengantin aku duduk dipanggung yang dihiasi rangkaian bunga mawar dan tulip. Dibawah bintang-bintang kami merayakan garden wedding dwngan meriah. Cukup banyak juga tamu uansangan yang datang. Dari teman-temanku, staff kampus, keluarga, teman-teman rico, dan juga relasi kantor papaku. Cukup melelahkan mengingat kami berjam-jam bersalaman dan berfoto dengan ratusan orang.

Siapa sangka aku bisa menikahi dosenku sendiri? eh maksudku aku dinikahi dosenku? Hmm.. aku sangat-sangat bersyukur kau memberikan om-om ini untukku. I Love You Oom 😙😙

I Love You Oom !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang